Jumlah wisatawan asing yang menggunakan KAI tercatat mengalami pertumbuhan signifikan pada semester pertama 2025. PT Kereta Api Indonesia (Persero) melaporkan, sebanyak 278.072 wisatawan mancanegara telah memanfaatkan layanan kereta api jarak jauh di berbagai rute, naik 10,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 251.647 orang.
Kenaikan ini menunjukkan tren positif bahwa wisatawan asing yang menggunakan KAI kini semakin menjadikan transportasi rel sebagai pilihan utama dalam menjelajah berbagai destinasi ikonik di Indonesia. Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menyampaikan bahwa hal ini menegaskan peran penting kereta api dalam mendukung sektor pariwisata nasional.
“Layanan kami kini tidak hanya diandalkan oleh warga domestik, tapi juga semakin diminati oleh wisatawan internasional. Mereka mencari pengalaman bepergian yang nyaman, aman, serta menjangkau kota-kota budaya dan wisata,” kata Anne dalam keterangannya.
Rute Populer dan Destinasi Favorit Bagi Wisatawan dan Pengaruh Musim Liburan
Data KAI mencatat, bulan Juni 2025 menjadi periode tertinggi dengan total 57.464 WNA naik kereta, seiring datangnya musim libur musim panas di sejumlah negara. Destinasi seperti Yogyakarta, Bandung, Semarang, dan Malang masih menjadi favorit berkat kombinasi atraksi budaya, wisata sejarah, serta kekayaan kuliner.
Rute Gambir–Yogyakarta menjadi yang paling banyak dipilih, dengan 14.977 penumpang WNA tercatat dalam enam bulan pertama. Disusul oleh rute Bandung–Gambir, Gambir–Bandung, serta Yogyakarta–Malang yang masing-masing melayani ribuan wisatawan asing.
Selain relasi utama di Pulau Jawa, KAI juga melihat potensi rute-rute baru untuk menjangkau kawasan wisata di luar Jawa, seperti Sumatera dan Bali, melalui integrasi layanan antarmoda. Kolaborasi antara KAI, pemerintah daerah, serta pelaku pariwisata terus diperkuat demi mendukung pariwisata yang berkelanjutan.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, KAI juga tengah mengembangkan sistem pemesanan atau reservasi dengan berbagai bahasa, memperluas kanal pembayaran digital internasional, serta meningkatkan pelatihan SDM frontliner agar lebih ramah terhadap wisatawan mancanegara.
“Kereta api akan terus menjadi bagian dari ekosistem pariwisata nasional yang kompetitif secara global,” pungkas Anne.