Label yang kerap dijumpai pada produk fesyen sepeti kaus, kemeja, jaket, jas, jeans, topi, tas, sepatu merupakan usaha yang kurang dilirik. Padahal pasar dan kebutuhan akan usaha jasa pembuatan label ini sangat besar.
Menurut pengamat kewirausahaan, Bambang Wahyu Purnomo, usaha pembuatan label ini sudah pasti diperlukan oleh usaha konveksi rumahan, garmen, distro, dan usaha pembuatan pakaian borongan dan maklon.
Meski hanya bagian kecil dari sebuah pakaian namun usaha ini cukup potensial untuk dijalankan. Apalagi jumlah pelaku usahanya tidak terlalu banyak. Padahal kebutuhan label akan tumbuh seiring dengan perkembangan produk garmen dan konveksi.
“Di Bandung saja saya rasa nggak lebih dari 10 pelaku usaha pembuat label ini,” terang Bambang meyakinkan.
Senada dengan Bambang, Direktur Eksekutif Bandung Creative City Forum (BCCF), Vicky Satari juga mengatakan bahwa usaha pembuatan label skala rumahan masih minim persaingan. Menurutnya, pelaku usaha label ini paling banyak baru 1% dari total pelaku usaha garmen dan konveksi.
Hal ini juga disebabkan karena beberapa konveksi sudah memproduksi labelnya sendiri, tapi masih sangat banyak yang tidak memikirkan label dan menyerahkan pada usaha rumahan pembuat label.
Dari produk fesyen saja, kebutuhan label sangat besar belum lagi untuk bidang usaha lainnya seperti kemasan produk UKM seperti label untuk kemasan produk dalam plastik, label pada produk minuman, label pada produk-produk ritel seperti label harga, barcode, hingga label untuk kebutuhan lainnya.
Menurut Maria Magdalena, produsen yang menyediakan jasa pembuatan label dan kemasan bagi usaha kecil ini mengatakan, bahwa saat ini masih sangat banyak produk UKM yang belum dikemas dengan bagus dan minimnya informasi produk yang bisa disampaikan lewat label.
Harus Kreatif
Meski peluangnya masih terbuka lebar, namun pelaku usaha yang bergerak di bidang pembuatan label ini tak boleh lengah dan harus kreatif. Bentuk kreativitas dapat ditunjukkan melalui pemilihan bentuk label, penempatan label pada produk dan memberikan nilai lebih dari label.
Untuk produk fesyen pakaian saja, jika biasanya label hanya disimpan di bagian leher pakaian, mengapa label tidak dijadikan aplikasi pada pakaian. Bukan hanya itu, dalam label yang biasanya terbuat dari kertas, kain juga bisa ditambahkan hologram sebagai security system terutama pada pakaian garmen yang banyak di jual di mal.
Di samping itu salah satu pelaku usaha yang juga cukup kreatif membuat label adalah Ikwan Hakiki, pemilik spesialis produsen label sablon dengan label Hook Straps. Enggay begitu ia disapa berhasil membuat label pakaian, jaket, tas dan lainnya dengan cara sablon dan dipres (dipanaskan) dengan setrika.
Dengan teknologi sederhana namun menghasilkan label unik dan tahan lama membuat usahanya yang baru berjalan 3 bulan itu melejit bak meteor.
“Saya cukup bersyukur, meski baru 3 bulan sudah ada 20 distro di Jakarta yang minta dibuatkan label sablon ke saya,” ujarnya yang mampu meraup omset 15 juta/bulan.
Selain Enggay, ada pula Taufik Triwidyanto yang berhasil meraup untung besar dari usaha pembuatan hangtag label, plastik kemasan dan shopping bag. Dari pembuatan label pakaian, tas, jaket dan sepatu dari bahan kertas ini ia mampu meraih keuntungan Rp 9 juta atau 60% dari omset setiap bulan.
Sasar Konveksi Rumahan
Kunci sukses segelintir pelaku usaha label tidak lepas dari tepatnya menyasar target market dari usaha pembuatan label ini. Menurut Bambang, sasar pelaku usaha konveksi rumahan, distro, usaha maklon pakaian, butik. Jangan dulu menyasar perusahaan besar seperti Nike dan Adidas yang biasanya telah memiliki tempat maklon pembuatan label ke perusahaan label kelas pabrikan.
“Usaha kecil (konveksi rumahan) biasanya tidak mampu punya mesin pembuat label yang mahal, jadi dipastikan mereka akan memaklonkan pembuatan label ini,” papar Vicky, pemilik distro besar di Bandung yang juga memaklonkan pembuatan kaos distronya.
Sementara itu, bagi pelaku usaha baru yang bergerai di bidang pembuatan label harus lebih agresif mengenalkan usahanya ke beberapa konveksi atau usaha garmen agar lebih dikenal. Cara yang dapat dilakukan, selain mendatangi secara door to door, memberikan diskon, pemasaran melalui internet dan media cetak juga mampu membuat semakin banyak pelaku usaha yang mengetahui usaha yang ditawarkan. Agar lebih menarik berikan potongan harga atau diskon dengan minimal pemesanan label.