Perkenalan pria yang akrab disapa Ivan ini dengan usaha packaging bukan hal yang disengaja. Betapa tidak? Ivan yang saat itu sedang berbelanja di sebuah toko buku melihat sebuah buku usaha packaging yang memberikan gambaran tentang usaha packaging secara lengkap. Setelah melakukan analisis tentang prospek usaha packaging ini maka Ivan pun tertarik untuk mencoba peruntungannya.
“Banyaknya pelaku usaha yang belum memperhatikan packaging mereka merupakan pasar yang sangat besar bagi usaha ini,” jelasnya.
Dengan berbekal kesadaran tersebut pada pertengahan 2012 ini Ivan bersama kedua adiknya Elbert Ludica Toha dan Alfin Ludica Toha memutuskan untuk terjun ke usaha pembuatan packaging. Adapun modal yang dikeluarkan Ivan untuk menjalankan usaha ini sebesar Rp 20 juta.
Besarnya modal yang dikeluarkan oleh Ivan ini karena digunakan untuk membuat sebuah badan hukum untuk usahanya, mengurusi hak cipta serta izin usaha. Sedangkan sisanya, digunakan untuk membeli bahan utama karton dan peralatan pembuat packaging seperti mesin cetak/print merek Roland VersaSTUDIO BN-20, mesin cutting Mimaki CG 130SR dan mesin laminating.
Karena sadar akan persaingan usaha yang akan semakin ketat, maka Ivan pun mencoba membuat sebuah packaging yang unik dengan konsep origami (seni lipat kertas Jepang) di setiap produk packaging yang dibuatnya.
Walapun baru berjalan beberapa bulan, namun dengan kelebihan yang dimiliknya membuat usaha yang dijalankan Ivan banyak mendapatkan pesanan. Kini setiap bulan Ivan bisa membuat sekitar 4.000 packaging untuk berbagai macam produk dengan omset sebesar Rp 20 juta per bulan.
Packaging Origami. Packaging yang dibuat Ivan, diakuinya sebagian besar dibuat berdasarkan pesanan konsumen (costumized), dan sebagian lagi adalah packaging hasil kreasinya sendiri. “Untuk packaging costumized, konsumen tinggal mengirimkan gambar packaging secara detail, secara langsung maupun melalui media internet,” ungkapnya.
Adapun beberapa cotoh packaging yang pernah dibuat oleh Ivan di antaranya packaging berbentuk tas wanita, berbentuk amplop surat dan packaging dengan bentuk box jinjing. Dikui Ivan, sebagian besar konsumennya ialah pelaku usaha yang bergerak di bidang kuliner maupun fesyen.
Dibandingkan dengan packaging yang ada di pasaran, ada beberapa kelebihan yang dimiliki produk Ivan. Bentuk packaging yang unik, didesain tidak menggunakan lem, dan dibentuk dengan konsep origami (seni melipat kertas dari Jepang), sehingga packaging tersebut mudah dibawa-bawa saat tidak digunakan serta dapat disimpan dan digunakan berulang-ulang.
Semua packaging yang dibuat Ivan terbuat dari bahan karton seperti Duplex, Ivory, Art Karton, dan thin board. Masing-masing jenis bahan memiliki gramatur (berat kertas) tersendiri. Contoh Art Karton 190 gr, Art Karton 210 gr, Art Karton 310 gr. Semakin berat jenis bahan, maka semakin mahal biaya bahan dan biaya cetak.
Selain jenis karton penentuan harga juga ditentukan oleh dimensi packaging dan jumlah warna grafis yang digunakan. Juga warna dasar packaging, apabila berbeda dengan warna dasar bahan, maka semakin mahal. “Adapun harganya berkisar Rp 1.000 hingga Rp 5 ribu,” ungkap Ivan.
Agar lebih memberikan daya tarik kepada para konsumen, Ivan membuat desain sesuai dengan keinginan, tanpa order minimal serta garansi re-design dan re-produce secara gratis jika desain packaging terdahulu tidak sesuai.
Dan yang tak kalah penting bagi konsumen yang belum memiliki desain, Ivan akan memberikan konsultasi gratis tentang pembuatan packaging. Tapi jika konsumen sudah punya desain sendiri, Ivan akan mempelajarinya secara rinci, kemudian Ivan akan menjelaskan kepada konsumen, mulai dari banyaknya penggunaan bahan, lamannya waktu pengerjaan, dan biaya pembuatannya.
“Dengan begitu, konsumen akan mengerti sebab bila langsung mematok harga tanpa memberikan penjelasan konsumen pun akan merasa tidak puas dan yang paling dikhawatirkan konsumen merasa dirugikan,” jelas Ivan.
Produksi. Dalam menjalankan usahanya ini Ivan menerapkan sistem pre order yaitu baru akan memproduksi packaging bila ada pesanan saja. Cara ini dipilih Ivan karena kebanyakan konsumen selalu memiliki desain sendiri sehingga ia tak perlu ready stock.
Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan oleh Ivan untuk membuat packaging-nya yaitu bahan karton dan tinta kertas, sedangkan untuk peralatan selain ketiga peralatan yang di awal sudah dibelinya, peralatan lain untuk menunjang usaha ini adalah komputer.
Ivan menuturkan, karena produksi sesuia pesanan, maka sedikit banyak belanja bulanan biasanya ditentukan oleh pesanan yang ada. Sebagai contoh, saat ini dalam sebulan Ivan menyebutkan rata-rata pesanan yang datang itu berkisar 4.000 pcs pesanan packaging.
Maka untuk membuat packaging tersebut membutuhkan kertas karton sebanyak 4 ribu lembar ukuran 1 m x 80 cm dengan harga karton Rp 3 ribu/karton dan tinta sebanyak 1 liter aneka warna Rp 550 ribu/liter dan plastik laminating roll 345 cm x 140m (30 mic) seharga Rp 2,8 juta/roll. Semua bahan tersebut diakui Ivan dibeli dari salah seorang rekannya yang ada di Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat.
Cara pembutan packaging ini diakui Ivan cukup sulit karena pelaku usaha dituntut harus menguasai software grafis dan kreativitas yang merupakan inti dari usaha packaging ini. Namun untuk menguasai software tersebut sekarang ini banyak ditemukan buku maupun modul yang mengajarkan cara pengoperasiannya. “Pelaku usaha juga paling tidak memahami tentang dunia percetakan,” ungkapnya.
Cara membuat packaging yang biasa dilakukan Ivan, pertama-tama membuat pola packaging dengan menggunakan program grafis Computer Aided Design (CAD) yaitu sebuah software yang memang dirancang dalam membuat struktur packaging sehingga berbentuk sama seperti keinginan konsumen.
Penggunaan software ini memungkinkan untuk menerima hasil karya melalui email sehingga menghemat waktu dan tenaga dalam melakukan review atas desain struktur dan grafis pada packaging.
Sedangkan untuk desain dan warna, Ivan menggunakan sofware graphic design, software yang juga terdapat dalam program CAD. Setelah proses pengolahan struktur dan grafis selesai, pola dicetak/print di atas bahan karton yang dipilih oleh konsumen. Lalu gambar dipotong menggunakan mesin cutting. Packaging yang telah dipotong di-laminating agar gambar terlihat lebih mengkilap. Dan packaging pun siap dilipat dan digunakan.
Prospek dan Pemasaran. Seperti dikatakan Ivan, packaging merupakan bagian penting dari sebuah usaha, bahkan sebagian besar pengusaha kecil tidak sadar bahwa salah satu kendala yang membuat produknya kurang diminati bukan disebabkan oleh produk buatannya atau lemahnya promosi melainkan kemasannya yang kurang menarik.
“Padahal di luar negeri pentingnya sebuah kemasan sangat disadari oleh pelaku usaha, entah itu pengusaha kecil ataupun besar,” jelasnya. Karena itulah bisa dibilang prospek usaha packaging ini akan sangat menjanjikan ke depannya.
Dalam memasarkan produk packaging ini, Ivan menggunakan dua metode pemasaran yaitu secara offline dengan mengikuti berbagai pameran serta dengan menggunakan media online dengan membuat sebuah website maupun memasarkan produknya melalui berbagai jejaring social yang ada di internet.
“Kedua cara tersebut memang paling efektif dalam memasarkan produk ini,” ujarnya.