Potensi Besar Industri Furnitur Indonesia: Bahan Baku Melimpah dan Ekspor Meningkat

0
471
Potensi Industri Furnitur
Potensi Besar Industri Furnitur Indonesia: Bahan Baku Melimpah dan Ekspor Meningkat (Ilustrasi Foto Industri Furnitur, Sumber Foto: Kompas)
Pojok Bisnis

Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri furnitur dan mebel berkat ketersediaan beragam bahan baku, seperti kayu meranti, jati, mahoni, dan akasia. Upaya hilirisasi bahan baku ini menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Negara kita menjadi sumber bagi 80% rotan di dunia, dengan potensi dan kualitas bambu yang baik. Ekspor produk furnitur pada tahun 2022 mencapai USD2,5 miliar,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, di Jakarta.

Kementerian Perindustrian fokus pada lima kebijakan strategis untuk meningkatkan daya saing global industri furnitur. Fasilitasi ketersediaan bahan baku, pengembangan SDM terampil, peningkatan pasar, peningkatan produktivitas, kapasitas, dan kualitas produk, serta menciptakan iklim usaha kondusif dan peningkatan investasi menjadi sorotan utama.

“Memfasilitasi adanya suplai bahan baku dilakukan melalui Pusat Logistik Bahan Baku Industri Furniture. Mulai tahun 2022, papan kayu menjadi fokus, sedangkan pada tahun 2024, rotan akan difasilitasi,” ungkap Putu.

PT Mitra Mortar indonesia

Optimalisasi Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal menjadi langkah untuk memfasilitasi ketersediaan SDM kompeten. Kemenperin berupaya memasukkan kebutuhan pasar ke dalam kurikulum dinamis untuk meningkatkan daya saing lulusan.

Dukungan Pemerintah dalam Memfalitisasi Potensi Industri Furnitur

Dalam mendukung peningkatan pasar, pemerintah memfasilitasi keikutsertaan pelaku industri furnitur dalam pameran nasional dan internasional.

“Pembelian melalui APBN dengan produk ber-TKDN juga kita perkuat untuk meningkatkan pasar lokal,” tambahnya.

Peningkatan produktivitas dilakukan melalui Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Pengolahan Kayu. Pemberian reimburse penggantian sebagian pembelian mesin/peralatan bertujuan mendukung pembaruan teknologi.

Kemenperin juga mendukung pengembangan konsep desain furnitur melalui workshop kolaborasi antara desainer dan pelaku industri. Penerapan standar nasional (SNI) dan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI) turut mendukung peningkatan kualitas produk.

Selain kebijakan tersebut, pemerintah memberikan insentif perpajakan dan mempermudah prosedur ekspor dan impor untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif. Dengan terus meningkatkan pasar ekspor, pelaku industri furnitur diharapkan tetap berkontribusi pada pasar dalam negeri dengan inovasi produksi yang efisien.

Dalam menghadapi kesadaran lingkungan yang meningkat, pelaku industri furnitur didorong untuk memanfaatkan bahan baku lestari, menerapkan konsep ekonomi berkelanjutan, dan berperan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.

“Inovasi dengan konsep ramah lingkungan menjadi kunci untuk membuat produk berkualitas tanpa mengorbankan lingkungan,” tambah Putu.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan