Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Bisnis Melampaui Tantangan Global, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Makin Kuat

Melampaui Tantangan Global, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Makin Kuat

0
Melampaui Tantangan Global, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Makin Kuat (Dok Foto Kemenkeu 26/04/2004)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah mengungkapkan bahwa meskipun ekonomi global mengalami stagnasi dan pasar keuangan mengalami gejolak, perekonomian Indonesia berhasil tumbuh dengan kuat. Pada triwulan pertama tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,1 persen (yoy), didorong oleh permintaan domestik yang tinggi dan dukungan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Prestasi ini juga membawa dampak positif dengan menurunnya tingkat pengangguran terbuka.

Mengutip dari website Kemenkeu, Menurut Sri Mulyani, “Di tengah ketidakpastian dunia, perekonomian Indonesia terus menunjukkan ketangguhan. Hal ini tercermin dari pertumbuhan yang dicapai pada triwulan I ini. Kualitas pertumbuhan juga meningkat, terutama dalam penciptaan lapangan kerja yang signifikan, yang mampu menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menjadi di bawah tingkat pra-pandemi. Ke depan, APBN akan terus dioptimalkan untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, mendukung percepatan pertumbuhan, dan menciptakan lapangan kerja.”

Dari segi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) masing-masing tumbuh sebesar 4,9 persen dan 24,3 persen (yoy). Pertumbuhan ini didorong oleh inflasi yang terkendali, peningkatan aktivitas ekonomi selama Ramadan, kenaikan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN), pemberian Tunjangan Hari Raya (THR), dan aktivitas terkait Pemilu 2024.

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) tumbuh dua digit sebesar 19,9 persen (yoy), yang didukung oleh kinerja belanja pegawai dalam APBN, terutama melalui kenaikan gaji ASN dan pemberian THR. Di sisi lain, belanja barang dan belanja sosial yang merupakan bagian dari PKP juga meningkat cukup signifikan, menyumbang 1,1 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, pertumbuhan investasi tercatat sebesar 3,8 persen (yoy), dengan sektor swasta tumbuh sebesar 22,1 persen (yoy) dengan distribusi investasi yang seimbang antara Jawa dan luar Jawa.

Selain itu, tren perlambatan ekonomi global turut mempengaruhi pertumbuhan ekspor dan impor Indonesia. Namun, sektor-sektor unggulan seperti manufaktur dan perdagangan tetap tumbuh positif. Sektor pertanian mencatatkan kontraksi sebesar 3,5 persen (yoy) dipengaruhi oleh faktor musiman.

Peningkatan mobilitas masyarakat juga mendukung pertumbuhan sektor pariwisata, dengan sektor transportasi dan akomodasi masing-masing tumbuh sebesar 8,7 persen dan 9,4 persen (yoy).

Secara geografis, pertumbuhan positif juga terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Pulau Jawa, sebagai kontributor utama perekonomian, tumbuh relatif kuat sebesar 4,8 persen (yoy). Sedangkan pengembangan industri hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) menjadi faktor utama pertumbuhan di Sulawesi dan Maluku-Papua dengan pertumbuhan masing-masing 6,4 persen dan 12,2 persen (yoy), diikuti oleh Kalimantan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2 persen (yoy).

Pertumbuhan ekonomi yang solid juga berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja nasional dan menurunkan secara signifikan tingkat pengangguran terbuka (TPT) serta proporsi pekerja informal. Penurunan proporsi pekerja informal ini merupakan indikasi positif terhadap peningkatan kualitas tenaga kerja secara nasional.

Namun, masih ada beberapa risiko global yang perlu diatasi, seperti ketidakpastian arah kebijakan FED, eskalasi tensi geopolitik, dan disrupsi rantai pasok global. Untuk mengantisipasi dinamika global tersebut, sinergi dan koordinasi dengan otoritas lain, khususnya otoritas moneter dan sektor keuangan, akan diperkuat untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Pemerintah akan terus memantau dan menilai potensi dampak dari dinamika global terhadap ekonomi domestik serta kondisi fiskal. APBN akan tetap dioptimalkan sebagai alat penyerap kejutan untuk menjaga daya beli masyarakat dan momentum pertumbuhan ekonomi.

Exit mobile version