Kembali aktifnya perkantoran dan pusat bisnis di tengah pandemi memberi gambaran jika permintaan offiice space masih akan tetap ada. Bahkan dengan menerapkan portokol keseharan bisa jadi ruang kantor yang diperlukan akan bertambah luas dibandingkan dengan sebelum pandemi. Menurut hasil survey JLL, sektor coworking space masih akan prospektif utamanya bagi para perusahaan yang mencari tambahan ruang.
“COVID-19 sepertinya akan mempercepat evolusi kantor karena sebagian besar tenaga kerja bersiap untuk masuk kembali. Kami pikir kantor akan tetap menjadi pusat kehidupan bisnis sehari-hari mereka. Ke depannya, kami percaya bahwa sektor ini adalah sektor yang tangguh yang akan terus menarik minat dan kepercayaan investor jangka panjang,” kata CEO JLL Asia Pasifik Anthony Couse dalam keterangan tertulis.
Ketua Asosiasi Coworking Indonesia Faye Alund mengatakan pasca-pandemi co-working space akan semakin dicari oleh para penyewa. Bisnis ini bukan hanya sebuah penyewaan ruang kantor namun juga menawarkan kekuatan komunitas yang solid, komunitas virtual, mengatur kebutuhan komunitasnya, menyediakan ruang diskusi dan lain sebagainya.
Faye juga menekankan, pasca-pandemi akan banyak co-working space yang tumbuh di wilayah kluster-kluster residensial. “Kebutuhan co-working space nantinya akan menjadi fasilitas yang selalu disediakan oleh pengembang residensial seperti halnya fasilitas gym,” ujarnya dalam diskusi virtual.
Menurutnya menyewa ruangan di co-working space lebih murah ketimbang menyewa ruangan kantor konvensional. Apalagi setiap co-working space rata-rata memiliki komunitas yang solid yang terdiri dari start up-start up yang menjadi member mereka. Faye menjelaskan bahwa start up akan sangat merasa diuntungkan ketika menyewa ruang di co-working space. Selain itu, co-working space mampu memberikan penawaran penyewaan ruang di bawah jangka waktu satu tahun.
“Para start-up bisa mengajukan penyewaan ruang kantor yang lebih fleksibel ketimbang menyewa ruangan di perkantoran biasa. Karena co-working space dapat menyediakan ruangan yang cukup untuk para start up yang baru memulai bisnis,” terang Faye.
Bukan hanya itu, fleksibiltas sewa ruang yang ditawarkan coworking space membuat perusahaan bisa mengatur jadwal kerja karyawannya yang tentunya bisa menghemat cost. Menyoal efisiensi saat pandemi, Co-Founder GoWork Vanessa Hendriadi Li menjelaskan fleksibelitas sistem sewa GoWork juga dipermudah dari tahunan ke bulanan. Vanessa mengatakan bahwa banyak start up yang melakukan hal tersebut, bahkan ada yang memiliki rencana ekspansi hingga 3 kali lipat ruang sewa.
“Kalau di Gowork kami tidak harus pertahun. Hal ini sudah berjalan sejak sebelum adanya pandemi. Pembayaran bisa setahun atau tiga bulan atau coba dulu,” tuturnya dalam Webinar yang diadakan oleh Federasi Real Estat Dunia Indonesia (FIABCI) beberapa waktu lalu.
Menariknya pangsa pasar coworking space ini memutuskan Ciputra Group menghadirkan CreO yakni Creative office di Citra Tower Kemayoran, Jakarta. Nararya Ciputra Sastrawinata, Director Ciputra Residence mengatakan lifestyle bekerja pasca pandemi diyakini lebih fklesibel dan dinamis. Karenanya CreO menghadirkan paduan office tower, dan leasure space yang dilengkapi kebutuhan sehari-hari para pekerja, gym dan cinema.
“Kita ada space mulai dari 18m2 untuk pebisnis start up, hingga 1500 m2. Kami juga menyediakan meeting room dan reseptionis bersama,” jelasnya.
Yang menarik, lanjut Nara, jika membeli unit space dan digunakan 3-5 tahun, dan usaha kian membesar sehingga perlu pindah ke kantor yang lebih luas, pemilik space bisa menjualnya dengan kenaikan harga yang sangat menarik. “Ke depan Creative Office Ciputra akan mengalami sedikit perubahan pasca pandemi seperti memperluas koridor area yang tentu akan mengubah desain interior,” jelasnya.
Arsitek Wilis Kusuma memprediksi ruang-ruang kantor akan semakin luas 3% dar ruang saat ini-mengingat perlunya menjaga jarak antar karyawan. “Atau bisa juga ruang-ruang menjadi terpolarisasi menjadi kelompok-kelompok kecil dalam ruang bersekat yang memberikan rasa aman pada tiap pengguna ruang,” jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan jika pasca pandemi perlahan office space akan mau tak mau akan menggunakan teknologi mulai dari menghilangkan tombol lift, penggunakan pintu yang dapat otomatis dengan sensor gerak, absesn dengan face sensor dan lainnya. “Ke depan bagaimana karyawan masuk kantor tanpa harus sentuh ini itu bisa sampai ke meja kerjanya,” jelasnya.