Kenyamanan tidur yang dicari semua orang, membuat mereka perlu untuk menggunakan produk yang benar–benar bagus. Kondisi itulah yang kemudian dimanfaatkan beberapa orang untuk menjajal usaha menjual perlengkapan tempat tidur. Banyaknya pabrikan besar yang memproduksi berbagai jenis perlengkapan tempat tidur, tidak menghalangi produsen kecil yang memproduksi sendiri produk sejenis.
Justru produk handmade memiliki keunggulan tersendiri, yakni dapat membuat produk yang beda dari produk pabrik, tergantung dari kreasi si produsen. Hal ini yang memikat konsumen, karena mereka bisa memesan produk perlengkapan tidur sesuai keinginannya.
Tidak hanya sebatas sprei, bed cover, bantal, dan guling, kini perlengkapan tempat tidur sudah sangat bervariasi, seperti aneka jenis bantal, yakni bantal cinta, bantal selingkuh atau bantal poligami, bantal roda, bantal imut, bantal selimut (balmut), dan lainnya. Bukan hanya dari segi variasi desain, motif yang ditawarkan pun beragam, sehingga konsumen memiliki lebih banyak lagi pilihan.
Banyak cara untuk memulai bisnis perlengkapan tidur, seperti yang diungkapkan oleh Riska Amalia pemilik Butik Ceria, karena biasanya pemula terkendala oleh modal maka pelaku usaha sebaiknya sebelum menjadi produsen dapat menjadi distributor terlebih dahulu atau menjadi pedagang terlebih dahulu. Dengan demikian ia akan terhindar dari resiko kerugian yang cukup besar, dan justru akan mendapat keuntungan bersih lebih banyak daripada menjadi produsen.
Langkah serupa pernah dialami oleh Nining pemilik Kissen dan www.gudangsprei.com seorang produsen perlengkapan tidur di daerah Cipadu dan Mampang yang memulai usaha sebagai distributor/ agen bantal dan sarung bantal cinta dengan modal awal Rp 2 juta. Untuk menjadi seorang produsen selain membutuhkan modal yang cukup besar, juga kemampuan untuk berinovasi dan berkompetisi di pasar.
Bahan Baku dan Produksi
Karena perlengkapan tempat tidur disuguhkan untuk memberikan kenyamanan tidur, maka dalam membuat sebaiknya menggunakan bahan bau yang berkualitas. Mulai dari pemilihan kain, silicon (isian bantal, guling, dan bed cover), sampai benang jahit. Maka dari itu dibutuhkan pengetahuan dalam memilih bahan, agar tidak salah menggunakannya.
Untuk bahan yang bagus digunakan adalah katun impor Jepang yang sekilas jika dilihat sama seperti kain katun pada umumnya, tetapi jika diperhatikan ada beberapa ciri khusus yaitu daya serap keringat bagus, permukaan kain lebih halus, tidak berbulu, dan harganya pun lebih mahal dari katun biasa. Di bawah katun Jepang ada katun impor Taiwan dan China yang kandungan seratnya 100% katun.
Ada pula kain katun lokal, yang sering dijadikan pilihan kebanyakan produsen perlengkapan tempat tidur. Jenis yang biasa dipakai adalah jenis CVC (cotton viscose) yang dikeluarkan PT Panca Agung dengan merek Panca dan Nikita, yang berbahan adem dan halus. Namun tak jarang juga produsen menggunakan bahan katun lainnya yang lebih murah seperti merek Classy, Pulento, dan lainnya.
Sedangkan untuk isian bantal, guling dan bed cover, bisa menggunakan bahan silikon ataupun hollow silicon. Namun yang sering digunakan produsen lokal adalah bahan silikon yang harganya lebih murah, meskipun kualitas bahan silikon di bawah hollow silicon, namun dilihat dari segi kenyamanannya, tidak diragukan lagi.
Dalam tahap pengerjaan, ada dua cara, jika memiliki modal cukup besar, pelaku usaha bisa membeli peralatan menjahit serta mendayagunakan orang lain sebagai karyawan, untuk mengerjakan produknya. Namun jika dirasa belum mampu membeli peralatan serta menggaji karyawan, pelaku usaha bisa mencontoh cara yang dilakukan Ine Oktaviana, yakni memaklonkan produknya ke penjahit lain. “Saya hanya memberikan kain serta desain produk ke konveksi. Seminggu kemudian, baru diambil,” jelasnya.
Menurut Godo Tjahjono bekerja sama dengan pengecer untuk memasarkan barang tanpa merek namun memiliki kualitas sesuai harga, dirasa cukup efektif. Strategi ini akan dapat menerobos persaingan dengan pabrik-pabrik besar.
Prospek dan Kendala
Produk perelengkapan tempat tidur ini tidak akan ditinggalkan masyarakat, karena menyangkut kebutuhan akan tetap dicari. Maka dari itu, usaha perlengkapan tempat tidur ini, tidak akan mati di pasaran. Namun perlu adanya inovasi, untuk memberikan hal baru serta pilihan yang beragam bagi konsumen.
Kendala yang sering terjadi di pasaran adalah keberadaan bahan baku, seperti yang diungkapkan Ine Oktaviana, kegagalan panen kapas yang terjadi beberapa waktu lalu, mengakibatkan harga kain melonjak. Ketika harga jual dinaikkan, hal itu mempengaruhi omset penjualannya. Ine pun mulai meminimalisir pengeluarannya, dengan memproduksi perlengkapan tempat tidur berdasarkan pesanan, agar tidak menumpuk stok.