Telah memiliki nama di dunia hiburan, tidak membuat Sahrul Gunawan atau akrab disapa Alul hanya mengandalkan karir keartisannya. Ia mencoba menekuni dunia usaha dengan berbisnis Travel Haji dan Umroh.
Diceritakan Alul, bisnis biro perjalanannya ini berawal dari kebiasaannya melakukan Umroh. ”Saya ini sebenarnya tidak memiliki background ilmu bisnis yang kuat, tapi karena saya memiliki pengalaman umroh dan haji,” jelas Alul.
Rintangan Usaha. Diakui olehnya, masalah dalam berbisnis pun pernah dialaminya. Mulai dari dibohongi dan dicuri uangnya oleh karyawannya. ”Awalnya itu, di tiga tahun pertama adalah awal pembelajaran saya berbisnis tour and travel ini. Berbagai macam rintangan pernah saya lalui, mulai dari dibohongin staf saya sendiri, uang saya dibawa kabur karena memang ilmu bisnis saya itu belum mumpuni,” aku suami dari Indriani Hadi ini.
Tak hanya itu, kerugian terbesar dialami Alul pada tahun 2010. ”Kerugian kurang lebih Rp 7 miliar. Itu terjadi karena masalah visa haji. Jadi pihak Arab Saudi mengurangi mengeluarkan visanya karena alasan pembatasan quota. Kita rugi karena umumnya jamaah mau dikembalikan biaya secara full, padahal misalnya tiket pesawat atau hotel yang sudah di-booking, ketika kita cancel, nggak mungkin mengembalikan dana kita full. Inilah kerugiannya,” tutur ayah 3 orang anak ini.
Karena persoalan ini, Alul memutuskan rehat sejenak dari dunia hiburan dan fokus mengurusi bisnisnya. ”Saya pun mengubah pola berpikir karena dulu itu bisnis saya jadikan side job, saya ubah menjadi main job karena kalau mau sukses dalam suatu pekerjaan itu harus dikerjakan dengan fokus. Karena dulu tuh saya masih sibuk syuting terus dan hasilnya untuk menutupi kerugian dari bisnis saya, kan sama aja bohong. Hidup itu pilihan, makanya saya memilih untuk fokus di bisnis dan vakum dari dunia sinetron tapi tidak meninggalkan dunia entertainment juga,” kata pria yang menyelesaikan program strata satu dari Fakultas Ekonomi di Universitas Pakuan Bogor.
Vakumnya Alul di dunia sinetron membuahkan hasil yang sangat baik bagi bisnisnya. ”Dan benar, 2 tahun berikutnya semua balik lagi normal setelah saya memfokuskan diri s untuk bisnis. Dan sekarang jumlah karyawan di kantor saya sudah 20 orang. Selain itu juga saya punya agent travel yang tersebar di 30 kota/kabupaten di Indonesia yang mengembangkan dirinya melalu Avi Tour,“ kata Alul sambil menyantap Soto Lamongan.
Tetap Stabil. Kondisi ekonomi yang semakin sulit saat ini di mana nilai tukar Rupiah terhadap Dolar yang terus melemah ternyata tidak berdampak banyak pada bisnisnya. ”Sebenarnya sih nggak ngaruh, cuma saya kasihan dengan jamaah aja harus bayar lebih mahal. Tapi saya baru tahu, bahwa semahal apapun harganya kalau untuk beribadah orang pasti mau bayar,” akunya tersenyum.
Diakui Alul, meski harga paket umroh yang dipatok terbilang mahal, namun itu sesuai dengan fasilitas yang didapatkannya termasuk fasilitasnya yang berbedanya paling hanya di hotel, itu hotel bintang 5. Dan ini untuk sembilan hari dibagi menjadi 3 malam di Madinah dan 4 malam di Mekkah ini juga sudah termasuk wisata rohani ke Jabal Rahma, Jabal Uhud, perternakan onta dan Museum Kiswa.
Lebih lanjut, hal tersebut tergantung seperti apa pelayanan yang diberikan oleh pihak Avi Tour kepada konsumen. “Kalau saya sih lebih mengotrol di layanan yang kecil-kecil tapi itu berpengaruh di besar dengan kepuasaan konsumen. Misal ternyata di lapangan itu jamaah makan itu menggunakan piring plastik bukan piring makan seperti biasanya. Kalau terjadi seperti itu kan jamaah bisa foto dan upload ke sosial media dan itu bisa buat jelek nama saya juga. Makanya saya harus benar-benar kontrol semua itu.
Dengan pelayanan yang diberikan membuahkan hasil memuaskan dan membuat tingkat kepercayaan konsumen semakin bertambah kepada travel Haji dan Umroh Avi Tour miliknya.
”Karena gini, loyalitas mereka itu kan karena dari layanan kita juga dan sekarang ini kan sedang krisis kepercayaan masyarakat terhadap travel agent. Jadi masyarakat itu sekarang mencari mana travel yang terpercaya dan tidak akan mengecewakan. Lebih baik mereka bayar mahal sedikit daripada murah tapi nggak jadi berangkat. Itu banyak banget kan sekarang travel agent yang seperti itu. Ini memang berpotensi sangat baik buat saya sebagai pemilik tapi harus diingat bahwa ini juga punya tantangan berat karena jangan sampai nanti dil apangan ada agen atau staf yang tidak amanah. Makanya saya itu harus fokus disitu, karena travel agent itu banyak juga yang mengambil kesempatan untuk tipu-tipu mulai dari visa, tiket, macam-macam deh. Jadi ini harus saya handle sendiri, makanya saya agak pusing juga sekarang,” lanjut Alul.
Dua hal terpenting yang membuat bisnisnya bisa bertahan di dalam persaingan pasar yang sangat berat adalah berpegang teguh pada komitmen dan selalu berpikir bahwa ini adalah ibadah.
“Komitmen yang paling penting, karena sebuah nama besar tidak akan jadi jaminan untuk mereka bisa berkembang. Selain itu juga komitmen itu adalah sebagai pendukung. Menjadikan ini adalah ladang ibadah aja. Ketika kita hanya memikirkan untung terus tanpa kita melihat dari sisi layanan, kepentingan dari customer malah jadi buntung, tapi kalau kita melakukan hal ini untuk melayani tamu-tamu Allah dengan baik, nggak usah mikir untung malah jadi lebih dapatnya. Karena ini bisnis yang berkaitan dengan ibadah maka segala sesuatunya dilakukan dengan ibadah,” tutup Alul tersenyum.