Jepang telah menjadi salah satu mitra strategis penting bagi industri di Indonesia, dengan hubungan yang telah terjalin selama 66 tahun pada 2024 ini. Untuk mempererat hubungan tersebut, Kementerian Perindustrian Indonesia aktif meningkatkan kerja sama bilateral, terutama di sektor industri.
Pada pertemuan antara Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang, Ken Saito, yang berlangsung di Tokyo pada Juni lalu, kerja sama di bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM) industri menjadi fokus utama.
Melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Kemenperin mengajak perusahaan-perusahaan Jepang untuk berkolaborasi dalam pengembangan SDM industri. Langkah ini diperkuat dengan kunjungan Asia Africa Research Consulting and Investment (AAI Co., Ltd.) Jepang beserta delegasinya ke Indonesia.
“Kami percaya bahwa kunjungan dan diskusi ini akan membuka jalan untuk kolaborasi yang lebih erat dan berkelanjutan, khususnya dalam pengembangan SDM industri,” ujar Kepala BPSDMI, Masrokhan, di Gedung PIDI 4.0, Jakarta, pada Kamis (11/7).
Delegasi Jepang yang hadir termasuk perusahaan-perusahaan seperti Shoufuku Kikaku Co., Ltd. yang bergerak di bidang retail, pendidikan, serta pengembangan produk makanan dan minuman, serta Pupp the Second Corporation Co., Ltd. yang berfokus pada pengembangan sistem dan retail.
Timedoor hadir mewakili perusahaan teknologi informasi, sementara A-Wing Group dari sektor energi terbarukan dan pengolahan limbah. Selain itu, perusahaan pakaian dan aksesoris Imari Co., Ltd., serta rantai restoran ramen Ryuchantei juga turut menjadi bagian dari delegasi tersebut.
Program Pengembangan SDM Industri
BPSDMI mempromosikan berbagai program Kemenperin yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM industri nasional, melalui pendidikan vokasi industri di 13 perguruan tinggi dan sembilan SMK yang menghasilkan lulusan siap kerja sesuai kebutuhan industri. “Saat ini, lulusan SMK dan Politeknik kami mencapai 6.000 orang per tahun, dan sebagian besar sudah direkrut oleh industri saat wisuda,” jelas Masrokhan.
Selain itu, BPSDMI juga menyelenggarakan program Diklat 3 in 1 melalui tujuh Balai Diklat Industri (BDI) yang tersebar di berbagai daerah dari Aceh hingga Papua. “Kami melatih sekitar 33 ribu peserta setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri yang kompeten,” tambah Masrokhan.
Transformasi Menuju Industri 4.0
Lebih lanjut, Masrokhan menjelaskan bahwa Kemenperin telah bergerak menuju transformasi industri 4.0 melalui PIDI 4.0, yang kini menjadi solusi terpadu untuk penerapan industri 4.0 di Indonesia dan menjadi contoh bagi dunia.
Kepala AAI Co., Ltd., Hirohide Nakamura, yang memimpin delegasi, menyatakan bahwa potensi kerja sama antara pihaknya dengan BPSDMI Kemenperin semakin terbuka lebar. “Kami telah membuka kelas industri internasional di Jepang, yang pertama dari Indonesia. Mahasiswa Politeknik ATI Makassar akan diberangkatkan ke Jepang untuk belajar tentang industri di sana. Peluang kerja sama dengan sekolah dan kampus lain di Indonesia sangat besar,” ungkap Nakamura.