Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Bisnis Harga Emas Tembus Level Tertinggi Bulan Ini, Apa Penyebabnya?

Harga Emas Tembus Level Tertinggi Bulan Ini, Apa Penyebabnya?

0
Harga Emas Tembus Level Tertinggi Bulan Ini, Apa Penyebabnya? (Ilustrasi Foto)

Pada perdagangan hari Senin, harga emas mengalami peningkatan lebih dari 1%, mencapai puncak tertinggi sejak 2 Agustus. Kenaikan ini didorong oleh minat investor terhadap aset safe haven menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat minggu ini.

Rilis data inflasi ini akan menjadi indikator penting bagi investor emas dalam menilai kebijakan suku bunga yang mungkin diambil oleh Federal Reserve atau Bank Sentral Amerika Serikat (AS).

Menurut laporan dari CNBC, Selasa (13/8/2024), harga emas di pasar spot meningkat lebih dari 1%, mencapai USD 2.458,25 per ons pada pukul 15.29 GMT. Sementara itu, harga emas berjangka AS mencatat kenaikan sekitar 1%, menjadi USD 2.497,40 per ons.

Jim Wycoff, seorang analis senior di Kitco Metals, berkomentar, “Yang kita saksikan saat ini adalah adanya dukungan harga yang dipicu oleh tren bullish pada grafik emas, yang menarik minat pembelian teknis.”

Ia menambahkan, “Selain itu, ada permintaan safe haven akibat meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah.”

Situasi Geopolitik Mempengaruhi Harga Emas

Di Gaza selatan, pasukan Israel melanjutkan operasinya di dekat kota Khan Younis pada hari Senin. Hal ini terjadi di tengah desakan internasional untuk mencapai kesepakatan guna menghentikan pertempuran dan mencegah konflik yang lebih luas dengan Iran dan sekutunya.

Di tempat lain, pasukan Ukraina berhasil menerobos perbatasan Rusia pada hari Selasa lalu, mengambil alih beberapa wilayah di barat Kursk, Rusia, yang menunjukkan kelemahan dalam pertahanan perbatasan Rusia.

Investor juga akan memperhatikan data harga produsen AS yang akan dirilis pada hari Selasa dan angka harga konsumen pada hari Rabu untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang inflasi.

Gubernur Fed, Michelle Bowman, dalam pernyataannya pada hari Sabtu, tampak lebih lunak dibandingkan dengan sikap biasanya yang agresif. Dia mencatat adanya beberapa kemajuan dalam pengendalian inflasi dalam beberapa bulan terakhir.

Pasar memprediksi peluang sekitar 49% untuk penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh Federal Reserve pada bulan September, menurut alat FedWatch dari CME Group.

Tren dan Prediksi Harga Emas

Emas dikenal sebagai lindung nilai yang efektif terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, terutama di tengah suku bunga yang rendah. Menurut TD Securities, “Dari sudut pandang apa pun, emas kini menjadi komoditas yang menarik perhatian pasar. Meskipun optimisme tinggi, posisi dana makro mungkin sudah maksimal tanpa adanya resesi dalam waktu dekat.”

Sebelumnya, harga emas diperkirakan akan mencapai puncaknya pada kuartal keempat 2024, didukung oleh harapan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS dan dukungan berkelanjutan dari arus masuk Exchange Traded Funds (ETF) serta pembelian oleh bank sentral. Dalam situasi geopolitik yang tidak stabil, harga emas diperkirakan akan terus mendapat dorongan signifikan.

Ewa Manthey, seorang ahli strategi komoditas di ING, menyatakan bahwa meskipun emas mengalami penurunan pada awal pekan akibat aksi jual ekuitas global yang dipicu oleh kekhawatiran resesi di AS, potensi emas untuk kembali menguat tetap besar.

“Emas, yang biasanya menjadi aset yang dicari saat ketidakpastian meningkat, sempat mengalami penurunan tajam pada hari Senin, kemungkinan karena likuidasi untuk menutupi margin call pada aset lain,” jelas Manthey, seperti dikutip dari Kitco.com pada Senin (12/8/2024).

Meski mengalami penurunan, Manthey optimis bahwa harga emas akan kembali naik, didukung oleh ketidakpastian geopolitik yang berkelanjutan dan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.

Sepanjang tahun 2024, harga emas telah meningkat sekitar 15%, menjadikannya salah satu komoditas dengan kinerja terbaik tahun ini. Kenaikan ini didorong oleh pembelian bank sentral, konsumen di Asia, dan ekspektasi akan kebijakan moneter yang lebih longgar dari Fed.

Exit mobile version