Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Bisnis Retail & Properti Coworking Space Dominasi Permintaan Perkantoran

Coworking Space Dominasi Permintaan Perkantoran

0
dok: jojonomic.com

Demam pola kerja kolaborasi cukup mendongkrak permintaan pasar perkantoran. Contoh saja Jakarta, pemintaan perkantoran masih di dominasi co-working space, perusahaan asuransi, dan industri teknologi finansial yang berbasis perusahaan asing. Menurut Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto pelonggaran regulasi yang membuka kesempatan bagi asing untuk berpartisipasi di sektor pendidikan menambah permintaan pasar perkantoran di masa depan.

Ferry memprediksi, okupansi ruang perkantoran di CBD akan semakin membaik pada 2020 hingga 2021. Hal itu seiring dengan tidak terlalu besarnya jumlah pasokan ruang perkantoran baru dalam kurun dua tahun ke depan, yang diperkirakan hanya sekitar 730.000 meter persegi atau tumbuh antara sekitar 4,5 persen setiap tahun. “Tingkat hunian kemungkinan akan menjadi 85 persen pada 2021. Tarif sewa juga akan membaik,” papar Ferry.

Senada dengan Ferrry, Kepala Riset dan Konsultan Savills Indonesia, Anton Sitorus, mengataakan saat ini banyak perusahaan melakukan konsolidasi dan efisiensi termasuk dengan mengurangi luas ruang kantor.  Kondisi inilah yang menyebabkan konsep coworking space atau ruang kantor bersama semakin marak dan menggerus pasar perkantoran konvensional. “Karena ada perkembangan teknologi, maka kebutuhan ruang kerja memang tidak sebesar dulu. Orang itu enggak harus menetap terus di satu lokasi, atau di satu meja,” ungkapnya.

Menurut Anton saat ini pasar sewa banyak didominasi coworking operator. “Awalnya, coworking space ini targetnya adalah start up company, tapi pada akhirnya perusahaan-perusahaan lain pada tertarik juga menggunakan coworking space,” tambahnya.

Menurutnya coworking space menyediakan konsep baru dengan desain yang lebih fleksibel bagi karyawan. Perkantoran ini sangat dinamis dan tidak hanya terpaku pada ruangan yang berbentuk kotak. Karena penyewa cocok dengan gayanya, maka harga sewanya murah, dan fleksibel.

Sementara itu, Director Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia, Arief Rahardjo mengatakan tak kurang dari 400.000 hingga 500.000 meter persegi ada tambahan ruang kantor baru di Jakarta setiap tahunnya. Dari jumlah sekitar tersebut 60%nya berada di pusat bisnis (Central Business District/CBD), namun hanya 10% dari jumlah tersebut yang masuk kategori perkantoran premium.

“Di Jakarta, pasokan kantor itu hampir 60 persen ada di pusat bisnis, dan yang premium enggak sampai 10 persen. Padahal peminatnya terutama dari perusahaan multi-nasional saat ini cukup tinggi,” ungkapnya konferensi pers di Jakarta, baru-baru ini.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version