Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Bisnis Finance Pertumbuhan Investree Tetap Stabil di Masa Pandemi COVID-19

Pertumbuhan Investree Tetap Stabil di Masa Pandemi COVID-19

0
Dok Investree

Di tengah masa pandemi COVID-19 yang mengakibatkan roda perekonomian Indonesia berjalan lambat, Investree, pionir fintech lending tetap menunjukan pertumbuhan yang stabil. Menurut data, jumlah pinjaman yang disalurkan oleh Investree pada bulan Juni 2020 meningkat sebesar 41% dibandingkan bulan Mei 2020.

Hingga saat ini, jumlah pinjaman yang disalurkan oleh Investree kepada UKM-UKM di Indonesia sudah mencapai Rp 4,35 triliun sejak berdiri. Kemudian, angka TKB90 Investree semenjak bulan April 2020 hingga Mei 2020 masih di atas 99%. Hal ini menunjukan Borrower Investree masih menjalankan usahanya dengan baik dan mampu membayarkan pinjaman meskipun dalam masa pandemi.

Selanjutnya, pada bulan Mei 2020, terdapat peningkatan jumlah Lender sebanyak 1.800 Lender terhitung sejak Maret 2020. Selain itu, jumlah Borrower pun mengalami peningkatan, bertambah 34 perusahaan yang bergabung di ekosistem Investree sejak bulan Maret 2020.

Adrian Gunadi, CEO & Co-Founder Investree, mengaku bahwa Investree terus berusaha menjaga kepercayaan dari para Lender dan Borrower di saat sulit seperti sekarang ini dan berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan solusi permodalan bagi para pengusaha agar dapat bertahan dan bangkit sekaligus melindungi para Lender beserta aset mereka sesuai dengan arahan dari otoritas dan asosiasi.

“Kami sadar di situasi penuh ketidakpastian ini ada banyak pelaku usaha yang kesulitan terutama dari segi arus kas. Oleh karena itu, kami fokus pada produk pinjaman dengan skema rantai pasokan (supply chain financing) seperti Invoice Financing. Kami yakin skema pinjaman modal usaha jangka pendek ini mampu membantu para Borrower untuk membangkitkan kembali bisnisnya sekaligus memberi rasa aman bagi para Lender yang melakukan pendanaan,” ujar Adrian Gunadi.

Sampai saat ini, portofolio pinjaman di Investree masih didominasi oleh Invoice Financing. Dengan skema pembiayaan rantai pasokan (supply chain financing), pinjaman Borrower diajukan berdasarkan tagihan (invoice) atas pekerjaan yang sudah selesai dan sedang menunggu pembayaran oleh Payor.

Dalam hal ini, Payor atas invoice tersebut rata-rata adalah perusahaan dengan reputasi bagus dan kokoh dalam hal keuangan, sebut saja BUMN, Pemerintah, dan perusahaan multinasional sehingga memiliki kemampuan yang bagus dan kuat untuk membayar invoice tersebut. Dengan kata lain, hal tersebut meningkatkan kepastian pembayaran pinjaman di Investree.

Adrian juga menyatakan dukungan Investree kepada UKM-UKM Indonesia yang bergerak di sektor- sektor yang esensial bagi penanganan COVID-19.

“Terutama di tengah pandemi COVID-19 yang sekarang masih berlangsung, Investree berkomitmen untuk terus melakukan pendampingan finansial bagi para pelaku usaha yang berkaitan erat dengan upaya penanganan COVID-19 seperti penyedia alat-alat kesehatan dan pelindung diri. Bagaimanapun juga, mereka bergerak di sektor krusial yang sangat perlu didukung terutama di tengah situasi seperti ini,” lanjut Adrian.

Kondisi tersebut diakui oleh Ben Wirawan Sudarmadji, CEO Torch.id, sebuah merek startup lokal Indonesia yang di tengah pandemi ini memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) reusable untuk garda terdepan COVID-19.

“Biasanya kami meminjam di Investree untuk pengembangan bisnis, saat pandemi COVID-19 ini terjadi permintaan untuk APD meningkat pesat, namun pembayaran bahan baku ke supplier tidak bisa dimundurkan. Akhirnya kami menggunakan fasilitas pinjaman dari Investree, Alhamdulillah masalah tersebut dapat teratasi.”

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), Investree sebagai pionir fintech lending turut membawa dampak sosial dan ekonomi yang positif di Indonesia.

Secara umum, melalui produk-produk pinjaman yang inovatif, Investree telah mendukung laju pertumbuhan UKM-UKM di Indonesia di mana 56% Borrower telah mengalami peningkatan omzet dan 44% Borrower mengalami kenaikan jumlah pekerja setelah mengajukan pinjaman di Investree.

Ditambah lagi, setelah lebih dari 1 kali mengajukan pinjaman di Investree, para Borrower dapat meningkatkan kapasitas produksi dan kredibilitas sehingga para pelaku usaha yang pada awalnya tidak memenuhi persyaratan untuk meminjam di Bank menjadi mampu mendapatkan pendanaan dari Bank.

Flavia Aybie, Head of Finance Administration & Sales Marketing PT Indosopha Sakti, perusahaan penyedia alat-alat kesehatan, mengatakan bahwa proses pengajuan di Investree sangat efisien hingga proses approval.

“Di saat kami butuh modal kerja tambahan, proses dari Investree sangat cepat. Pengajuan kami melalui Investree sangat easy-handling, skema pembiayaan pun sangat baik,” tambah Flavia.

Tak hanya itu, menurut hasil studi LD FEB UI yang diumumkan pada tanggal 2 Juli 2020 tersebut, 98% Borrower Investree merasa mendapatkan informasi yang jelas mengenai persyaratan melakukan peminjaman, 95% Borrower menyatakan proses administrasi di Investree sederhana, dan 94% menyatakan proses peminjaman cepat, mulai dari pengajuan hingga pencairan pinjaman.

“Kami menyadari bahwa ada kesenjangan terhadap inklusi keuangan yang menyebabkan UKM sulit untuk mendapatkan dana. Hal ini pastinya akan mempersulit perkembangan ekosistem UKM, maka dari itu tim kami sangat bekerja keras untuk memastikan UKM bisa mendapatkan akses dana yang mudah dan cepat untuk membantu mengembangkan bisnis serta memastikan pertumbuhan ekosistem di masa depan,” tutup Adrian.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version