Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Bisnis Isu BI Checking: Bisa Mempengaruhi Proses Ketika Melamar Pekerjaan?

Isu BI Checking: Bisa Mempengaruhi Proses Ketika Melamar Pekerjaan?

0
Isu BI Checking: Bisa Mempengaruhi Proses Ketika Melamar Pekerjaan?

BI Checking atau yang sekarang dikenal sebagai SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) telah menjadi isu yang sangat ramai dalam beberapa waktu terakhir, terutama setelah munculnya konten viral mengenai karyawan yang ditolak dalam proses penerimaan kerja karena skor BI Checking yang tidak memuaskan.

Dalam rangka memahami lebih mendalam, berikut disajikan informasi lebih rinci mengenai fakta BI Checking yang menjadi persyaratan lamaran kerja dan telah menjadi perhatian publik.

Skor Kredit Sebagai Penilaian

BI Checking tidak hanya sekadar mencatat riwayat pembayaran kredit seseorang, tetapi juga memberikan penilaian berupa skor kredit.

Rentang skor ini dari 1 hingga 5, di mana skor 1 dan 2 dianggap baik, sementara skor 3, 4, dan 5 menandakan tingkat kredit yang mulai tidak lancar, diragukan, hingga kredit yang benar-benar macet. Skor ini menjadi referensi penting bagi perbankan atau lembaga keuangan dalam menilai kelayakan peminjam.

Meskipun terdapat kontroversi terkait hal ini, Kementerian Ketenagakerjaan menegaskan bahwa BI Checking tidak memiliki hubungan langsung dengan proses seleksi karyawan.

Lebih kepada pengajuan pinjaman online dan keinginan seseorang untuk mengajukan kredit atau pinjaman. Kendati beberapa perusahaan menerapkan BI Checking dalam rekrutmen, ini tidak bersifat mutlak dan bergantung pada kebijakan perusahaan masing-masing.

Isu BI Checking telah menjadi bahan perbincangan yang sangat ramai di media sosial. Berbagai perspektif muncul, mulai dari pandangan yang mendukung penggunaan BI Checking sebagai bagian dari proses rekrutmen hingga kritik tajam yang mempertanyakan bagaimana seseorang bisa memperoleh pekerjaan dan melunasi hutangnya jika kesempatan untuk bekerja telah ditolak.

Kewenangan dan Alasan Profesional Perusahaan

Penting untuk dicatat bahwa penetapan syarat BI Checking dalam proses rekrutmen sepenuhnya merupakan hak dan kewenangan dari perusahaan.

Namun, hal ini seharusnya disertai dengan alasan profesional yang logis. Pelamar dapat melakukan seleksi pada lowongan pekerjaan yang sesuai dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan, selama tetap mematuhi regulasi yang berlaku.

BI Checking umumnya diterapkan oleh beberapa sektor industri di Indonesia. Di antaranya adalah sektor perbankan dan keuangan, asuransi, financial technology, perusahaan teknologi, retail dan e-commerce, telekomunikasi dan layanan publik, serta sektor pendidikan.

Setiap industri memiliki pertimbangan sendiri dalam menggunakan hal tersebut sebagai bagian dari proses seleksi dan evaluasi karyawan.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam mengenai fakta-fakta ini, diharapkan calon pelamar kerja dapat lebih siap menghadapi persyaratan BI Checking dan memahami dampaknya dalam konteks seleksi dan rekrutmen di berbagai sektor industri.

Kesadaran ini menjadi kunci dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi dinamika dunia kerja yang terus berkembang.

Exit mobile version