Kaus bertema nasionalisme sudah menjadi bagian dari fesyen yang tidak terpisahkan di kalangan anak muda. Definisi kaus nasionalisme itu sendiri merupakan kaus yang desainnya berkiblat ke berbagai hal yang menunjukkan Indonesia dan rasa cinta terhadap Indonesia, mulai dari permainan tradisional, dongeng, tokoh pahlawan, binatang, hantu tradisional, kutipan kata–kata dari tokoh pahlawan, candi, lambang negara, dan berbagai hal yang khas Indonesia.
Dalam membuat desain, yang perlu digaris-bawahi adalah jangan mengandung unsur hujatan kepada seseorang, lembaga atau negara, sebab tujuan hakiki kaus nasionalisme ini memperkenalkan segala sesuatu yang “Indonesia banget” kepada masyarakat lokal maupun mancanegara.
Desain kaus terbagi dalam dua bentuk, yaitu berupa tulisan dan gambar. Desain berbentuk tulisan, biasanya sering menggunakan kutipan kata atau kalimat dari seorang tokoh, misalnya perkataan Bung Karno yang berbunyi: “Berikan Aku 10 Anak Muda, Maka Akan Aku Guncang Dunia.” Sedangkan desain berupa gambar kebanyakan mengambil gambar burung garuda, berbagai macam permainan tradisional, tokoh pahlawan Indonesia, dan lain–lain. Pada usaha ini, poin pentingnya terletak pada kreativitas yang cukup tinggi dalam mendesain tulisan dan gambar, sebab unsur utama usaha ini bukanlah hanya menjual sebuah kaus.
Walaupun begitu, pemilihan kaus tetap diperhatikan, mulai dari bahan, model hingga warnanya. Umumnya, bahan kaus yang sering digunakan adalah Cotton Combed dengan tipe gramasi (kerapatan serat) 20s, 24s, 28s, 30s. Gramasi ini juga menunjukkan ketebalan bahan. Semakin besar angka gramasi, semakin tipis bahan kaus.
Jenis bahan ini banyak dipilih pelaku usaha karena teksturnya tidak terlalu tebal dan tidak tipis sehingga bahan ini cocok untuk digunakan di iklim Indonesia, khususnya Jakarta. Sedangkan untuk model kaus, terdapat 3 model yang dibedakan dari bentuk lingkaran lehernya, berbentuk V, lingkaran bulat atau polos, dan lingkaran berkerah atau yang sering disebut polo shirt. Sebaiknya dalam usaha ini sediakan ketiga model kaus tersebut, terutama karena selera konsumen berbeda–beda. Dari ketiga model ini, yang paling banyak disenangi adalah model kerah polos.
Meski banyak juga varian warna kaus namun yang paling sering digunakan adalah merah dan hitam. Merah dipilih karena dapat menimbulkan nuansa nasionalisme yang tinggi, terutama karena bendera Indonesia juga mengandung warna merah dan memang sudah identik dengan Indonesia. Warna hitam sendiri banyak dipilih karena dapat memberikan kesan elegan pemakainya.
Setelah mengerti mengenai bahan baku yang diperlukan untuk usaha pembuatan ini, maka untuk pemasaran pertama kali dapat dilakukan kepada teman dan saudara. Lalu juga bisa dengan pemasaran dengan mengikuti bazar di kampus–kampus. Atau bisa dengan menjalin kerja sama dengan distro–distro dengan konsinyasi yang nilainya berkisar antara 10–30% dari harga jual. Pilihan lainnya yaitu memasarkan produk dengan sistem pre order, mulai pasarkan sebelum di produksi dengan menunjukan desainnya. Dalam usaha ini, yang terpenting adalah ide.
Oleh:
Aria Rajasa, Pemilik Gantibaju.com