PT Pertamina International Shipping (PIS) terus membuktikan komitmennya dalam transisi energi dengan menggunakan strategi berkelanjutan. PIS telah mengambil langkah-langkah konkret dengan mengadopsi bahan bakar rendah emisi dan biodiesel pada kapal-kapal yang dimiliki maupun dioperasikan oleh perusahaan ini.
Yoki Firnandi, CEO PIS, mengungkapkan bahwa perusahaan telah menyusun program-program strategis untuk menurunkan emisi dari operasional kapal. Salah satu upaya yang dilakukan adalah penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan.
“PIS telah menerapkan penggunaan biodiesel pada 146 kapal yang kami operasikan, baik kapal milik perusahaan maupun kapal sewaan, sebagai sumber tenaga mesin utama,” kata Yoki. Selain itu, ada juga kapal-kapal yang menggunakan biodiesel sebagai sumber tenaga mesin tambahan atau auxiliary engine.
Selain penggunaan biodiesel, PIS juga melakukan langkah nyata lainnya dengan mengakuisisi kapal VLGC (Very Large Gas Carrier) bernama Amaryllis. Pertamina Gas Amaryllis merupakan salah satu kapal pengangkut gas terbesar di dunia dan menjadi kapal pertama di Pertamina dan Indonesia yang menggunakan bahan bakar dual fuel LPG.
“Dengan mengakuisisi Pertamina Gas Amaryllis, PIS dapat menurunkan emisi hingga 12 ribu ton setara CO2 per tahun,” ujarnya.
PIS Pertamina International Shipping menerapkan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan dan biodiesel dengan kandungan B35 pada kapal-kapalnya sebagai bagian dari upaya utama PIS untuk mendukung target NZE 2060 Indonesia. Inisiatif pertama adalah keterlibatan PIS dalam bisnis logistik dan transportasi energi baru dan terbarukan, atau yang dikenal sebagai green business building, dengan target jangka menengah dan panjang. Selanjutnya, PIS juga berupaya menurunkan emisi dari operasional kapal dan bisnis lainnya saat ini.
“Inisiatif peningkatan efisiensi operasi kapal merupakan langkah paling efektif dan efisien dalam mengurangi karbon di industri perkapalan. Beberapa langkah yang dilakukan adalah pembersihan lambung kapal secara berkala, pemasangan energy saving device, dan pengaturan kecepatan kapal pada kecepatan optimum/ekonomis,” tutur Yoki.
Fadjar Djoko Santoso, selaku VP Corporate Communication Pertamina, menjelaskan bahwa upaya mendukung target NZE 2060 tidak hanya dilakukan di bidang hulu dan hilir bisnis minyak dan gas (migas) perusahaan, tetapi juga di bidang midstream atau distribusi. PIS menjadi salah satu bagian penting dalam upaya transisi energi dan pencapaian target NZE.
“Pertamina sebagai subholding terus aktif dalam mendukung transisi energi dan mencapai target NZE,” ujar Fadjar.