Dihantam Covid-19, Industri Kramik Menjerit Harap Stimulus

0
498
Keramik Popping
Keramik Popping
Pojok Bisnis

Industri keramik turut merasakan imbas dan dampak buruk dari pandemi Covid-19. Oleh karena itu, para pelaku usaha bidang ini menginginkan dukungan dari pemerintah agar tetap bertahan saat ini.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Kemarik Indonesia (ASAKI) Edy Suyanto mengatakan, kapasitas produksi nasional sangat drop di bawah 40%, dan ini merupakan terendah yang pernah terjadi selama ini akibat pandemi Covid-19.

Menurutnya lebih dari 10.000 karyawan dengan terpaksa dirumahkan sejak awal April bahkan diperkirakan bisa lebih dari 15.000 hingga Mei 2020 ini.

ASAKI sangat mendukung adanya usulan stimulus untuk industri dari Kemenperin yang mengatakan bahwa pembayaran gas yang menggunakan kurs tengah dolar Amerika U$D, dipatok di angka Rp 14.000, supaya stimulus penurunan harga gas tersebut bisa berjalan optimal untuk peningkatan daya saing industri.

Top Mortar gak takut hujan reels

Edy menambahkan, biasanya puncak permintaan keramik setiap tahun adalah saat menjelang hari Raya Idul Fitri dan jelang bulan Agustus hingga akhir tahun. Namun karena adanya pandemi Covid-19, maka tahun ini permintaan keramik durun drastis. Kondisi ini semakin parah karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang membuat hampir semua toko keramik terlaksa tutup.

“ASAKI sangat menyayangkan kebijakan tersebut karena saat ini masih ada permintaan kebutuhan keramik dari proyek-proyek renovasi dan pembangunan rumah baru swadaya, yang sudah direncanakan pemakaian keramiknya di bulan April dan Mei menjelang hari raya Idul Fitri. Jadi ibaratnya saat ini sudah jatuh tertimpa tangga,” tukas Edy.

Selain itu, ASAKI kata Edy juga mengharapkan insentif berupa diskon tarif Waktu Beban Puncak 2 (WBP2) secara penuh dari total pemakaian karena hal tersebut akan membantu meningkatkan daya saing industri keramik dimana komponen biaya listrik rata-rata berkisar 8-10% dari total biaya produksi keramik.

Data dari Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa angka impor keramik dari India tahun 2019 lalu meningkat 12x lipat dan impor Vietnam naik 32%. Sedangkan data Januari dan Februari 2020, kembali meningkat 145%.

“Harapan kami, setelah selesai wabah Covid-19 stimulus dan kebijakan yang diambil dapat membantu menekan angka impor keramik dari China, India dan Vietnam,” pungkas Edy Suyanto.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.