Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Teuku Riefky Harsya, menghadiri seremoni pengukuhan Pengurus Badan Pimpinan Pusat (BPP) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) periode 2025–2030 yang digelar di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Jumat (11/4/2025).
Dalam sambutannya, Teuku Riefky menyampaikan rasa terima kasih atas undangan yang diterimanya serta menekankan bahwa PHRI merupakan mitra penting bagi Kemenparekraf dalam pengembangan sektor ekonomi kreatif di Indonesia. Ia menyebut, sinergi antara PHRI dan pemerintah sangat penting untuk memperkuat rantai nilai industri kreatif yang saling berkaitan dengan dunia perhotelan dan restoran.
“PHRI adalah bagian dari mitra strategis Kemenparekraf. Kolaborasi ini bukan sekadar slogan—kami telah menandatangani MoU pada 11 Februari lalu dan siap melangkah lebih jauh bersama dalam berbagai keterbatasan yang ada,” ujar Riefky.
Hadapi Tantangan Global, Kemenparekraf Ajak PHRI Berinovasi
Riefky juga menyinggung situasi global yang tengah diliputi ketegangan geopolitik dan isu efisiensi ekonomi yang turut memengaruhi sektor pariwisata dan perhotelan. Dalam kondisi ini, ia memastikan bahwa pemerintah tetap aktif mengedukasi dan menyosialisasikan pentingnya sektor ekonomi kreatif kepada pemerintah daerah.
“Kami sudah menjelaskan pentingnya ekraf kepada ratusan kepala daerah terpilih dalam forum di Akmil Malang. Tujuannya agar mereka benar-benar memahami bahwa ekonomi kreatif adalah mesin baru penggerak ekonomi di daerah,” ungkap Riefky.
Di sisi lain, Ketua Umum PHRI Hariyadi B. S. Sukamdani menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Menparekraf dalam momen penting tersebut. Ia menyoroti sejumlah tantangan yang kini dihadapi oleh pelaku usaha hotel dan restoran, salah satunya penurunan pendapatan yang cukup drastis.
“Selama ini pasar pemerintah menyumbang sekitar 40% pendapatan sektor ini. Namun, saat ini kontribusinya mulai tidak stabil. Oleh karena itu, kami mendorong pelaku industri untuk memperluas pasar serta meningkatkan kemitraan dengan pemerintah,” jelas Hariyadi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kamar hotel di Indonesia telah mencapai 800 ribu unit, dengan distribusi yang seimbang antara hotel berbintang dan non-berbintang. Hariyadi juga menekankan potensi besar dari fasilitas ruang pertemuan (meeting room) yang selama ini belum dimaksimalkan secara optimal.
“Industri ini punya daya ungkit tinggi untuk menciptakan lapangan kerja baru,” katanya.
Turut mendampingi Menparekraf dalam kegiatan tersebut antara lain Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi, Direktur Pengembangan Sistem Pemasaran dan Hubungan Kelembagaan Radi Manggala, serta Direktur Kuliner Andi Ruswar.
Kemenparekraf di bawah kepemimpinan Teuku Riefky menargetkan penciptaan 27 juta lapangan kerja dalam lima tahun ke depan, khususnya untuk generasi muda. Bersama Wakil Menteri Ekraf Irene Umar, Kemenparekraf berkomitmen mendorong 17 subsektor ekraf dalam rangka mewujudkan Asta Cita nomor 3 dari visi-misi Prabowo-Gibran, yakni memperluas akses lapangan kerja berkualitas, mendorong tumbuhnya wirausaha, dan memperkuat industri kreatif.