Perkembangan usaha es krim dari tahun ke tahun cenderung stabil karena memang usaha jenis ini bukan termasuk usaha seasonable (musiman). Menurut Konsultan Es Krim, Muliadi Halim, meskipun tren es krim berada di bawah (tidak booming), tapi demand-nya (permintaan) masih tetap tinggi, apalagi dalam usaha es krim tidak ada pelanggan yang benar-benar loyal pada satu produk.
Sebagian besar masyarakat Indonesia akan mengonsumsi es krim jika memang menginginkannya dan memilih produk yang paling dekat dengan lokasi di mana ia berada, sehingga peluang bagi para pendatang baru untuk mengambil sebagian ceruk pasar masih sangat terbuka lebar.
Usaha es krim juga merupakan usaha yang tidak menyisakan produk, dalam artian produk yang diperjual-belikan mampu bertahan lama karena disajikan dalam keadaan beku. Tak salah jika pelaku usaha es krim saat ini kian menjamur di berbagai daerah, bahkan tak sedikit pula yang menawarkan kerja sama baik melalui sistem keagenan, kemitraan, hingga waralaba.
Investasi yang ditawarkan pun bermacam-macam, mulai yang paling murah dengan investasi Rp 2-8 juta, seperti ICEGOJA, Bingrae Ice Cream, dan Top Ice 99, sampai investasi tinggi yang mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk sebuah paket kerja sama yang biasanya dipatok oleh waralaba es krim asing seperti Ice Cream Mingo-Mingo dan Snow Monsters.
Cepat Balik Modal
Meskipun nilai investasi yang ditawarkan bermacam macam, namun perhitungan balik modal yang ditargetkan Pewaralaba cukup cepat, yaitu berkisar antara 2-15 bulan. Namun balik modal tersebut masih berupa prediksi Pewaralaba karena pada praktek di lapangan banyak pula Terwaralaba yang lebih cepat maupun yang ngaret dari target yang ditetapkan Pewaralaba. Seperti diakui Novan Pewaralaba ICEGOJA, jika target yang dibuatnya merupakan hitung-hitungan di atas kertas, tetapi dalam prakteknya semua kembali kepada Terwaralaba. Keseriusan mengelola usaha menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan dari target tersebut.
Terlepas dari cepat lambatnya balik modal, yang terpenting dalam usaha es krim adalah bagaimana para pelaku usaha baik Pewaralaba maupun Terwaralaba mengelola usahanya, sehingga kualitas dan mutu produk yang ditawarkan sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure) yang ditetapkan.
Kendala dan Risiko
Henry Gustaf, pemilik Gustaaf’s Ice Cream mengakui bila kendala yang sering dihadapinya sebagian besar adalah pola pikir masyarakat yang cenderung berpikir bahwa memulai usaha es krim harus menggunakan mesin dengan harga yang mahal. Masyarakat seakan tak percaya dengan peralatan sederhana, sebenarnya bisa membuat es krim yang tak kalah lembut dan lezat seperti brand ternama.
Selain itu, mengingat es krim mudah cair, maka kendala utama dalam usaha ini adalah proses pengiriman. Jika Pewaralaba tidak jeli mempersiapkannya, maka hal ini akan menjadi bom waktu bagi usahanya. Karena itu Pewaralaba wajib mempersiapkan dan merencanakan proses pengiriman mulai dari cara yang paling sederhana dengan menggunakan box, styreofoam yang disertai dengan dry ice (biang es), maupun cara yang lebih modern dengan menggunakan mobile ice storage (mobil box pendingin).
Datangnya musim hujan juga dapat menghambat laju usaha es krim. Namun bagi Anda yang sudah terlanjur menekuni ataupun membeli waralaba es krim, tak perlu mengkhawatirkan permasalahan ini. Karena banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghindari pemerosotan omset, salah satunya dengan menggencarkan promosi kepada pelanggan. Seperti yang dilakukan Al Riez Ice Cream yang menggunakan strategi promosi dengan memberikan sebuah produk secara gratis untuk pembelian tiga produk Al Riez atau memberikan potongan harga (discount) untuk produk tertentu atau minimal pembelian tertentu.
Pemasaran
Kafi Kurnia, Pengamat Marketing mengatakan, agar usaha es krim yang dijalankan bisa berjalan langgeng dibutuhkan pemasaran yang baik dan efektif. Dan untuk mendukung keberhasilan dari kegiatan promosi tersebut ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti produk yang kita jual harus memiliki sifat yang potensial, dengan begitu walaupun tidak melakukan promosi secara gencar produk kita akan selalu diburu konsumen. Lalu penetapan harga jual secara cerdas akan sangat membantu mendobrak penjualan khususnya bagi pendatang baru di usaha ini.
Dengan pemilihan strategi yang tepat akan membantu produk sampai ke konsumen dengan cepat dan tepat melalui pemasaran getok tular atau WOM (word of mouth) communication, walaupun tetap harus dilakukan secara terkendali. Penggunaan iklan di bioskop dinilai paling cocok untuk memasarkan produk es krim. Kafi Kurnia mengingatkan agar para pelaku usaha tidak terpaku pada slide-slide kaku yang dipasang pada saat ruang beriklan di bioskop, tapi manfaatkan momen berkumpulnya orang pada saat menunggu. Caranya bisa dengan melibatkan mereka dalam aktivitas-aktivitas kecil seperti games kecil-kecilan namun sarat pesan tentang brand.