Indonesia dan Australia Perkuat Kerja Sama Critical Minerals untuk Industri Baterai

0
415
Critical Minerals
Indonesia dan Australia Perkuat Kerja Sama Critical Minerals untuk Industri Baterai (Dok Menko Perekonomian)
Pojok Bisnis

Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) dan Pemerintah Negara Bagian Western Australia telah menandatangani rencana tindakan implementasi Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama mineral kritis atau critical minerals untuk periode 2023-2025.

Penandatanganan Rencana Tindakan ini dilakukan oleh Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, bersama Premier Western Australia, Hon Roger Cook MLA, dan disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Selanjutnya, rencana Tindakan ini bertujuan untuk menguraikan implementasi MoU yang telah ditandatangani pada 21 Februari 2023 di Perth oleh Ketua Kadin Indonesia dan Hon Roger Cook MLA.

“Rencana Tindakan ini merupakan langkah konkret yang mengikuti komitmen yang diambil dalam B20/G20 pada November 2022,” kata Ketua Indonesia-Australia Business Council (IABC), George Marantika, dalam keterangan tertulis pada Selasa (4/7/2023).

PT Mitra Mortar indonesia

Rencana Tindakan ini terkait dengan kerja sama mineral kritis atau critical minerals untuk periode 2023-2025. Kerjasama ini didukung oleh semangat economic powerhouse yang diperjuangkan dalam Indonesia-Australia Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), yang mulai berlaku pada tanggal 5 Juli 2023.

Kerja sama yang menjadi fokus dalam Rencana Tindakan ini mencakup Rantai Pasok, Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG), serta Pengembangan Tenaga Kerja Terampil. Kerja sama ini bertujuan mencapai pengembangan industri baterai dan mineral penting yang memberikan nilai tambah, tangguh, dan berkelanjutan di kedua negara.

“Kemitraan antara Indonesia dan Western Australia memiliki potensi besar dalam sektor mineral kritis, mengingat Australia Barat memiliki cadangan mineral yang melimpah untuk produksi baterai kendaraan listrik (EV). Australia akan menjadi pemasok litium, sedangkan Indonesia akan menjadi pemasok nikel, yang keduanya merupakan komponen utama dalam produksi EV,” kata Dubes RI Canberra, Siswo Pramono.

Kedua negara dapat berkontribusi lebih banyak dalam rantai nilai global untuk memenuhi kebutuhan baterai dan mineral penting secara global.

Indonesia diharapkan menjadi pusat pengolahan dengan potensi cadangan nikel yang melimpah dan tenaga kerja yang melimpah, dengan akses mudah ke berbagai bahan baku seperti litium, serta didukung oleh standar dan keahlian dari Australia.

“Penandatanganan Rencana Tindakan ini sangat penting untuk mengambil peluang dan mempertemukan pihak-pihak yang terlibat dalam sektor mineral kritis dengan pihak yang mendukung pembiayaan, sehingga dapat mewujudkan kerja sama yang lebih konkret,” tegas Airlangga.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan