Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Bisnis Mewujudkan Ekonomi Inklusif di ASEAN: Peran Penting Sektor Swasta

Mewujudkan Ekonomi Inklusif di ASEAN: Peran Penting Sektor Swasta

0
Mewujudkan Ekonomi Inklusif di ASEAN: Peran Penting Sektor Swasta

Sektor swasta di kawasan ASEAN perlu mengadopsi model bisnis inklusif sebagai langkah penting dalam mewujudkan pertumbuhan signifikan dalam ekonomi digital. Ini bukan sekadar tentang kerjasama dengan dewan bisnis lainnya, tetapi juga tentang menjadi motor penggerak utama di balik peningkatan ekonomi digital di wilayah ini.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang berbicara dalam ASEAN Business and Investment Summit (ABIS) 2023, sektor swasta harus aktif mengambil peran dalam memanfaatkan peluang pertumbuhan baru.

Salah satu caranya adalah dengan memperkuat hubungan dengan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan mendukung upaya inklusif serta kolaboratif dalam agenda dan inisiatif ASEAN.

Sektor Publik dan Swasta Harus Bersatu

Airlangga juga menekankan bahwa proyek-proyek ASEAN tidak beroperasi secara terpisah dari dinamika global, sehingga sektor publik dan swasta harus bersatu untuk mengurangi risiko fragmentasi rantai pasokan global dan regional yang dipengaruhi oleh geopolitik.

Ini melibatkan upaya bersama dengan mitra dan platform lainnya untuk membangun arsitektur perdagangan dan ekonomi multilateral yang terbuka, inklusif, dan berlandaskan aturan.

Selain itu, sektor swasta di ASEAN harus mengoptimalkan sumber daya, jaringan, teknologi, dan keahlian mereka untuk menghadapi tantangan sosio-ekonomi dan perubahan iklim di wilayah ini.

Ini mencakup dukungan aktif terhadap inovasi, penyebaran, dan adopsi teknologi untuk meningkatkan ketahanan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Perekonomian ASEAN telah mencatat pertumbuhan yang positif dalam satu dekade terakhir, dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 4-5 persen. Kawasan ASEAN adalah salah satu perekonomian terbesar di dunia, menjadi eksportir terbesar ke-4, dan pada tahun 2022, menjadi tujuan investasi langsung asing (FDI) terbesar ke-2.

Perkuat Integrasi Pasar Regional

Untuk merespons hal ini, Indonesia, dengan tema Kepemimpinan ASEAN Indonesia pada tahun 2023 yaitu “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth,” telah mengambil inisiatif untuk memperkuat integrasi pasar regional melalui peningkatan Free Trade Agreement ASEAN-Australia-Selandia Baru, memperkenalkan transaksi mata uang lokal dan interoperabilitas pembayaran digital, serta mempromosikan ASEAN Industry Project Based Initiative.

Dalam konteks ABIS tahun ini dengan tema “ASEAN Centrality: Innovating towards Greater Inclusivity,” Airlangga mengimbau sektor swasta ASEAN dan komunitas bisnis secara lebih luas untuk berkontribusi aktif dalam mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2025.

Terutama, Asosiasi Bisnis Asia Tenggara (ABAC) harus berperan dalam memperkuat perdagangan dan kolaborasi antara negara-negara anggota ASEAN.

ABIS adalah bagian dari rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang diselenggarakan dari 5 hingga 7 September 2023 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.

Presiden RI Joko Widodo akan membuka KTT ke-43 ASEAN dan memimpin serangkaian pertemuan penting yang mencakup berbagai aspek hubungan ASEAN dengan mitra internasional.

Exit mobile version