Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Bisnis Kecantikan, Perawatan Tubuh, & Kesehatan Peluang Masih Terbuka, Market Sabun Kecantikan dari Buah Baru 10%

Peluang Masih Terbuka, Market Sabun Kecantikan dari Buah Baru 10%

0

Prospek usaha sabun kecantikan dari buah-buahan sangat menjanjikan mengingat sabun kecantikan dari buah-buahan masih  belum begitu banyak pelakunya. Survei dari CIC (Corinthian Infopharma Corpora) menunjukkan bahwa sabun kecantikan dengan ekstrak buah hanya 8-10% dari seluruh penjualan sabun kecantikan, 55% kebanyakan dari ekstrak bunga, 35% sabun dari ekstrak floral, musky, woody (yang sudah umum dijumpai seperti pada sabun Lux). Ini artinya peluang pasar untuk sabun dari ekstrak buah terbuka lebar, apalagi ceruk penjualan sabun nasional hampir Rp 3 triliun per tahun.

Sabun kecantikan berbahan herbal terutama dari buah-buahan juga memiliki prospek bagus mengingat buah memiliki kandungan berbagai vitamin seperti Vitamin A, Vitamin E, Vitamin C, dan lainnya. Sedangkan sabun herbal dari bunga hanya membuat badan lebih harum. Sabun buah yang cukup bagus  antara lain sabun dari ekstrak pepaya  karena bisa meregenerasi kulit supaya kulit awet muda mengingat kandungan buah pepaya kaya akan Vitamin A, D, E.

Tren sabun kecantikan dari buah yang diminati dalam 2-3 tahun ke depan masih didominasi sabun pepaya. Namun demikian semakin banyak potensi buah yang bagus untuk digali menjadi produk sabun kecantikan misalnya sirsak, mengkudu, manggis. Pelaku usaha sebaiknya membuat sabun buah yang memang sudah diketahui masyarakat bagus untuk kesehatan seperti pepaya, mengkudu, bengkuang, manggis.

Kategori sabun buah  ada tiga yaitu bar soap (sabun padat yang bahan-bahannya   sebagian besar dari bahan kimia), sabun liquid, dan sabun herbal yang bahannya kebanyakan dari bahan alami seperti ekstrak buah, ekstrak bunga, ekstrak rempah. Untuk bar soap pasarnya sudah stagnan,  dan sudah banyak pabrikan yang bermain sekitar 35 pabrikan besar seperti sabun merek Nuvo, Lux, sehingga growth pemain baru  tidak lebih dari 3%.

Bar soap formulanya 95% dari soap chip yaitu turunan/sisa dari minyak goreng. Makanya  pabrik sabun biasanya juga punya  pabrik  minyak goreng. Dengan bahan baku sisa minyak goreng maka harga jual bar soap bisa murah, tinggal ditambah busa, pengawet, parfum, ekstrak buah.

Lain halnya dengan sabun buah baik berupa liquid maupun padat yang saat ini belum banyak diproduksi pabrikan besar mengingat permintaan sabun dari bahan herbal masih lebih rendah dibandingkan sabun berbahan kimia mengingat harga jualnya yang lebih mahal. Pabrikan  lebih menyasar kelas menengah bawah mengingat market kelas menengah bawah lebih besar dibandingkan menengah atas. Kalangan menengah bawah tidak terlalu mempedulikan kualitas bahan, namun lebih memperhatikan soal harga.

Meski begitu, beberapa pabrikan  ada yang sudah membuat sabun kecantikan dari buah-buahan seperti merek sabun bengkuang Giv dan RDL, sabun pepaya dari PT Sparindo Mustika, namun bahan-bahannya masih dikombinasi dengan bahan kimia,  sehingga harga jual lebih murah dibandingkan sabun kecantikan dari buah yang dibuat oleh pelaku usaha kalangan home industry yang tidak terlalu banyak menggunakan bahan kimia.

Bagi pelaku usaha pemula sebaiknya membuat sabun jenis cair dan sabun herbal dari ekstrak buah yang menyasar segmen pasar kelas menengah atas, karena kalau bermain di segmen menengah bawah tentu saja akan kalah bersaing dengan pabrikan yang membuat sabun produksi massal. Ciri khas juga perlu ditonjolkan seperti menekankan image ekstrak buah asli, yang diwujudkan dalam packaging-nya. Misalnya gambar pepaya di kemasannya atau bentuk sabun yang menyerupai pepaya.  Kemasan juga harus diperhatikan, lebih baik menggunakan kemasan yang berbahan alami, misalnya ditempatkan dalam box kotak bermotif batik di bagian alasnya, kemudian tutupnya dari plastik mika. Atau yang lebih sederhana menggunakan plastik wrapping.

Untuk harga jual kelas menengah atas umumnya Rp 5 ribu ke atas, dengan jenis sabun buah yang disukai seperti sabun mangga, anggur, lemon. Untuk menengah ke bawah sepeti sabun mentimun, papaya, bengkuang, strawberry, namun bentuknya bar soap (produksi pabrikan) dengan harga di bawah Rp 5.000. Sedangkan produk impor harganya lebih mahal dibandingkan lokal, sekitar Rp 28 ribu ke atas, sehingga persaingan antara produk lokal dengan impor tidak terlalu ketat karena harga jual produk lokal dengan kualitas sama jauh lebih murah.

Keahlian membuat sabun buah bisa diperoleh dari mengikuti kursus, belajar otodidak dengan membaca buku mengenai proses membuat sabun, atau bisa merekrut  tenaga kerja dari sarjana farmasi. Bahan baku bisa dibeli di toko kimia untuk pembelian skala kecil, atau ke pabrik kimia  bila kebutuhan dalam jumlah besar. Namun sebaiknya pemula memproduksi secara maklon agar tidak terlau banyak investasi peralatan dan ruangan. Setelah market diperoleh barulah memproduksi sendiri. Untuk maklon biasanya izin BPOM diurus oleh pihak maklon.

Pemasaran di awal usaha bisa dilakukan dengan memperkenalkan ke tetangga, rekan, kalangan kelompok PKK, pemasaran direct selling, membuka keagenan, menawarkan produk ke rumah kecantikan/spa. Bila mulai tumbuh barulah dikembangkan dengan membuat konter di mal, ikut pameran UKM dengan menjadi binaan Bank atau BUMN.

Ada tiga kelas market produk kosmetik termasuk di dalamnya body care (produk sabun) yaitu grosir, toko kosmetik, serta modern outlet seperti supermarket.  Bagi home industry sebaiknya pemasaran jangan dilakukan ke supermarket karena pasti kalah dengan pabrikan.

Exit mobile version