Terarium berasal dari istilah terrestrial yang berarti daratan yang berhubungan dengan bumi. Terarium adalah cara atau model menanam yang bisa berisi tanaman atau hewan yang terdapat dalam wadah atau media yang tembus pandang, misalnya terbuat dari kaca. Dalam hal ini, tentu saja hewan yang digunakan berukuran kecil seperti jenis reptil, misalnya katak, iguana mini, dan lain–lain yang bisa masuk ke dalam wadah kaca tersebut.
Perkembangan Terarium
Awalnya, terarium ditemukan secara tidak sengaja oleh Nathaniel B. Ward, seorang fisikawan berkebangsaan Inggris yang melakukan percobaan di laboraturiumnya. Setelah penemuan tersebut, terarium sering dimanfaatkan untuk mengatasi kesulitan membawa sampel atau contoh tanaman yang akan diteliti untuk perjalanan jarak jauh. Terarium mulai masuk ke Indonesia dibawa oleh para bangsawan Belanda yang menempatkannya sebagai hiasan di dalam rumah.
Terarium sendiri berkembang menjadi tidak hanya sekadar hiasan di dalam rumah yang dimiliki para bangsawan, namun juga bisa dibuat sendiri, dijual bebas bahkan bisa dibeli oleh siapa saja. Tidak hanya itu, pembuatan terarium juga bisa dijadikan peluang bisnis yang menjanjikan. Setelah lama meredup, Terarium mulai booming kembali pada sekitar tahun 1995, di saat tanaman hias mulai dilirik sebagai usaha yang memiliki prospek yang cerah.
Terarium
Tujuan utama pembuatan terarium ini adalah untuk menghijaukan rumah dengan pemanfaatan lahan yang sempit. Beberapa kelebihan terarium sebagai teknik penanaman inkonvensional adalah mengirit lahan namun tetap bisa menghijaukan rumah dan tidak mengotori bagian rumah.
Hal ini berbanding terbalik dengan penanaman dalam pot yang lebih membutuhkan ruang untuk bisa tumbuh dan juga bisa mengotori lantai karena pada bagian bawah pot terdapat lubang sebagai tempat keluar akar dan air setelah disiram. Jadi terarium aman untuk disimpan di dalam rumah dan sangat membantu program go green yang semakin ramai digalakan oleh organisasi lingkungan hidup dan pemerintah.
Meskipun terbagi menjadi terarium tanaman dan terarium hewan, namun terarium yang umum dibuat berbentuk miniatur taman dengan satu atau beberapa jenis tanaman dengan penambahan pelengkap dan aksesori. Tidak semua jenis tanaman bisa tumbuh dalam terarium.
Ciri–ciri tanaman yang dapat hidup dan tumbuh dalam terarium adalah bentuknya harus mungil/kecil, tidak bisa tumbuh menjulang tinggi, tidak berbatang kayu tetapi berpelepah daun atau berbatang lunak. Daunnya harus berukuran kecil, memiliki corak daun yang indah, berurat daun yang jelas, dan bertekstur lembut.
Tanaman tersebut juga harus memiliki pertumbuhan yang lambat, bentuk pertumbuhannya melingkar, dan dapat menjalar atau merambat. Tanaman–tanaman itu juga harus sangat tahan terhadap kelembaban tinggi atau pada keadaan sangat kering. Jenis–jenis tanaman yang biasa dipakai adalah jenis indoor yang mampu bertahan dalam suhu dan temperatur ruangan dan memiliki toleransi yang cukup tinggi terhadap pancaran sinar matahari yang sedikit.
Berdasarkan ciri–ciri jenis tanaman, terarium dibagi menjadi dua, yaitu wet terarium dan dry terarium. Tanaman yang termasuk kategori wet terarium adalah Calathea, Marantha, Dracaena, Fittonia, Gesneriaceae, Pakis, Palem, Peperomia, Scindapsus, Suplir, Syngonium, Hypoestes, dan Sansievera. Sedangkan tanaman dry terarium adalah Crypthantus, Kaktus, dan Sukulen.
Peluang Bisnis
Sebagai peluang bisnis, usaha pembuatan terarium ini cukup menjanjikan karena pelaku usahanya masih sangat sedikit. Umumnya, pelaku yang menggeluti usaha ini memiliki ketertarikan bercocok tanam. Bila tidak memiliki hobi tersebut, biasanya pelaku akan cenderung bosan.
Peluang usaha di bidang ini semakin terbuka lebar karena bila sebelumnya terarium hanya dijadikan sebagai hiasan di dalam rumah, sekarang terarium banyak dijadikan sebagai suvenir, hadiah ulang tahun, dan kado untuk farewell party. Namun dewasa ini terarium paling banyak dimanfaatkan sebagai program go green.
Tren terbaru pada usaha ini yaitu menyewakan terarium. Biasanya, klien yang tertarik untuk menggunakan jasa rental adalah perkantoran besar, seperti perusahaan–perusahaan ternama, bank, kantor pemerintahan, Rumah Sakit dan lain–lain. Dengan menyewakan terarium, balik modal bisa lebih cepat dengan sistem kontrak dan dari biaya perawatan setiap bulan.
Bila memiliki terarium sebanyak 5 wadah dengan masing–masing wadah berdiameter 40 cm dan biaya rental sebesar Rp 100 ribu per bulan per unit, maka akan balik modal pada bulan ketujuh. Jika jumlah terarium lebih banyak dan biaya rental lebih tinggi/mahal, maka balik modal bisa lebih cepat.
Bagi yang tertarik menjalankan usaha ini, disarankan untuk membekali diri dengan mengikuti kursus atau membeli buku yang berkaitan dengan terarium. Biaya kursus, mulai dari Rp 350 ribu per paket. Dengan mengikuti kursus diharapkan pemula mengetahui sedikit mengenai dasar untuk mulai melakukan pembuatan terarium. Misalnya, teknik–teknik untuk mengetahui jenis tanaman yang baik untuk terarium dan cara penanamannya.
Modal awal untuk pemula berkisar Rp 2 juta, yang digunakan untuk membeli bahan dan alat–alat. Bahan–bahan seperti media dan tanaman dapat dibeli di kios–kios pertanian. Namun bila ingin mengurangi budget, maka bisa menggunakan wadah yang sudah ada di rumah. Untuk perlengkapannya, beberapa alat bisa diganti dengan memanfaatkan garpu atau sendok makan.
Terarium umumnya dijual dengan harga paling murah sekitar Rp 30 ribu dan harga paling mahal hingga ratusan ribu rupiah. Bila komposisi tanaman banyak dan menggunakan wadah kaca yang besar serta indah, maka harga terarium bisa melambung hingga jutaan rupiah.
Untuk pengusaha lama, dituntut agar lebih kreatif karena terarium tidak hanya untuk pajangan, tapi bisa juga sebagai hadiah atau suvenir. Intinya, harus mengikuti perkembangan terarium. Agar sisi kreatif tetap terasah, harus membaca banyak literatur dan melihat berbagai event. tentang terarium.
Dalam usaha pembuatan terarium, bentuk promosi yang cukup efektif adalah mengikuti berbagai pameran terutama lingkungan hidup. Selain itu, juga bisa melalui internet, brosur atau membuat kios di rumah. Lakukan juga pendekatan dengan beberapa kelompok Dharma Wanita karena biasanya mereka melakukan banyak acara, misalnya arisan atau acara amal.
Cara Pembuatan
Terarium termasuk produk yang mudah dan cepat dibuat. Bahan yang diperlukan adalah media berupa arang, moss, kompos, dan zeolit, tanaman, wadah kaca, batu – batuan, pasir warna–warni, dan aksesori. Sedangkan peralatannya terdiri atas sekop, garpu kecil, corong, kuas cat kecil, gunting tanaman, sprai, dan tisu atau lap basah.
Media yang digunakan untuk menanam terarium terdiri atas arang, moss, kompos, dan zeolit. Keempat media tersebut memiliki fungsi masing–masing dalam pertumbuhan tanaman. Arang berfungsi untuk drainase dan mengikat gas–gas beracun dari akar. Moss untuk menyimpan air. Sedangkan kompos sebagai makanan bagi tanaman dan pada zeolit terkandung unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman.
Zeolit ini juga bisa digunakan sebagai indikator kekeringan tanaman tersebut. Bila zeolit berwarna putih menandakan kekeringan dan membutuhkan penyiraman. Sebaliknya, bila zeolit berwarna biru/hijau, berarti media masih lembab dan basah.
Sebelum arang, moss, kompos, dan zeolit digunakan sebagai media tanaman, ada beberapa perlakuan yang harus diperhatikan. Untuk arang harus dijemur di bawah sinar matahari sampai benar–benar kering. Setelah kering, arang direndam pada pupuk cair jenis NPK selama semalam. Moss dan kompos sebaiknya disiram dengan air panas yang bertujuan untuk sterilisasi.
Sedangkan zeolit harus disangrai selama 15 menit di atas api sedang untuk menghilangkan/mengurangi kadar air yang dikandung hingga kering atau berwarna putih. Jika tidak dilakukan perlakuan khusus sebelum digunakan, maka dikhawatirkan akan mengontaminasi tanaman pada terarium. Salah–salah, tanaman bisa sakit bahkan mati.
Untuk wadah terarium, dapat menggunakan wadah yang terbuat dari bahan kaca, akrilik, atau plastik. Namun disarankan untuk memakai wadah kaca karena selain ketahanannya lebih baik dibandingkan wadah lain, penampilan wadah kaca juga terlihat mewah dan indah. Untuk wadah berbahan akrilik, bahannya bisa cepat buram apabila terkena air dengan frekuensi yang sering. Sedangkan plastik tidak tahan lama.
Bila bahan dan alat telah siap, maka langkah awal adalah membersihkan wadah kaca dengan menyemprotkan alkohol hingga melapisi dinding kaca. Pertama masukkan arang, tutupi dengan moss, kemudian tambahkan kompos. Setelah itu, masukkan tanaman yang akarnya sudah bersih dari tanah dan telah disemprotkan alkohol. Sepertiga akar tanaman dianjurkan untuk menyentuh arang.
Lapisi lagi dengan kompos dan terakhir tutup dengan zeolit. Bila ingin terlihat lebih colorful, maka dapat ditambahkan pasir warna, batu atau aksesori lain. Siram tanaman dengan cara disemprot pada dinding bagian dalam wadah kaca. Dengan hanya satu kali penyiraman pada awal tersebut, tanaman bisa tahan hingga minimal tiga bulan pertama.
Perawatan terarium sangat penting untuk kelangsungan hidup tanaman. Perawatan yang dilakukan terbilang mudah, hanya membutuhkan penyiraman, itu pun tidak harus teratur setiap hari. Bila zeolit telah berwarna putih/abu, maka sebaiknya segera disiram.
Jika masih berwarna biru/hijau, sebaiknya tidak usah disiram karena tanaman masih lembab. Penyiraman pada terarium dilakukan dengan cara disemprot pada dinding bagian dalam wadah kaca agar aliran air bisa rata membasahi media terarium. Terarium sebaiknya tidak sering disiram karena bisa menyebabkan kebusukan pada akar.
Pemberian pupuk juga harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman yang sebaiknya dilakukan setiap enam bulan sekali. Pupuk yang digunakan harus pupuk cair yang pemberiannya bersamaan dengan penyiraman. Sebenarnya, tanaman sudah cukup mendapatkan nutrisi dari keempat media yang dipakai sehingga tidak terlalu memerlukan pemberian pupuk setiap bulan.
Oleh: Anie Kristiani,
Pemilik Cristata House of Terarium,
Penulis Buku “Membuat Terarium: Taman Mungil Dalam Kaca, Dari Hobi Menjadi Bisnis”