Game Film Pamali Diangkat ke Layar Lebar

0
492
(Dok: instagram @cgv.id)
Pojok Bisnis

Jakarta – Kini saatnya film berkolaborasi dengan game seperti film “Pamali”. Rumah produksi Lyto Pictures berkolaborasi dengan Storytale Studios, developer game asal Bandung dan melahirkan film Pamali.

Lyto Pictures sebelumnya ikut terlibat dalam pembuatan film berbasis game dengan judul “DreadOut” pada tahun 2019.

Pamali merupakan film bergenre horror. Film ini akan dibintangi oleh Marthino Lio, Putri Ayudya, Taskya Namya, Rukman Rosadi, Unique Priscilla, Fajar Nugraha, dan Iyang Darmawan, serta disutradarai oleh Bobby Prasetyo.

Sutradara Bobby mengatakan tertarik mengangkat tradisi lokal ke dalam sebuah media film.

PT Mitra Mortar indonesia

“Menghidupkan kembali nilai tradisi lokal Indonesia melalui media modern seperti film dan game adalah hal yang menarik bagi saya, terutama jika targetnya adalah kaum muda. Pamali yang lebih dulu diangkat dalam format game sejak tahun 2018 juga sudah dikenal luas dan memiliki basis penggemar yang banyak, bahkan hingga ke luar negeri. Bagi saya, hal tersebut menjadi sebuah kesempatan dan tantangan untuk membuat sebuah karya yang bermanfaat melestarikan tradisi, sekaligus populer dan disukai banyak penonton,” kata Bobby, yang pernah mendapatkan nominasi sebagai sutradara muda di Piala Maya 2019.

Sementara itu, Andreas Andika selaku Studio Lead dari Storytale Studios mengungkapkan kebahagiaannya berkolaborasi dengan Lyto Pictures

“Senang dan excited sekali game Pamali bisa diangkat menjadi film layar lebar! Apalagi film ini tetap mempertahankan elemen dan ciri khas yang ada di dalam gamenya. Semoga ke depannya semakin banyak lagi karya film dan game anak bangsa yang bisa mengangkat cerita-cerita rakyat dan budaya tanah air kita.”

Berkisah tentang hal yang boleh dan tidak menurut kepercayaan dan tradisi suatu budaya, film horor “Pamali” akan tayang di bioskop mulai 6 Oktober 2022.

Sutradara “Pamali” Bobby Prasetyo mengatakan membawa karakter game ke dalam film cukup memberikan tantangan dalam proses produksi.

Yang paling dirasakannya adalah bagaimana membuat penonton dapat terhubung dengan kisah-kisah pamali sekaligus tidak meninggalkan ciri dari game-nya.

“Semua karakter yang ada di sini ada di game-nya. Kita kayak cuma main puzzle aja pasang di sana-sini biar tetap kerasa game-nya yang diadaptasi ke film tapi dikasih sesuatu yang menarik,” ujar Bobby usai pemutaran perdana film “Pamali” di Jakarta, Jumat.

Cerita “Pamali” dimulai dari sepasang suami istri Rika (Putri Ayudya) dan Jaka (Marthino Lio) yang menginap di rumah tua daerah pinggir kota. Rika beberapa kali melanggar pamali seperti perempuan hamil dilarang menggunting kuku saat malam hari dan menggunting rambut.

Tindakan-tindakan tersebut dipercaya dapat mendatangkan hal-hal buruk bagi diri sendiri. Belum lagi kisah pamali yang dilakukan oleh pemilik rumah terdahulu yang akhirnya meneror Rika dan Jaka.

Film “Pamali” menonjolkan nilai tradisi dan kebiasaan yang barangkali sudah ditinggalkan oleh masyarakat urban. Melalui film ini, penonton diajak untuk lebih menghargai kepercayaan dan larangan atau peringatan dari orang lain agar tidak mengundang petaka yang merugikan diri sendiri.

Putri Ayudya mengatakan bermain dalam film yang diadaptasi dari sebuah game cukuplah menantang. Apalagi pada game tersebut karakter Rika tidak pernah dijelaskan secara detail sifat-sifatnya.

“Karena Rika itu di game hanya suara, makanya saya harus juga mempertimbangkan penggemar game-nya,” kata Putri.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan