Bercita-cita menjadi seorang dokter, membuat Dian Novita mantap melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah, Padang, Sumatera Barat tahun 2001. Tahun sebelumnya, ia sempat gagal ujian masuk Fakultas Kedokteran, tetapi Dian menganggap kegagalan sebagai kesuksesan yang tertunda. Ia lulus tahun 2006 dan mendapat gelar dokter tahun 2008.
Dokter kelahiran Ombilin, 18 April 1982 ini lalu mengikuti tes penerimaan pegawai dan lulus, yang akan ditempatkan sebagai dokter PTT di Kalimantan. Sebagai anak sulung dan perempuan satu-satunya dalam keluarga, dr. Dian tidak diizinkan orangtua. Baginya restu orangtua penting sehingga ia tidak jadi berangkat.
Akhirnya dr. Dian mengabdikan diri sebagai dokter klinik di Padang. Tidak lama, ia dipanggil keluarga untuk pulang kampung di Ombilin, Singkarak, Sumatera Barat, untuk mengabdikan diri dan berbakti kepada masyarakat yang membutuhkan tenaga medis.
Di kampung halaman menjadi titik balik dr. Dian dalam berkarier sebagai dokter mandiri. Awalnya ia membuka praktik di rumah. Masyarakat sangat mempercayakan kesehatannya pada dr. Dian, hingga terdengar di kota sebelah Batu Sangkar.
“Melalui teman sejawat, informasi mengenai saya terdengar sampai di beberapa rumah sakit swasta. Saya ditawari menjadi Direktur di salah satu rumah sakit swasta. Ini adalah amanah dan bentuk pengabdian kepada masyarakat sehingga saya menerima penawaran,” ucap dr. Dian yang juga menjadi dokter umum di PosKes Kesdim 0307 Batu Sangkar
Dunia Aesthetik.
Sebagai perempuan dr. Dian senang merawat diri. Ketika banyak pasien yang menanyakan ia melakukan perawatan di mana, dr. Dian mengatakan ia merawatnya sendiri di rumah. Ada beberapa pasien tidak percaya mengingat kesibukan dr. Dian sebagai dokter yang cukup padat.
“Saya merasa perlu memberikan arahan dan edukasi mengenai pentingnya perawatan diri untuk menunjang performa dan aktivitas sehari-hari yang tidak memerlukan waktu lama,” papar ibu dari Leonidas Habibi Thomas dan Lutfi Agha Thomas.
Menurut dr. Dian, mereka puas dengan informasi yang diberikan. Berbagai masukan dari pasien, dan ada yang meminta untuk mengembangkan karier dan usaha dunia kecantikan. Awalnya Dian hanya menganggap biasa, namun karena sering pasien bertanya soal aestetik, maka ia pun tertantang dan ingin mengetahui lebih jauh dengan dunia kecantikan.
Dr. Dian mencari informasi di internet mengneai kecantikan, lalu menimba ilmu di Kota Padang secara otodidak. Ia juga mengikuti seminar-seminar kecantikan di beberapa kota besar di Indonesia, tanpa mengurangi tanggung jawab sebagai dokter dan direktur rumah sakit. Berbekal dari ilmu yang didapatkan, ia mulai mempraktikannya di rumah, kepada keluarga dan teman-temannya.
“Alhamdulillah, mereka puas dengan hasil dari perawatan yang saya lakukan, sehingga banyak yang menyarankan agar saya membuka klinik kecantikan. Saya merasa tertantang,” ungkap dr. Dian.
Membuka Klinik.
Untuk membuka klinik kecantikan memerlukan modal besar, untuk alat-alat dan produk. Berbekal uang tabungan selama menjadi dokter, dr. Dian membeli satu per satu alat kecantikan dan membuka praktik secara kecil-kecilan di rumah. Seiring berjalan waktu pasien semakin bertambah karena informasi mengenai dr. Dian beredar luas.
Dari situ selanjutnya dr. Dian menghadapi tantangan kedua, yakni masalah tempat karena banyak pasien yang ingin merawat diri di tempat praktik sehingga suasana menjadi padat dan kurang nyaman. Dr. Dian lalu memikirkan bagaimana mengembangkan usaha agar pasien merasa nyaman saat menjalani terapi.
Akhirnya dr. Dian memutuskan untuk menyewa tempat yang lebih besar dan menjadikannya klinik. Saat itu, berbagai penawaran bermunculan dengan mengajak kerjasama, berinventasi dan menyediakan tempat untuk praktik klinik kecantikan. “Karena pengalaman teman-teman yang kurang mengenakan mengenai usaha kerja sama, maka saya putuskan untuk menolaknya secara halus,” ujarnya.
Dr. Dian lalu menemukan tempat yang tepat untuk membuka klinik. Namun ada tantangan lain yang dihadapi, karena ada yang menyangsikan keputusan dan memprediksi karier klinik kecantikan tidak mampu bersaing di daerah kecil di Sumatera Barat.
Namun, tantangan harus dihadapi dan disikapi secara positif. Dr. Dian menganggap ini sebagai motivasi dan cambuk agar maju. Prinsipnya, nothing is impossible, tidak ada yang tidak mungkin dalam menjalani. Dr. Dian bersyukur atas izin dan campur tangan Allah, ia diberikan kemudahan dan bisa menjawab semua tantangan. Dalam menjalani, selain fokus, juga berdoa selalu kepada Sang Khalik.
Saat ini dr. Dee Aesthetic memiliki treatment-treatment unggulan seperti HIFU, IPL, Laser Nd:Yag, Oxy Geneo, serta Filler dan Botox. Semua alat-alat tersebut sudah teregistrasi Kemenkes. Di bulan Februari 2019, dr. Dian menyediakan alat baru cryolipolisis. Cryolipolisis adalah alat penghancur lemak dengan proses pendinginan yang aman dan efektif mengecilkan lemak di perut, paha, lengan, serta paha dan dada.
Dr. Dian juga telah membuka usaha lain yang berkaitan dengan kecantikan, yaitu spa. Di tahun 2019 ini, dr Dian juga akan membuka cabang di kota terdekat, Kota Solok. Jika ada kesempatan menurut dr. Dian, ia akan membuka klinik di kota-kota lain di Sumatera Barat. “Saya juga akan mengembangkan usaha baru yang tidak terlepas dari perawatan kecantikan,” ucap perempuan yang hobi traveling dan shopping