Ekonomi Global Berguncang, OJK Pastikan Perbankan Nasional Siap Hadapi Dampaknya

0
225
Ekonomi Global Berguncang, OJK Pastikan Perbankan Nasional Siap Hadapi Dampaknya
Ekonomi Global Berguncang, OJK Pastikan Perbankan Nasional Siap Hadapi Dampaknya (Ilustrasi Foto)
Pojok Bisnis

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai bahwa industri perbankan nasional masih dapat mengelola risiko yang timbul akibat penguatan dolar Amerika Serikat dengan baik. Hasil uji ketahanan yang dilakukan OJK menunjukkan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah tidak secara signifikan memengaruhi permodalan bank, karena posisi devisa neto perbankan Indonesia masih rendah dan secara umum positif.

Bantalan permodalan perbankan yang kuat diyakini mampu menangani fluktuasi nilai tukar rupiah dan suku bunga yang tetap tinggi. Saat ini, sekitar 15 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan dalam bentuk valuta asing, dan DPK valas masih tumbuh baik secara tahunan maupun dibandingkan dengan awal tahun ini.

Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah dapat memberikan dampak positif terhadap ekspor komoditas, yang diharapkan dapat mengimbangi penarikan dana non-residen dan mendorong penggunaan komponen dalam negeri dalam produksi. OJK secara rutin melakukan uji ketahanan terhadap perbankan nasional dengan mempertimbangkan risiko kredit dan pasar.

OJK tetap mengawasi dengan cermat untuk memastikan bahwa risiko yang timbul akibat pelemahan nilai tukar dan suku bunga termitigasi dengan baik oleh setiap bank. Bank juga diminta untuk terus memantau dampak potensial dari perkembangan ekonomi global dan domestik serta mengambil langkah mitigasi yang diperlukan.

PT Mitra Mortar indonesia

Imbauan Terhadap Masyarakat agar Tidak Panik menghadapi Berita Gejolak Politik yang Terjadi!

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengajak masyarakat untuk tetap tenang menghadapi gejolak geopolitik global saat ini. Dia menekankan pentingnya ketenangan dan kerjasama antar-otoritas dalam menghadapi dinamika ekonomi global.

Dian menyoroti penguatan dolar AS terhadap mata uang lainnya, dipicu oleh kebijakan suku bunga yang tinggi di AS dan ketidakpastian inflasi. Sementara itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah menimbulkan kekhawatiran akan perang yang dapat mempengaruhi perekonomian dunia.

Kenaikan tensi geopolitik dan ketidakpastian global ini menyebabkan dolar AS, sebagai aset safe haven, semakin diminati oleh pelaku pasar. Di sisi lain, ekonomi domestik terpengaruh oleh situasi geopolitik global, tercermin dari data inflasi Indonesia yang meningkat pada Maret 2024. Meskipun demikian, inflasi masih dalam rentang target yang ditetapkan.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan