Sejumlah pengamat bisnis properti mengatakan penjualan properti apartemen masih juga belum menunjukkan pergerakan.
Berdasarkan laporan riset Colliers International tingkat serapan penjualan di Jakarta pada kuartal IV-2019 rata-rata mengalami penurunan sekitar 2% ke level 87,2%.
Lesunya penjualan sektor apartemen terjadi lantaran harga jual properti ini yang terbilang cukup tinggi dan senantiasa mengalami kenaikan. Adapun harga jual apartemen di Jakarta pada kuartal IV-2019, rata-rata mencapai Rp 34,8 juta per meter persegi, atau naik 0,2% dari kuartal sebelumnya secara quarter-on-quarter (qoq).
Lesunya penjualan apartemen ini bukan karena minimnya minat calon pembeli apartemen. “Bukan, di lapangan pembeli masih banyak. Mereka ingin harga bisa turun atau diberikan penawaran diskon yang menarik,” ujar Ferry.
Menurutnya jika pengembang tak juga memberikan penawaran harga yang menarik, ia memproyeksi tingkat serapan apartemen ke depan akan mengalami sedikit penurunan sekitar 2% persen ke level 85%-86%.
Adapun proyeksi harga apartemen, diperkirakan naik 1,3% di kisaran angka Rp.43 juta per meter persegi hingga tahun 2023.
Sebagai informasi, sepanjang 2020 akan terjadi pertambahan pasokan apartemen strata diperkirakan sebanyak 13.304 unit. Sedangkan hingga kuartal IV-2019 saja pasar apartemen strata mengalami tambahan pasokan sebesar 2.458 unit.
Menurut Ferry, total pasokan tersebut diperoleh dari delapan proyek baru yang berasal dari berbagai segmen. Dengan adanya tambahan ini, total pasokan apartemen di Jakarta sebanyak 211.944 unit, meningat sebesar 4,8 persen.
Minimnya serapan ditengah terus bertambahnya pasokan apartemen, menurut Ferry hal ini dipengaruhi oleh lambatnya pertumbuhan ekonomi, yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat.
Hal ini pula yang investor masih melihat belum adanya sentimen yang positif dari pasar sewa. Kondisi pasar sewa yang belum terlalu baik dan imbal hasil yang dianggap masih kurang menarik membuat pihak yang ingin membeli apartemen sebagai investasi cenderung berpikir ulang.
“Ke depannya, pasar apartemen strata masih di bawah tekanan, terutama karena investor masih mempertimbangkan pendapatan sewa yang berimbang dengan harga beli unit. Namun diperkirakan kondisi pasar akan mengalami pemulihan di tahun 2021,” tutupnya.
Sementara itu, hasil riset Savills lebih dari 25.000 unit apartemen dari 27 proyek yang tersebar di Bodetabek rampung. Adapun dominasi wilayah paling banyak di Tangerang dengan beberapa pengembang terkemuka, seperti Ciputra, Lippo, Summarecon dan Agung Podomoro.
Seperti diketahui, Bodetabek terus menerus dipandang sebagai area strategis untuk yang baru perkembangan didukung oleh infrastruktur dan transportasi umum yang lebih baik.
Berdasarkan lokasi, apartemen yang ada stok terkonsentrasi di Tangerang (54%), berikutnya disusul Bekasi dengan stok 24%, lalu Depok (12%) dan Bogor (8%). Maka tak heran jika harga tanah di daerah Tangerang menjadi lebih mahal karena popularitasnya yang kian melambung.