Berkembangnya gaya hidup di era modern yang serba praktis turut mempengaruhi berkembangnya sajian menu kuliner. Saat ini produk makanan siap saji semakin banyak disukai masyarakat. Apalagi keterbatasan waktu untuk menyiapkan menu sehari-hari terutama bagi wanita karir menuntut untuk memilih menu praktis saat dimasak namun tetap disukai keluarga. Salah satu menu siap saji yang semakin berkembang dibuat dalam kondisi beku (frozen food).
Sajian frozen food umumnya seperti Bakso, Nugget, Siomay dan kini semakin berkembang variannya. Frozen food juga tak hanya dinikmati kalangan anak-anak tetapi pangsa pasarnya hingga orang dewasa, bahkan para orang tua usia lanjut.
Tren. Produk frozen food saat ini sangat variatif, baik untuk sekadar camilan maupun untuk lauk pauk. Frozen food untuk lauk pauk seperti misalnya berbahan dasar seafood dan ikan seperti Baso, Otak-otak, Bakwan, Kaki Naga (jenis Nugget yang dimasukkan ke tusuk sate). Jenis frozen food untuk camilan seperti Kroket, Risoles berbagai rasa seperti rasa mayonaise, chili sauce, dan double cheese, Donat Kentang. Macaroni Schotel, hingga Pizza.
Dan, menurut pakar kuliner Fatmah Bahalwan, frozen food tanpa bahan pengawet saat ini memang sedang banyak diminati dan menjadi tren. Adapun jenis frozen food yang sedang tren mengarah pada menu tradisional Indonesia. Seperti halnya Siomay yang sudah menjadi bagian dari kuliner tradisional Indonesia. Namun untuk frozen food jenis lauk pauk seperti Chicken Nugget, Kaki Naga, maupun Karage masih tetap mendominasi.
Beberapa pelaku usaha juga membuat frozen food dengan ciri khas masing-masing. Seperti Nanang Khoerudin, produsen frozen food khusus membuat frozen food tanpa bahan pengawet dengan varian menu ala bento, yang memasarkan produknya ke kalangan pemilik usaha katering, warung makan dan cafe.
Dengan menu bento seperti Spicy Chicken Nugget, Shrim Roll, Chicken Katsu, Egg Chicken Roll, Breaded Chicken Ball, Ekkado dan lain lain. Ia membuat frozen food ala menu bento karena menu ini banyak digemari masyarakat dan dibuat mirip seperti di menu bento resto. Ia menjual frozen food menu bento ini seharga Rp 20 ribu sampai 40 ribu per pack isi 250 gram.
Adapula produsen frozen food yang khusus membuat frozen food olahan seafood, seperti halnya Rudy Giartono, pemilik Karya Inti Alam Tunggal yang membuat frozen food Nugget dari ikan dori, Dori Crispy dan lainnya. Ia juga mengaku produknya tidak menggunakan pengawet, MSG maupun pewarna dan awet hingga 6 bulan.
Frozen food berupa Nugget saat ini variannya juga berkembang seperti Nugget Ayam Sayur, Ayam Susu, Ayam Keju, Ayam Jamur dan lainnya. Bahkan Dwi Puji Astuti, Pemilik frozen food NASA membuat kreasi menu Nugget inovasi baru yang diberi tambahan sayuran seperti bayam merah, bayam hijau, wortel, jagung manis, dan brokoli. Serta tambahan buah seperti apel, jeruk, durian, jambu dan anggur.
Modal Minim. Bagi pemula usaha ini bisa melakukan survey terlebih dahulu untuk mengetahui selera konsumen yang akan disasar. Dari sana mulai memilih jenis produk yang akan dibuat, dengan mempertimbangkan produk yang sudah ada di pasaran. Lebih baik lagi jika memberikan nilai tambah seperti varian produk dan bentuknya.
Usaha ini bahkan bisa dimulai hanya dengan modal ratusan ribu rupiah dengan mengandalkan peralatan yang sudah dimiliki di rumah seperti blender dan freezer. Peralatan lain yang bisa dibeli tergantung jenis produk yang dibuat, misalnya untuk membuat Nugget membutuhkan mesin pencetak Nugget. Jika usaha sudah berkembang dan pasar mulai terbentuk, bisa menambah modal untuk membeli mesin-mesin lain dan menyewa ruang lebih luas untuk workshop.
Yang perlu diperhatikan adalah pelaku usaha harus jeli membaca sekaligus menjaga selera pasar, terutama dalam hal keamanan produk dan citarasanya. Maka dari itu, untuk membuat citarasa produk sesuai dengan selera konsumen, sebaiknya lakukan uji coba resep berulangkali, untuk mendapatkan rasa dan kualitas produk yang baik.
Pemasaran. Agar bisa bersaing dengan produk frozen food pabrikan, pelaku usaha frozen food skala rumahan bisa menggandeng mitra usaha atau reseller. Bisa pula melakukan titip jual ke toko-toko bahan makanan maupun outlet food court. Supaya produk cepat dikenal pasar, sebaiknya juga aktif mengikuti pameran atau bazaar. Promosi juga bisa melalui jalur media online dengan membuat website maupun promosi di jejaring sosial.
Di samping daya tahan produk tidak lama maksimal 6 bulan saja, kapasitas produksi biasanya juga lebih sedikit dibandingkan frozen food pabrikan. Produk frozen food skala rumahan tanpa bahan pengawet ini juga jarang dijumpai di pasar tradisional. Sistem pemasaran yang dilakukan pada frozen food skala rumahan lebih banyak melalui kemitraan/reseller.
Sistem ini memberikan keuntungan pada konsumen karena biasanya para reseller memberikan layanan delivery atau sistem antar. Selain itu menu bisa dipesan sesuai permintaan konsumen seperti tambahan keju atau jenis sayuran.
Para pelaku usaha frozen food sehat tanpa bahan pengawet ini bisa meraup keuntungan cukup besar, lebih dari 50%. Dengan permintaan yang terus meningkat menunjukkan bahwa frozen food sehat tanpa bahan pengawet semakin diminati konsumen.
Seperti halnya Feni Nurdiani yang mampu menjual 2.500 hingga 3.000 bungkus Siomay frozen setiap bulannya, dengan keuntungan bersih hingga 65%.
Para pelaku usaha juga mengaku banyak yang kebanjiran order. Melihat peluang pasar yang masih sangat menjanjikan dengan modal minim, Anda bisa mengikuti jejak sukses para pelaku usaha frozen food sehat tanpa pengawet semoga terinspirasi