Harga Bitcoin Meledak Hingga US$ 66.000, Investor dan Trader Panen Untung!

0
301
Harga Bitcoin Meledak Hingga US$ 66.000, Investor dan Trader Panen Untung!
Harga Bitcoin Meledak Hingga US$ 66.000, Investor dan Trader Panen Untung!
Pojok Bisnis

Harga Bitcoin (BTC) kembali melonjak, mencapai US$ 66.000, yang memicu semangat baru di kalangan investor dan trader untuk lebih dalam terlibat di pasar kripto.

Menurut data dari coinmarketcap.com, BTC mengalami kenaikan 6,66% dalam 24 jam terakhir, mencapai US$ 66.252 pada Kamis (16/5) pukul 14.43 WIB. Ethereum juga mengikuti tren ini dengan peningkatan 3,73% ke US$ 3.019.

Fyqieh Fachrur, seorang trader dari Tokocrypto, menjelaskan bahwa kenaikan harga BTC didorong oleh laporan inflasi inti di Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah serta meningkatnya investasi institusional dalam ETF Bitcoin. Data terbaru Indeks Harga Konsumen (CPI) AS menunjukkan penurunan inflasi inti ke titik terendah dalam tiga tahun, yakni 3,4%. Penurunan ini dianggap telah memicu peningkatan aktivitas di pasar Bitcoin, menarik minat signifikan dari bank-bank besar global.

Dalam pernyataan resminya pada Kamis (16/5), Fyqieh mengungkapkan bahwa ada korelasi antara inflasi yang lebih rendah dan peningkatan investasi pada aset digital, menunjukkan kemungkinan pandangan investor terhadap Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap ketidakstabilan ekonomi.

PT Mitra Mortar indonesia

Fyqieh juga menambahkan bahwa angka inflasi yang baik mengisyaratkan potensi penurunan suku bunga AS di masa depan. Meskipun The Fed masih mengadopsi pendekatan wait and see, data terbaru mungkin mempercepat waktu penurunan suku bunga.

Potensi Kenaikan Harga Bitcoin dan Faktor-Faktor Pendukungnya

Namun demikian, masih ada kekhawatiran mengenai kecepatan penurunan inflasi yang dapat membatasi ruang lingkup penurunan suku bunga tahun ini. Dengan kenaikan harga BTC saat ini, diharapkan harga dapat bergerak menuju US$ 69.000. Jika BTC mampu menembus level resistensi ini, harga bisa mencapai level tertinggi sepanjang masa, yaitu US$ 73.808.

Dia menambahkan bahwa fokus utama ke depan adalah data ekonomi AS, pidato anggota The Fed, dan tren aliran pasar ETF BTC.

Lonjakan harga BTC juga didorong oleh meningkatnya minat institusional terhadap ETF Bitcoin. Pengajuan terbaru ke SEC mengungkapkan bahwa bank-bank besar seperti JPMorgan dan Wells Fargo, serta bank internasional seperti UBS dan Bank of Montreal, telah menunjukkan investasi signifikan dalam ETF Bitcoin.

Perkembangan ini diperkirakan akan mempertahankan tren kenaikan Bitcoin karena semakin banyak investor institusional yang memasukkannya ke dalam portofolio mereka. Faktor makroekonomi dan perkembangan sektor ETF memberikan kerangka kerja yang kuat untuk memahami kenaikan nilai Bitcoin baru-baru ini.

Selain BTC, koin meme juga mengalami lonjakan seiring penurunan inflasi AS. Fyqieh menjelaskan bahwa koin meme mendapatkan manfaat besar dari penurunan suku bunga karena meningkatkan sentimen saat investor mengalihkan dana ke aset berisiko. Ketika Bitcoin dan pasar kripto lainnya stagnan, koin meme menjadi harapan bagi investor untuk meraih profit.

Menurut laporan CoinGecko, Indonesia menempati peringkat kelima dalam hal investasi dan trading aset kripto degen. Istilah degen merujuk pada aset kripto yang berisiko dan spekulatif dengan kapitalisasi pasar kecil, umumnya terkait dengan koin meme.

Fyqieh menekankan bahwa dalam situasi pasar kripto yang sepi, investor cenderung bereaksi terhadap sektor koin meme. Banyak investor dan trader berspekulasi di koin meme untuk mendapatkan profit. Namun, ia mengingatkan agar tidak menginvestasikan semua dana di koin meme karena potensi fluktuasi yang tinggi dan tidak ada jaminan untuk investasi jangka panjang.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan