Bulan Ramadan kembali menjadi momentum strategis bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), terutama di sektor kuliner, untuk meningkatkan pendapatan. Sekretaris Kementerian UMKM, Arif Rahman Hakim, menegaskan bahwa bulan suci ini selalu membawa peluang besar bagi para pengusaha makanan dan minuman.
“Kita bisa melihat bagaimana tahun lalu fenomena ‘war takjil’ yang viral di media sosial berhasil mendongkrak penjualan UMKM di sektor kuliner. Harapannya, tren ini kembali terjadi tahun ini,” ujar Arif dalam sebuah konferensi pers, Senin (3/3/2025).
Menurut Arif, pemerintah terus berupaya memberikan berbagai kemudahan bagi pelaku UMKM agar mereka dapat memaksimalkan potensi yang ada. Fasilitas yang disediakan mencakup kemudahan perizinan usaha, penyediaan ruang dagang di area publik, pengawasan kualitas produk, hingga dukungan pendanaan.
“Melalui berbagai kebijakan ini, pemerintah ingin memastikan para pelaku UMKM bisa berjualan dengan aman dan nyaman. Selain itu, kami juga melakukan pengawasan terhadap produk makanan yang dijual, agar tetap memenuhi standar keamanan pangan,” tambahnya.
Berbagai kemudahan tersebut diharapkan dapat membantu UMKM meningkatkan daya saing dan memperbesar peluang keuntungan mereka sepanjang bulan Ramadan.
Indeks Keyakinan Konsumen Semakin Meningkat
Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mengalami peningkatan setiap menjelang Ramadan dalam periode 2020–2023. Optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi menjadi faktor utama yang mendorong peningkatan transaksi di sektor UMKM.
Di subsektor kuliner, Kementerian UMKM mencatat bahwa sekitar 2,9 juta pelaku usaha bergerak di bidang ini. Sementara itu, data dari Kementerian Perindustrian menunjukkan bahwa pada triwulan III tahun 2024, industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 5,82 persen, melampaui pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional yang sebesar 4,95 persen.
Kontribusi sektor makanan dan minuman terhadap PDB industri pengolahan nonmigas pun mencapai 40,17 persen, menjadikannya subsektor dengan sumbangan terbesar terhadap perekonomian nasional.
Ramadan, Momen Emas UMKM Kuliner
Hasil penelitian dari Departemen Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) yang dilakukan oleh Zahra Kemala Nindita Murad mengungkapkan bahwa momen buka puasa menjadi pendorong utama perputaran uang di sektor UMKM selama Ramadan. Tradisi berbuka bersama yang melibatkan keluarga, teman, hingga rekan bisnis menjadi faktor utama peningkatan transaksi di sektor ini.
Salah satu pelaku UMKM kuliner yang merasakan manfaat besar dari Ramadan adalah Farida, pemilik usaha Pempek Nyai di Kota Sukabumi. Sejak merintis bisnisnya pada akhir 2019, setiap Ramadan ia mengalami lonjakan omzet yang signifikan.
“Saat bulan puasa, pendapatan saya bisa meningkat tiga kali lipat dari biasanya, yang berkisar antara Rp30 juta hingga Rp40 juta per bulan,” ungkap Farida.
Meskipun pempek bukan makanan pokok dan bukan kuliner khas Sukabumi, menu ini tetap banyak diminati saat berbuka puasa. Selain itu, Pempek Nyai juga menawarkan paket hampers Lebaran yang semakin diminati masyarakat.
“Saat Lebaran, orang mulai mencari makanan segar. Cuko khas pempek kami menjadi pilihan favorit untuk melengkapi hidangan mereka,” tambahnya.
Bisnis Kuliner Urban Juga Ikut Mendulang Cuan
Tak hanya UMKM tradisional, bisnis kuliner modern yang telah menjadi bagian dari gaya hidup urban juga merasakan lonjakan penjualan selama Ramadan. Sammy, CEO Lawless Burgerbar Asia, mengungkapkan bahwa Ramadan selalu membawa peningkatan permintaan bagi bisnisnya, terutama di pekan kedua hingga akhir bulan puasa.
“Pada minggu pertama Ramadan, biasanya orang lebih banyak berbuka di rumah atau dengan keluarga. Namun, menjelang akhir bulan puasa, penjualan kami mulai meningkat,” jelas Sammy.
Menariknya, lonjakan penjualan terbesar justru terjadi setelah Idulfitri. Menurut Sammy, setelah sebulan berpuasa, masyarakat cenderung ingin menikmati makanan favorit mereka di luar rumah.
“Setelah Lebaran, penjualan kami melonjak drastis. Kami bahkan harus merekrut pekerja tambahan untuk memenuhi permintaan pelanggan,” ungkap Sammy, yang juga dikenal sebagai bassist band metal Seringai.
Sebagai bisnis kuliner yang telah beroperasi sejak 2017 dan memiliki omzet di atas Rp15 miliar per tahun, Lawless Burgerbar sudah memiliki strategi matang dalam menyambut Ramadan.
“Tahun ini kami menyiapkan menu spesial Ramadan, paket berbuka puasa, serta pilihan menu untuk acara kumpul bersama. Selain itu, kami juga memastikan kesiapan operasional di seluruh outlet kami,” tutup Sammy.