Usulan Presiden Joko Widodo mengatasi mahalnya tiket pesawat adalah dengan mengundang maskapai asing masuk dalam rute penerbangan domstik. Menurutnya langkah tersebut membuat masyarakat memiliki banyak pilihan dan maskapai akan semakin efisien yang berdampak pada harga tiket yang semakin terjangkau.
“Mungkin kompetisinya kurang banyak. Kita akan perbanyak kompetisi, sehingga akan semakin efisien,” Kata Jokowi seperti dikutip Kumparan Rabu (29/06/2019).
Rencana Jokowi ini mendapat dukungan penuh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. Menurutnya ide Presiden mengundang maskapai asing agar permintaan dan penawaran seimbang. Karena itu Menhub minta maskapai lokal untuk terus berbenah diri.
“Efektif atau tidak tergantung kesiapan maskapai. Saya menaruh harapan pada maskapai bisa melakukan reformasi,” katanya di Jakarta Senin (10/06/2019).
Berbeda dengan Budi Karya, Menteri Kordinator Perekonomian, Darmin Nasution tak setuju dengan rencana Jokowi mengundang maskapai asing. Menurutnya hal ini bisa membuat maskapai lokal semakin babak belur.
Senada dengan Darmin, CEO Asia Aero Technologt, Bagas Adhadirgha mengatakan penyebab tiket pesawat mahal karena pemerintah sendiri mengenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPn) sebesar 10% pada banyak komponen proses dalam proses produksi jasa penerbangan tersebut.
Dengan demikian, penumpang dikenakan pajak mulai dari penjualan tiket penerbangan, pembelian bahan bakar pesawat udara, pembelian suku cadang, landing fee, biaya navigasi, biaya garbarata, hingg biaya ground handling.
Meski Jokowi menyampaikan niatnya mengundang maskapai asing 2 hari sebelum libur panjang Lebaran, namun Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengatakan belum mengetahui rencana Jokowi tersebut.
“Belum tahu, belum baca,” ujar Rini yang baru pulang Liburan sejak H+2 Lebaran di di Gedung BUMN, Jakarta, Senin (10/06/2019).
Merespons undangan Jokowi, tak kurang dari 28 maskapai asing asal China siap memasuki penerbangan domestik Indonesia.
