Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) yang menargetkan eskpor industri furnitur mencapai USD5 Miliar pada tahun 2024.
Pada 2020 ekspor industri furnitur tercatat sebesar USD1,9 miliar dan tahun 2021 meningkat 33 persen atau mencapai nilai USD2,5 miliar. Dalam periode Januari-September 2022, angka ekspor mampu mencapai USD1,9 miliar atau lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2021 dengan nilai USD1,8 miliar.
“Para pelaku industri yang terhimpun dalam HIMKI menargetkan ekspor mencapai USD5 miliar. Untuk memenuhi target tersebut, pemerintah terus memberikan dukungan serius pada industri furnitur,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika di Jakarta, Jumat (11/11).
Pada triwulan III tahun 2022, kontribusi sektor industri agro terhadap industri pengolahan non migas mencapai 50,5 persen termasuk di dalamnya industri furnitur dengan kontribusi sebesar 1,3 persen, serta industri kayu, barang dari kayu, dan rotan sebesar 2,4 persen.
Meski demikian, industri furnitur tak luput dari beragam isu dan tantangan, di antaranya pandemi Covid-19 yang berimbas pada pengiriman ekspor furnitur. Selain itu, meningkatnya inflasi di negara tujuan ekspor yang mengakibatkan pembatalan dan penundaan order, terutama dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Padahal, Amerika Serikat merupakan negara utama tujuan ekspor produk funitur dengan kontribusi ekspor lebih dari 50%. Sedangkan ekspor tujuan negara-negara Eropa secara total berkontribusi sekurang-kurangnya 19% dari total ekspor produk furnitur.
“Pemerintah berupaya tidak tinggal diam menghadapi tantangan-tantangan bagi industri furnitur tersebut. Terobosan yang dilakukan Kemenperin adalah melalui upaya peningkatan market intellegence dan promosi produk ke pasar-pasar non-tradisional, misalnya India dan Timur Tengah,” ujar Dirjen Industri Agro Kemenperin.
Guna meningkatkan kinerja industri furnitur nasional, Kemenperin juga turut mendorong peningkatan penyerapan di pasar domestik, diantaranya melalui intensifikasi upaya Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Pada tahun 2022, Kemenperin menyiapkan program sertifikasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) gratis untuk 1.250 produk. Untuk tahun 2023 mendatang, Kemenperin memperjuangkan penambahan anggaran agar jumlah sertifikat TKDN gratis bertambah menjadi 10 ribu produk. “Langkah tesebut diharapkan menjadi momentum bagi industri furnitur untuk meningkatkan kinerja dan penyerapan produknya di dalam negeri,” jelas Putu.
Putu menyampaikan, dalam upaya meningkatkan kinerja industri furnitur, Kemenperin juga terus berbenah pada perbaikan rantai pasok, substitusi impor, serta program-program peningkatan kapasitas. “Semua upaya kami intensifkan sebagai wujud keberpihakan pemerintah agar industri dalam negeri dapat berdaulat, maju, dan berdaya saing,” imbuhnya.
Sementara itu, dalam rangka menjamin ketersediaan dan stabilitas pasokan bahan baku, Kemenperin juga akan memperjuangkan agar komoditas kayu dan rotan dapat segera masuk ke dalam Sistem Nasional Neraca Komoditas (SINAS NK) yang memuat data terkait suplai atau produksi komoditas tertentu, kebutuhan baku industry, dan konsumsi dalam kurun waktu tertentu yang berlaku secara nasional. “Sistem ini memungkinkan pengawasan ketat dan komprehensif terhadap supply chain bahan baku industri, termasuk terkait dengan kebutuhan impor,” tutur Putu.
Selanjutnya dalam dukungan penguatan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) furnitur terampil dan siap pakai, Kemenperin mengoptimalkan fasilitas Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu (Polifurneka) di Kendal, Jawa Tengah. Silabus pengajaran di politeknik terus ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan industri.
Dalam acara Simposium Nasional HIMKI di Jakarta, Kamis (10/11), Putu menyatakan pihaknya membuka ruang kerja sama dengan HIMKI untuk penyusunan kurikulum agar lulusan Polifurneka benar-benar memenuhi kebutuhan pasar kerja. Di sisi teknologi, Kemenperin juga telah menyiapkan program restrukturisasi mesin/peralatan untuk dapat dimanfaatkan pelaku industri mulai tahun 2022 ini.
Ketua Presidium HIMKI, Abdul Sobur menyampaikan, dengan adanya dukungan optimal dari pemerintah, para pelaku industri optimis industri furnitur nasional mampu memiliki kinerja yang baik untuk ke depannya, dan mampu menangkap berbagai peluang pasar.
“Kami juga bisa melihat peluang pasar global yang semakin terbuka dan terus bertumbuh didorong oleh maraknya pembangunan hotel, serta area komersial dan perkantoran baru. Peluang juga berasal dari perkembangan smart city, termasuk pembangunan real estate yang diproyeksikan akan menciptakan permintaan yang cukup besar akan produk mebel dan kerajinan nasional,” ucap Abdul Sobur.
Ia menambahkan, menjamurnya pembangunan hotel dan restoran, seiring dengan perkembangan pariwisata nasional, juga ikut berkontribusi dalam meningkatkan permintaan di pasar lokal saat ini.