Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Bisnis Analisis Dampak Kemenangan Prabowo-Gibran Terhadap Perekonomian Indonesia

Analisis Dampak Kemenangan Prabowo-Gibran Terhadap Perekonomian Indonesia

0
Analisis Dampak Kemenangan Prabowo-Gibran Terhadap Perekonomian Indonesia (Dok Foto: Bloomberg)

Pasangan capres nomor urut 2, Prabowo-Gibran, saat ini masih unggul berdasarkan quick count dan real count Pemilu 2024. Pasangan ini berhasil meraih dukungan sebesar 58,37% dari total suara yang sudah dihitung, mencapai 70,84%.

Lantas, bagaimana perkiraan dampak pemerintahan Prabowo-Gibran terhadap perekonomian Indonesia?

Nailul Huda dari Ekonom Center of Economic and Law Studies (CELIOS) menyatakan bahwa kemenangan Prabowo-Gibran kemungkinan tidak akan mengubah nasib Indonesia secara signifikan.

Hal ini disebabkan karena agenda yang diusung oleh pasangan nomor urut 2 ini mirip dengan kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama dua periode kepemimpinannya.

Perubahan Kebijakan yang Tidak Berbeda Jauh dengan Presiden Jokowi

“Kebijakan yang diperkirakan akan diadopsi oleh Prabowo-Gibran kemungkinan besar tidak mengalami perbedaan signifikan dengan kebijakan Jokowi, yang tetap memusatkan perhatian pada pengembangan infrastruktur dan pembangunan fisik dalam skala besar. Dengan strategi yang serupa, pertumbuhan ekonomi Indonesia kemungkinan tetap berada di kisaran 5%,” ungkap Nailul dalam pernyataannya pada Minggu (18/2/2024).

Apalagi jika komposisi kabinet Prabowo-Gibran kemungkinan besar tidak mengalami perubahan signifikan, kebijakan yang diambil dapat tetap sejalan dengan pemerintahan sebelumnya dan tidak memberikan dampak yang besar.

Nailul juga mengingatkan tentang kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran. Megaproyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan program makan siang gratis dianggap dapat memberikan tekanan pada APBN.

” APBN diperkirakan akan mengalami beban yang lebih besar jika kebijakan yang diterapkan oleh Jokowi tetap berlanjut dan program-program baru dari Prabowo-Gibran diimplementasikan. Pemberian makan siang gratis dan kebijakan lainnya berpotensi menguras APBN,” peringatannya.

“Larinya akan menuju kepada peningkatan utang negara. Jika kebijakan masih terlalu boros, saya memperkirakan utang bisa meningkat 1,5 hingga 2 kali lipat pada tahun 2029. Ini perlu mendapat perhatian serius,” tambahnya.

Kebijakan Yang Bisa Memberi Kejelasan Bagi Para Investor

Di sisi lain, Mohammad Faisal, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, melihat bahwa keputusan Prabowo-Gibran untuk melanjutkan program Jokowi dapat memberikan kejelasan arah kebijakan bagi para investor.

“Sudah terlihat arah kebijakan ke depan, Prabowo-Gibran jelas melanjutkan kebijakan Jokowi sehingga bagi para investor, kejelasan dan prediktabilitas kebijakan sudah tampak,” terang Faisal.

Faisal memprediksi bahwa ekonomi Indonesia pada tahun 2024 akan mengalami sedikit penurunan hingga mencapai 5%. Namun, ia mencatat bahwa kelemahan dari 10 tahun pemerintahan Jokowi, termasuk masalah good governance, dapat menjadi kekhawatiran di masa depan.

” Salah satu dari permasalahan tersebut adalah isu good governance yang menjadi sorotan dari sebagian investor, pelaku usaha, dan masyarakat. Itu menjadi kekhawatiran ke depan, bersama dengan kelanjutan kebijakan pembangunan yang memiliki banyak kelemahan selama 10 tahun terakhir. Selain itu, kualitas distribusi pendapatan dan penanganan masyarakat miskin yang kemungkinan masih bergantung pada bantuan sosial dan kurang memusatkan pada pemberdayaan ekonomi masyarakat bawah,” ungkap Faisal.

Exit mobile version