Sektor UMKM merupakan salah satu sektor yang terdampak pandemi Covid-19. Kementerian Koperasi dan UKM mengatakan, 90% UMKM kegiatan usahanya terganggu akibat pandemi. Aturan seperti pembatasan interaksi sosial, lockdown, hingga penutupan tempat wisata membuat UMKM kesulitan menemukan pasar yang membuat UMKM merugi hingga gulung tikar.
Data dari Kementerian Keuangan menyebutkan, UMKM menyumbang 61,1% terhadap PDB dan 97% terdapat penyerapan tenaga kerja. Lesunya perekonomian mikro dan menengah ini turut berpengaruh pada perekonomian nasional secara keseluruhan.
“Di krisis tahun 1998 dan 2008, UMKM masih menjadi penguat perekonomian nasional. Di tahun 2020, pandemi mempengaruhi segala sektor, bahkan secara global. Aktivitas ekonomi juga menjadi terbatas, (karena hal ini) performa UMKM menjadi tidak sebaik sebelumnya,” ungkap Ludiro, S.E, MM, Direktur Sistem Manajemen Investasi, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan RI.
Dalam acara Niagahoster Media Meet-Up, perusahaan web hosting Niagahoster dan Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Perbendaharan membagikan optimisme dan keyakinan akan pulihnya kondisi perekonomian UMKM di tahun 2021. Inisiatif pemerintah seperti program vaksinasi, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dan digitalisasi merupakan dorongan agar UMKM dapat bangkit di tahun ini.
“Perlu adanya sinergi antar instansi. Baik antar kementerian, pemerintah dengan daerah, maupun pemerintah dengan swasta. Hal ini supaya pelaksanaan program tepat sasaran dan tepat guna, dan betul-betul memberi manfaat bagi pemulihan UMKM pasca pandemi,” ungkap Ade Syah Lubis, CEO Niagahoster.
Prioritas Program Pemerintah untuk UMKM
Ludiro menyampaikan, UMKM Indonesia mengalami beberapa permasalahan klasik dalam mengembangkan bisnis. Antara lain, sulit menembus pasar global, belum produktif, hingga kekurangan layanan finansial. Pandemi membuat kondisi UMKM semakin tidak menentu dengan berkurangnya permintaan dari pasar, yang membuat UMKM kesulitan menyeimbangkan proses produksi dan pemasaran.
“Sebelum pandemi pun pemerintah sudah melakukan kebijakan seperti; mempercepat perizinan, memberikan bunga pinjaman ringan, pendampingan usaha, hingga penurunan tarif pajak. Di masa pandemi kami mengakselerasi program-program tersebut,” ucap Ludiro, S.E, MM.
Pada tahun 2020, pemerintah merealisasikan program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) yang mencakup restorasi di sektor kesehatan, perlindungan sosial, UMKM, dan lainnya. Hingga saat ini, realisasi sementara kluster dukungan untuk UMKM sudah mencapai 96,6% dari pagu anggaran atau sebesar Rp112,4 Triliun.
“Tahun 2021 masih menjadi tahun yang menantang untuk UMKM. Namun beberapa inisiatif ini membuahkan hasil positif bagi perekonomian secara keseluruhan, antara lain dengan kembalinya IHSG ke angka sebelum Covid dan pertumbuhan perekonomian yang mulai positif secara kuartal ke kuartal,” ungkap Dwi Apriany Kepala Subdit Kredit Program dan Investasi Lainnya, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan RI.
Harus Ada Dukungan Dari Swasta
Penanganan UMKM memerlukan kolaborasi dan dukungan berbagai pihak, baik dari pusat hingga daerah. Pengadaan bantuan langsung, pemberian kursus, penyediaan fasilitas internet, dan lainnya juga dapat dieksekusi oleh perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak di bidangnya.
Salah satu perusahaan penyedia layanan web-hosting Niagahoster melihat peluang tersebut dengan meluncurkan program Etalase Digital. Program ini adalah program pelatihan UMKM yang dilakukan secara daring, mencakup topik seputar pentingnya go online, membuat website dengan WordPress, membuat konten, branding, hingga digital marketing,
“Di awal pandemi, di kuartal II 2020, kami mencatat kenaikan jumlah pemilik bisnis yang membuat website. Kenaikannya sebesar 18,99% dari tahun sebelumnya. Tidak semua (dari para pemilik bisnis ini) memiliki kemampuan teknis yang cukup atau sudah mahir di dunia online. Kami memberikan solusi untuk mereka,” ucap Ade Syah Lubis.
Ade menilai, tantangan selanjutnya untuk UMKM di tahun 2021 adalah menaikkan kelas dan meningkatkan daya saing. UMKM yang tergabung dalam program Etalase Digital ini akan memiliki toko online di mesin pencari, yang dapat diakses oleh pasar yang lebih luas, dan dapat membangun branding-nya secara mandiri.
“Ini PR bersama bagi industri di bidang teknologi untuk menciptakan iklim digitalisasi yang semudah mungkin, secepat mungkin bagi pelaku UMKM. Tahun 2021 adalah waktu yang tepat untuk membangkitkan kembali semangat UMKM go digital,” ucap Ade Syah Lubis.