Pemerintah Dorong BUMN untuk Sinergi dengan ASEAN dan Indo-Pacific demi Infrastruktur Hijau

0
367
infrastruktur hijau
Pemerintah Dorong BUMN untuk Sinergi dengan ASEAN dan Indo-Pacific demi Infrastruktur Hijau
Pojok Bisnis

Pemerintah, melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), memacu perusahaan-perusahaan pelat merah untuk membangun kerja sama yang erat dengan negara-negara di kawasan ASEAN dan Indo-Pacific. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat infrastruktur hijau dan mendukung ketahanan rantai pasok di Indonesia.

Inisiatif ini sejalan dengan tema ASEAN-Indo Pacific Forum (AIPF): Implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Infrastruktur hijau menjadi isu penting yang sedang dibicarakan di seluruh dunia, terutama dengan meningkatnya emisi gas rumah kaca.

Sebagai bagian dari upaya global untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060, PLN, melalui anak perusahaannya PLN Nusantara Renewables, berkolaborasi dengan Masdar. Keduanya berencana untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung (Floating Photovoltaic, FPV) di Cirata.

FPV ini akan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air terbesar di Asia Tenggara, dengan kapasitas mencapai 145 MWac atau setara dengan 192 MWp. Proyek ini diharapkan dapat mengurangi emisi CO2 sebanyak 214.000 ton per tahun.

Top Mortar gak takut hujan reels

MIND ID, sebagai Holding BUMN Industri Pertambangan, juga turut berperan dalam penguatan infrastruktur hijau. MIND ID bekerja sama dengan perusahaan China, Mitra CBL, dan perusahaan Korea, LG Chem, dalam pengembangan ekosistem EV Battery terintegrasi dari hulu sampai hilir. Proyek ini berlokasi di daerah Halmahera Timur, Maluku Utara.

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, menjelaskan bahwa “Dalam merealisasikan ekosistem EV terintegrasi, kami memiliki sejumlah kerjasama yang terdapat pada rangkaian-rangkaian supply chain.” Semua inisiatif ini akan dikoordinasikan oleh Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk memastikan integrasi dan hilirisasi dalam ekosistem EV battery.

Selain itu, untuk mendukung ketahanan rantai pasok, khususnya dalam sektor energi, Indonesia melalui Pertamina telah melakukan akuisisi beberapa sumur minyak di Afrika dan Timur Tengah dengan nilai akuisisi lebih dari USD 5 miliar.

Pemerintah Indonesia juga memberikan perhatian khusus terhadap ketahanan rantai pasok dalam sektor pangan dan kesehatan. Melalui PTPN Group, Kementerian BUMN mendorong transformasi industri perkebunan dengan menggabungkan 13 perusahaan di bawah Holding Perkebunan Nusantara menjadi tiga Sub Holding, yaitu SugarCo, PalmCo, dan SupportingCo.

Keputusan ini diambil untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi perkebunan, yang akan mendukung ketahanan pangan dalam negeri.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan