Banda Aceh – Perusahaan perawatan kulit (skin care) lokal Aceh, PT Biona Ceudah Rupa masuk semifinal kompetisi China-ASEAN Innovation and Entrepreneurship Competition (CAIEC) bidang Bio-Medicine.
PT Biona Ceudah Rupa merupakan salah satu binaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam program PPBR (Perusahaan Pemula Berbasis Riset).
CEO Biona Ceudah Rupa, Adinda Gusti Vonna, di Banda Aceh, Senin, mengatakan perusahaannya tersebut selama ini melakukan komersialisasi hasil riset dari ARC PUI-PT Nilam Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.
“Kami berterima kasih pada ARC-USK atas kesempatan mengembangkan produk turunan nilam hasil riset ini. Semoga menjadi salah satu kebanggaan inovasi dari Aceh,” kata Adinda Gusti Vonna.
Dinda menyampaikan, perhelatan semifinal itu akan berlangsung pada 21-22 November 2022 di Singapura. Kompetisi ini merupakan ajang pitching yang bertujuan untuk mengasah kemampuan perusahaan dalam mencari investor.
“Bila presentasi di Singapura berhasil hingga babak final, maka setiap peserta akan melanjutkan kompetisi di Nanning, China,” ujarnya.
Dinda mengucapkan terima kasih atas kesempatan presentasi Biona di Singapura itu. Semua persiapan sudah dilakukan dengan sebaik mungkin, diharapkan ke depan benar-benar bisa go internasional.
Sementara itu, Koordinator Fungsi Inkubasi PPBR BRIN Ferry Ramadhan menyampaikan apresiasinya terhadap Biona, meskipun belum setahun diinkubasi oleh BRIN sudah mampu berkompetisi di tingkat internasional.
“Biona terpilih dari sekian pemenang PPBR 2022 dari seluruh Indonesia, karena memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif dalam produknya,” katanya.
Fery berharap Biona bisa mengharumkan nama Aceh dan Indonesia serta menang hingga ke babak final. Saat ini Biona memiliki 4 produk skin care masing-masing Facial wash, toner, serum antiaging dan moisturizer.
“Semua produk ini menggunakan fraksi ringan minyak nilam Aceh yang telah diproses secara molecular distillation di ARC-USK,” ujar Fery.
Untuk diketahui, selama lebih dari enam tahun, ARC USK telah berhasil merintis jalan baru industri nilam Aceh dengan berbagai inovasi hulu hilir nilam.
Kemudian, juga meningkatkan pelatihan dan pembinaan ribuan anak muda serta UMKM Aceh untuk membentuk start up bisnis nilam, sebagai upaya terciptanya ekosistem baru (blue ocean) bagi tata niaga nilam Aceh.*