Tidak hanya manusia, hewan juga memerlukan perawatan tubuh untuk menjadikannya bugar dan tampil menarik. Untuk itu, pemilik hewan kerap membawa hewan kesayangannya ke salon hewan untuk menjaga maupun mempercantik penampilan mereka. Namun, tidak semua daerah terdapat salon hewan, sehingga para pemilik hewan mau tidak mau harus menempuh jarak yang jauh untuk mempercantik hewan kesayangannya.
Selain itu, banyaknya jumlah hewan yang harus dirawat dan terbatasnya waktu si pemilik, membuat para pemilik hewan enggan dan kerap lupa memberikan perawatan pada hewannya. Padahal, kebersihan hewan peliharaan sangat penting, terutama karena hewan yang kotor bisa berdampak buruk, baik untuk hewan itu sendiri maupun pemiliknya.
Tingginya kebutuhan untuk perawatan hewan peliharaan memunculkan peluang usaha salon hewan panggilan. Adanya salon hewan dengan sistem panggilan ini juga menjadi solusi tepat bagi para pemilik hewan peliharaan. Mereka tidak perlu lagi repot membawa hewan kesayangan ke salon hewan, karena para terapis yang datang ke rumah.
Menurut Makfudin Wirya Atmaja, pengamat marketing dari LPPM, usaha salon hewan sendiri telah ada sejak lama di luar negeri. Di Indonesia sendiri, salon hewan baru mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir. “Banyak dijumpai di kota–kota besar, terutama di lokasi yang banyak kaum ekspatriat,” Makfudin menambahkan.
Melihat hewan peliharaan banyak dijumpai di perumahan elit, maka pemiliknya pun bisa dipastikan berasal dari kalangan menengah ke atas. Menurut Makfudin, segmen pasar dari usaha ini memang ditujukan untuk kalangan tersebut dan juga para ekspatriat. Dua kalangan tersebut akan royal dalam mengeluarkan uang lebih demi penampilan hewan kesayangannya. Kisaran tarif perawatan sendiri mulai dari mandi sehat Rp 50–80 ribu/ekor, cukur Rp 25 ribu/ekor, dan mandi jamur/kutu Rp 30–60 ribu/ekor.
Karena mengedepankan servis berdasarkan panggilan, maka pelaku usaha ini harus mengutamakan dan memberikan pelayanan yang maksimal. Servis ini diberikan bagi si hewan peliharaan namun juga harus memuaskan pemilik hewan yang bersangkutan. Dikatakan Makfudin, servis yang memuaskan ini juga bisa menjadi salah satu bentuk promosi yang tepat sasaran. Pelanggan yang puas dengan pelayanan perawatan, bisa saja menjadi loyal dan memberikan informasi dari mulut ke mulut kepada orang lain.
“Promosi lainnya bisa berupa kerja sama dengan komunitas, dokter hewan atau pet shop,” lanjutnya. Promosi lainnya bisa menjiplak pengusa salon hewan panggilan seperti Edward dengan menggantungkan flyer pada pagar–pagar komplek perumahan elit di Jakarta Barat. Sedangkan Icang berpromosi melalui iklan pada majalah kawasan dan media internet.
Usaha ini tidak terbatas hanya bisa digeluti oleh lulusan dokter hewan. Kepedulian terhadap hewan kesayangan juga bisa membuahkan penghasilan yang lumayan. Meski awalnya hanya bermaksud untuk mengurangi biaya perawatan keenam anjing miliknya, Edward Rangong yang berprofesi sebagai Sales Manager sebuah perusahaan swasta secara tidak sengaja terjun ke usaha salon hewan panggilan.
Bermodal nekat karena tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang perawatan hewan peliharaan, pemilik Home Grooming ini sudah mampu menangani sekitar 450 ekor anjing dan kucing per bulan. Icang Solihin, pemilik Pets Groo yang memiliki pengalaman kerja di pet shop bertahun–tahun juga bisa menjadi contoh konkret bahwa pelaku usaha tidak mutlak harus lulusan dokter hewan.
Modal untuk usaha yang bersifat jasa panggilan bisa ditekan karena tidak harus menyiapkan dana untuk menyewa tempat ataupun membangun sarana yang menunjang usaha ini. Namun, modal awal untuk usaha ini terhitung cukup besar, yaitu dalam kisaran Rp 7 juta. Cukup tingginya modal di awal usaha ini karena pembelian alat yang memang agak mahal, seperti harus membeli blower yang berfungsi untuk mengeringkan bulu hewan.
Harga blower di pasaran berkisar Rp 2,5–4 juta. Pelaku usaha juga harus merogoh kocek dalam–dalam untuk membeli perlengkapan lain berupa sampo, parfum, dan conditioner khusus anjing/kucing yang terhitung cukup mahal.
Namun, usaha salon hewan panggilan ini tidak bisa dianggap remeh, karena bisa menghasilkan rupiah yang tidak sedikit. Belum lagi banyaknya pencinta hewan yang membutuhkan jasa ini. Sebagai gambaran, Edward bisa melakukan grooming terhadap sekitar 450 ekor anjing dan kucing dengan total penghasilan yang diperolehnya sebulan mencapai Rp 28,5 juta.
“Yang minta perawatan anjing lebih banyak, perbandingan anjing dan kucing 4:1,” jelasnya. Persentase keuntungan yang bisa diperoleh pelaku usaha di bidang ini sedikitnya di atas 50%.
Bagi yang tertarik untuk memulai usaha ini, hal utama yang harus ada pada si pelaku usaha ialah bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan perawatan bagi hewan peliharaan. Di pasaran sendiri banyak beredar buku yang mengulas perawatan hewan.
Selain itu, di media internet juga banyak beredar video tutorial yang bisa dipelajari. Icang mengatakan, sebaiknya pelaku usaha juga memiliki passion atau menyenangi bidang hewan peliharaan. Jadi, dalam melakukan perawatan, pemilik usaha sudah tahu dan mengerti cara menangani hewan. “Belajar mengenal karakter hewan itu tidak sulit, hanya butuh waktu dan kesabaran,” kata Icang.