Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Bisnis Dinamika E-commerce Lokal di Bawah Rencana Penguatan Shopee dan TikTok

Dinamika E-commerce Lokal di Bawah Rencana Penguatan Shopee dan TikTok

0
Dinamika E-commerce Lokal di Bawah Bayang-Bayang Rencana Penguatan Shopee dan TikTok

Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) telah mengomentari rencana Sea Ltd. untuk memperkuat bisnis Shopee, menganggapnya sebagai ancaman bagi perusahaan dagang-el dalam negeri seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA). Pergerakan ini berpotensi mengubah dinamika persaingan e-commerce di dalam negeri, yang saat ini cenderung menuju perang promo untuk mencapai profitabilitas. Ketua Umum Idiec, M. Tesar Sandikapura, berpendapat bahwa komitmen Sea Ltd.

untuk mengembangkan Shopee dapat mengakibatkan penurunan harga produk, menciptakan tantangan bagi e-commerce lokal seperti Tokopedia (GOTO), BliBli, dan Bukalapak (BUKA), yang tengah fokus pada pertumbuhan. Ini karena masyarakat Indonesia kerap tergoda oleh diskon dan promo.

Tesar menambahkan bahwa orang Indonesia cenderung tidak memiliki loyalitas yang tinggi terhadap merek tertentu. Oleh karena itu, ketika Shopee melakukan strategi promosi besar-besaran, omzetnya dapat meningkat dengan pesat.

Namun, Tesar juga merasa ada ancaman lain yang perlu diperhatikan, yaitu dari TikTok, yang diperkirakan akan mengubah pasar melalui konsep social commerce. Trend ini telah sukses diadopsi di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat.

Penting untuk mencatat bahwa Shopee bukanlah platform social commerce, tetapi kehadiran TikTok di pasar dapat mengganggu persaingan. Tesar mencermati bahwa pemerintah perlu ikut campur untuk mengatur persaingan dagang ini secara lebih ketat, termasuk mengawasi monopoli pasar serta menetapkan harga tertinggi dan terendah untuk produk yang dijual oleh para pelaku bisnis.

Tesar berpendapat bahwa pemerintah Indonesia saat ini memiliki kecenderungan untuk bersikap liberal dalam mengatur bisnis, yang berarti perusahaan dengan modal besar cenderung mendominasi pasar.

Dia berpendapat bahwa pemerintah seharusnya bertindak sebagai wasit untuk memastikan dinamika persaingan E-commerce yang adil. Namun, Tesar juga mengakui bahwa meregulasi perusahaan asing yang sudah mapan di Indonesia bisa lebih sulit dilakukan saat ini.

Meskipun demikian, Tesar berpendapat bahwa regulasi harus ada sejak awal, untuk mencegah efek domino jika salah satu perusahaan asing mengalami kegagalan di pasar Indonesia. Dia menyadari bahwa regulasi bisa bertentangan dengan inovasi, tetapi menekankan pentingnya keseimbangan antara perlindungan konsumen, persaingan yang sehat, dan ruang bagi inovasi.

Exit mobile version