Kalimantan Timur – Program kartu kendali bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi ( fuel card) segera diterapkan Pertamina di Berau, Kalimantan Timur.
Sebanyak enam Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang menjual BBM bersubsidi, terutama yang berlokasi di kota Tanjung Redeb, akan menjadi tempat pelaksanaan.
“Program ini sudah kami laksanakan di Balikpapan, Samarinda, Bontang, dan cukup sukses mengendalikan distribusi BBM bersubsidi,” kata Humas PT Pertamina Patra Niaga Susanto Satria, di Berau, Selasa(30/9).
Susanto Satria menjelaskan efektivitas fuel card diyakini karena semua aktivitas pembelian BBM bersubsidi tercatat lengkap. Saat pemegang kartu membeli solar, misalnya, bukan hanya jumlah liter atau volume BBM yang dicatat sistem, tapi juga identitas kendaraan.
Apalagi pelaksanaan penggunaan fuel card dibarengi dengan penegakan aturan, diantaranya hanya kendaraan yang tertera identitasnya di kartu itu saja yang bisa mengisi tangkinya dengan BBM bersubsidi.
“Kendaraan tanpa fuel card disilakan membeli BBM non subsidi,” katanya.
Untuk mendapatkan fuel card sendiri dibutuhkan sejumlah persyaratan, diantaranya kendaraan tersebut harus lunas pajak-pajaknya. Satu fuel card berlaku hanya untuk satu kendaraan.
“Kami sudah berkomunikasi dengan Bupati Berau pada Juli lalu dan beliau menyambut baik,” kata Satria.
Menurut catatan Pertamina Patra Niaga, penyaluran solar bersubsidi di Berau sudah 12 persen melebihi jatah yang ditentukan.
Dalam rentang waktu dari Januari hingga 14 Agustus 2022 ini, Berau sudah mengonsumsi 13.811 kilo liter solar, sementara jatahnya adalah 12.285 kilo liter.
Harga solar subsidi saat ini adalah Rp5.150, dimana harga sesungguhnya tanpa subsidi adalah Rp19.150, atau pemerintah memberi subsidi Rp13.000 per liter.