Ekspor Naik, Industri Furnitur Nasional Siap Rebut Pasar Dunia

0
9
Ekspor Naik, Industri Furnitur Nasional Siap Rebut Pasar Dunia
Ekspor Naik, Industri Furnitur Nasional Siap Rebut Pasar Dunia (Foto Ilustrasi Produk Furnitur)
Pojok Bisnis

Industri furnitur nasional terus menunjukkan peran penting dalam menopang sektor agroindustri dan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara menyeluruh. Di tengah berbagai tantangan global, pemerintah mendorong transformasi teknologi sebagai strategi untuk memperkuat daya saing furnitur nasional di pasar ekspor maupun domestik.

Hal ini ditegaskan oleh Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, saat membuka Indo Wood Expo 2025 edisi Surabaya, Kamis (19/6). Pameran ini merupakan ajang terbesar di Indonesia untuk sektor kehutanan dan teknologi pengolahan kayu.

“Industri agro menyumbang kontribusi yang signifikan terhadap PDB nasional, dengan capaian 52,19% pada triwulan pertama 2025 untuk industri pengolahan nonmigas. Salah satu tulang punggungnya adalah sektor furnitur,” ujar Putu di hadapan pelaku industri dan tamu undangan.

Peluang Ekspor Terbuka Lebar, Tapi Tantangan Tak Sedikit

Menurut Putu, kinerja industri furnitur menunjukkan tren pertumbuhan yang menggembirakan. Pada 2024, kontribusinya terhadap industri agro mencapai 1,15%, meningkat 2,07% dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, nilai ekspor furnitur Indonesia (kode HS 9401-9403) naik dari USD 1,85 miliar pada 2023 menjadi USD 1,91 miliar di tahun 2024, atau tumbuh sekitar 3%.

PT Mitra Mortar indonesia

“Pasar dunia sangat potensial. Nilainya diperkirakan mencapai USD 660 miliar tahun ini, dan terus tumbuh hingga 4,9% per tahun sampai 2034. Ini peluang besar bagi kita,” jelasnya. Negara-negara eksportir seperti Indonesia harus memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat posisi di pasar global.

Meski demikian, tantangan besar menghadang. Selain hambatan logistik akibat ketidakpastian geopolitik, industri juga dihadapkan pada regulasi ketat seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR), serta gempuran produk impor dari bahan logam dan plastik yang lebih murah. Isu keamanan investasi juga menjadi perhatian tersendiri.

“Tren pasar saat ini menuntut produk yang ramah lingkungan, fleksibel dengan desain modular, serta dilengkapi fitur pintar. Pemasaran pun kini mengarah pada pemanfaatan teknologi seperti AR dan 3D printing. Ini semua perlu direspons dengan langkah nyata,” ujar Putu.

Program Restrukturisasi Mesin Pengolahan Kayu Berdampak Positif bagi Peningkatan Produksi

Salah satu langkah konkret Kemenperin adalah melalui program restrukturisasi mesin pengolahan kayu yang sudah bergulir sejak 2022. Melalui skema reimburse, pelaku industri bisa mendapat bantuan hingga 30% dari harga mesin lokal dan 15% untuk mesin impor. “Sudah ada 33 perusahaan yang memanfaatkan program ini, dengan nilai reimburse mencapai Rp20,6 miliar,” ungkapnya.

Dampaknya cukup terasa. Para peserta mencatat peningkatan efisiensi produksi hingga 11%, mutu produk naik 21%, dan produktivitas meningkat sebesar 24%.

Di samping itu, Kemenperin juga menyediakan berbagai fasilitas penunjang, mulai dari pelatihan SDM, penyediaan bahan baku, riset pasar, hingga insentif fiskal seperti super deduction tax, tax holiday, dan kemudahan proses ekspor-impor.

Putu berharap Indo Wood Expo 2025 edisi Surabaya bisa menjadi ajang strategis bagi pelaku industri untuk menjajaki kemitraan, mendapatkan akses ke teknologi terbaru, dan memperluas pasar global.

“Saya apresiasi semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya pameran ini. Semoga berdampak positif bagi kemajuan furnitur nasional dan menjadi penggerak ekonomi daerah maupun nasional,” tutupnya.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan