Pasar Timur Tengah Jadi Target Baru Ekspor IKM Furnitur Indonesia

0
8
Pasar Timur Tengah Jadi Target Baru Ekspor IKM Furnitur Indonesia
Pasar Timur Tengah Jadi Target Baru Ekspor IKM Furnitur Indonesia (Dok Foto: Kemenperin)
Pojok Bisnis

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu pelaku IKM furnitur untuk memperluas jangkauan pasarnya, tak hanya di dalam negeri, tetapi juga hingga ke kancah internasional. Meski dinamika ekonomi global masih menjadi tantangan, sektor IKM didorong untuk berani menembus pasar ekspor.

Berbagai upaya dilakukan Kemenperin, mulai dari memfasilitasi keikutsertaan IKM dalam pameran internasional, pendampingan, hingga business matching. Tak hanya itu, edukasi melalui kegiatan seperti talkshow juga terus digencarkan. Salah satunya adalah Talkshow Global Furniture Market 2025 bertema “Strategic Issues and New Market Potential, Middle East Edition” yang digelar secara daring, Selasa (29/4), khusus bagi pelaku IKM furnitur.

“Kegiatan ini memberikan wawasan penting agar pelaku IKM furnitur siap menghadapi tantangan dan peluang pasar, terutama di negara-negara non-tradisional seperti kawasan Timur Tengah yang punya potensi besar,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, dalam keterangan resminya, Minggu (4/5).

Reni menambahkan, peluang ekspor furnitur Indonesia masih terbuka lebar. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, nilai ekspor furnitur nasional (kode HS 9401, 9402, 9403) sepanjang Januari-Desember 2024 mencapai USD1,91 miliar, naik 3,24 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar USD1,85 miliar.

PT Mitra Mortar indonesia

“Namun, kita perlu memastikan pelaku industri furnitur lokal bisa mendominasi pasar dalam negeri sekaligus bersaing dengan produk impor,” tegasnya.

Strategi Penetrasi Pasar Timur Tengah

Dalam pelaksanaan talkshow, Kemenperin bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan dan Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO). Acara ini mengupas berbagai strategi, kebijakan, serta langkah adaptasi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan ekonomi global, sekaligus memanfaatkan peluang di pasar Timur Tengah.

Direktur Industri Kecil dan Menengah Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan Kemenperin, Bayu Fajar Nugroho, menekankan pentingnya diversifikasi pasar guna memperkuat daya tahan industri nasional. Menurutnya, permintaan furnitur di Timur Tengah cukup tinggi dan harus dimanfaatkan secara optimal.

“Industri furnitur kita punya potensi besar, mulai dari ketersediaan bahan baku berkualitas hingga keunikan desain. Tapi selama ini kita masih bergantung pada pasar tradisional. Karena itu, perlu ada penetrasi lebih serius ke pasar non-tradisional seperti Timur Tengah,” paparnya.

Berdasarkan data trademark.org tahun 2024, negara-negara anggota Gulf Cooperation Council (GCC) tercatat mengimpor furnitur (HS 9401–9403) senilai USD4,71 miliar. Namun, pangsa pasar Indonesia baru 0,61 persen atau setara USD29,1 juta.

“Ini bukan hanya tantangan, tapi juga peluang. Pasar Timur Tengah terus berkembang dengan preferensi konsumen yang semakin variatif. Kita harus siap bersaing, baik dari kualitas, desain, standar, sertifikasi, hingga kapasitas ekspor,” jelas Bayu.

Lebih lanjut, Kemenperin juga telah menggelar berbagai program pendukung, seperti keikutsertaan IKM dalam pameran internasional, fasilitasi akses ke pengadaan barang pemerintah melalui LPSE, hingga membantu pelaku IKM mendaftarkan produknya di berbagai platform marketplace.

Bayu menyebut, kondisi saat ini menjadi momentum tepat untuk memperluas pasar ekspor. “Inilah saatnya kita membuka pasar baru yang bukan hanya mendorong ekspor jangka pendek, tapi juga menciptakan pasar berkelanjutan dan memperkuat ketahanan industri furnitur nasional dalam jangka panjang,” pungkasnya.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan