Ekosistem Digital Menghubungkan IKM Alat Angkut dengan Industri Besar Otomotif

0
287
(Dok: kemenperin.go.id)
Pojok Bisnis

Jakarta – Industri kecil dan menengah (IKM) komponen otomotif berperan strategis sebagai pemasok yang memproduksi komponen serta aksesoris mobil dan motor sesuai standar dan kualitas Agen Pemegang Merek (APM). Selama ini, pelaku IKM telah membuktikan kemampuannya dengan terus berinovasi dan mengembangkan produknya agar bisa diserap oleh APM, terutama setelah mengimplementasi teknologi industri 4.0 dalam proses produksinya.

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian bertekad untuk terus mendukung peningkatan produktivitas IKM alat angkut melalui penciptaan ekosistem industri dan implementasi teknologi 4.0 di sentra-sentra produksi. Selain guna meningkatkan produktivitas IKM alat angkut, tujuan program ini adalah untuk menjalin sinergi seluruh pemangku kepentingan dalam penerapan industri 4.0, terutama antara IKM alat angkut dengan industri otomotif besar.

“Seperti yang disampaikan Founder and Executive Chairman dari World Economic Forum, Klaus Schwab, ‘di dunia yang baru, bukan ikan besar memangsa yang kecil, tapi ikan gesit akan memangsa yang lamban’. Ini menggambarkan perkembangan teknologi di masa depan adalah suatu hal yang tidak dapat terelakkan dalam berbagai aktivitas di kehidupan masyarakat sehari-hari,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmitapada acara Kick Off Ekosistem Industri dan Implementasi 4.0 pada IKM Alat Angkut, di Jakarta, Kamis (9/12).

Menperin menjelaskan, perkembangan penjualan ritel melalui platform digital yang melonjak hingga 65% saat pemberlakuan pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19, membuktikan bahwa ekosistem digital yang diadaptasi suatu negara khususnya bidang industri, logistik dan ritel memegang peranan penting bagi kestabilan ekonomi. Transformasi digital ini sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.

Top Mortar gak takut hujan reels

“Industri 4.0 adalah era yang menyertakan kemajuan teknologi dan juga konektivitas internet sehingga dapat dicapai peningkatan efisiensi waktu produksi dan penyajian data secara real time,” tuturnya. Beberapa tools yang dapat diimplementasikan pada teknologi industri 4.0, antara lain Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI). Selain itu, melalui Enterprise Resource Planning (ERP) yang telah diadaptasi oleh berbagai penyedia layanan untuk membantu industri dalam memenuhi kebutuhannya.

“Implementasi teknologi 4.0 ini diharapkan dapat menjadi investasi penting bagi industri, baik itu industri besar maupun IKM untuk dapat mendorong kemajuan usahanya,” imbuhnya.

Di sektor industri otomotif, Menperin mengatakan, IKM berpeluang besar menangkap kebutuhan para industri besar APM yang berupaya meningkatkan jumlah tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Pada Januari-September 2021, jumlah penjualan kendaraan roda empat atau lebih di dalam negeri mencapai 627.545 unit dan total unit penjualan kendaraan roda dua di dalam negeri sebesar 3.761.407 unit.

“Peningkatan TKDN diharapkan berdampak pada luasnya peluang bagi para IKM, terlebih apabila didukung dengan peningkatan produktivitas melalui implementasi ekosistem industri 4.0 dalam proses produksi,” ujar Menperin.

Menurutnya, IKM harus terus meningkatkan kemampuan dan kualitas produknya dengan mengikuti perkembangan teknologi terkini. Hal ini sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024 dengan major project berupa perluasan adaptasi dan pemanfaatan industri 4.0 untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, kontribusi nilai tambah, daya saing dan keberlanjutan industri nasional, sehingga diharapkan berdampak pada peningkatan kontribusi industri dalam PDB.

Menperin mengapresiasi upaya industri besar otomotif nasional seperti PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), PT. Astra Honda Motor (AHM), PT. Komatsu Indonesia, dan juga Tier 1 industri otomotif yang selama ini telah menjalin kemitraan dengan IKM serta atas dukungannya pada pertumbuhan industri otomotif dalam negeri melalui penciptaan ekosistem berbasis teknologi 4.0.

“Ekosistem industri 4.0 yang ingin kita bangun tidak terlepas dari sinergi dan kolaborasi berbagai stakeholder antara lain  pemerintah sebagai regulator percepatan transformasi industri 4.0, technical provider sebagai penyedia teknologi industri 4.0, investor, consultant, dan juga akademisi sebagai mesin pencetak SDM dan inovasi industri 4.0,” ungkapnya.

Sementara itu, Plt. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita mengungkapkan Kemenperin akan mengembangkan ekosistem industri 4.0 di Sentra Logam Kabupaten Tegalguna mendukung produktivitas IKM alat angkut di daerah tersebut, yang sebagian besar merupakan supplier dari Agen Pemegang Merk (APM) kendaraan bermotor roda dua, roda empat, dan alat berat.

“Kemenperin telah melaksanakan program penerapan industri 4.0 bagi IKM alat angkut melalui Pendampingan Implementasi Penerapan Teknologi 4.0 dengan pilot project pada PT. Bimuda Karya Teknik (BKT), yaitu IKM yang telah menjadi supplier dari PT. Metindo Era Sakti (MES) sebagai Tier 1 dari PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN),” ucap Reni.

Dalam pilot project tersebut, kata Reni, telah dilakukan pemasangan sensor IoT (Internet of Things) pada mesin produksi PT. BKT yang disertai dengan pendampingan Tenaga Ahli. Dengan demikian, saat ini PT. MES dapat melihat progress order di PT. BKT secara real time.

Reni juga mengapresiasi para supplier dari PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT. Astra Honda Motor, dan PT. Komatsu Indonesia yang hadir pada acara Kick Off ini, sehingga dapat melihat secara langsung terkait potensi dan kemampuan IKM alat angkut di Kabupaten Tegal.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan