Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Bisnis Finance Saat Pandemi, Permata Bank Sukses Bukukan Pendapatan Operasional Rp.2,1 Trilyun

Saat Pandemi, Permata Bank Sukses Bukukan Pendapatan Operasional Rp.2,1 Trilyun

0

PT Bank Permata Tbk berhasil mempertahankan pertumbuhan aset dan pendapatan operasional di tengah situasi pandemi COVID-19.  Sebagaimana yang diketahui, dampak pandemi COVID-19 dirasakan oleh perekonomian di Indonesia sejak bulan Maret 2020, dimana dampak tersebut juga mempengaruhi kinerja sektor keuangan termasuk perbankan secara signifikan.

Di tengah masa yang penuh tantangan ini, PermataBank memberikan dukungan penuh bagi stimulus yang ditetapkan oleh Pemerintah dan Regulator di sektor keuangan, termasuk memberikan kelonggaran dan restrukturisasi kredit bagi nasabah yang terdampak di sektor Ritel, UMKM, Komersial dan Korporasi.

Untuk menjaga kelangsungan usaha, PermataBank tetap menyalurkan kredit kepada nasabah secara selektif bagi sektor ekonomi yang kritikal untuk mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia dengan terus menerapkan prinsip kehati-hatian dan kerangka manajemen risiko dan tata kelola perusahaan yang kuat.

Layanan perbankan digital yang prima, antara lain melalui PermataMobile X dan PermataNet, menjadi fokus utama dalam memenuhi kebutuhan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan dalam situasi terjadi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Meskipun dalam kondisi yang penuh tantangan, dalam Kuartal I tahun 2020 PermataBank mampu membukukan pendapatan operasional sebesar Rp2,1 trilyun, atau tumbuh sebesar 15,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Pendapatan bunga bersih sebesar Rp1,6 trilyun bertumbuh sebesar 15,5% year-on-year (yoy) sejalan dengan pertumbuhan kredit yang diberikan sebesar 5,7% yoy. Pertumbuhan kredit ini terutama dikontribusikan oleh segmen Wholesale Banking.

Pendapatan berbasis biaya juga mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan sebesar 15,8% yoy, terutama dikontribusikan oleh keuntungan dari transaksi perdagangan valuta asing (valas) di tengah fluktuasi nilai tukar Dolar Amerika terhadap Rupiah yang terjadi dan pertumbuhan pendapatan berbasis biaya dari komisi, provisi dan administrasi terkait transaksi perbankan.

Beban operasional tetap terjaga dengan penerapan disiplin manajemen biaya yang berkesinambungan. Beban Operasional hanya mengalami peningkatan yang marjinal sebesar 3,8% yoy, sehingga Laba Operasional Sebelum Cadangan Kerugian Penurunan Nilai mengalami peningkatan yang sangat memuaskan sebesar 37,4% yoy menjadi Rp865 milyar.

Rasio efisiensi Cost to Income (CIR) membaik secara substansial menjadi sebesar 58,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 65,1%.

Peningkatan rasio BOPO menjadi 94% dari 88% di periode yang sama tahun lalu terutama disebabkan karena peningkatan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan, sejalan dengan penerapan PSAK 71 yang efektif berlaku di 1 Januari 2020.

Pandemi COVID-19 telah menyebabkan volatilitas beberapa indikator perekonomian makro, sehingga berdampak pada peningkatan rasio kemungkinan terjadi gagal bayar di masa yang akan datang dan peningkatan cadangan kerugian secara umum.

Selain itu dengan adanya kebijakan Pemerintah untuk menurunkan tarif Pajak Penghasilan Badan dari 25% menjadi 22% efektif sejak tanggal 31 Maret 2020, maka Bank melakukan penyesuaian penurunan aset pajak tangguhan yang berakibat pada peningkatan beban pajak tangguhan sebesar Rp216 milyar.

Dengan mengecualikan dampak COVID-19 terhadap peningkatan cadangan kerugian penurunan nilai dan dampak penurunan tarif pajak penghasilan badan terhadap penurunan nilai aset pajak tangguhan, laba bersih Bank setelah normalisasi mengalami sedikit peningkatan dari Rp377 Milyar menjadi Rp378 Milyar. Hal ini menunjukkan kinerja PermataBank yang tetap terjaga dengan stabil.

Posisi likuiditas Bank tetap kuat di tengah tantangan COVID-19, dengan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 11,4% yoy yang terutama dikontribusikan dari dana murah (giro dan tabungan) sebesar 25,8% yoy.   Rasio dana murah juga mengalami perbaikan yang signifikan dari tahun lalu sebesar 47,4% menjadi 53,5%.

Secara umum rasio likuiditas Loan-to-Deposit (LDR) Bank tetap terjaga di kisaran 79,9% yang menunjukkan pengelolaan penerimaan dan penyaluran dana masyarakan secara optimum.   Struktur pendanaan yang baik juga berdampak positif pada marjin bunga (Net Interest Margin atau NIM) yang mengalami peningkatan menjadi 4,6% dari sebelumnya 4% di periode yang sama tahun lalu, berlawanan dengan kondisi industri perbankan secara umum yang mengalami penurunan NIM.

Pengelolaan risiko kredit tetap berjalan dengan baik, terlihat dari Rasio Non-Performing Loan (NPL) gross yang mengalami penurunan ke level 3,2% dibandingkan dengan Maret 2019 pada 3,8%. NPL coverage ratio terus terjaga baik sebesar 152% pada Maret 2020, meningkat dibandingkan posisi Desember 2019 yang sebesar 133%.

Hal ini sejalan dengan upaya perbaikan kualitas kredit yang dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit baru serta percepatan penyelesaian kredit bermasalah melalui upaya restrukturisasi dan likuidasi.

Common Equity Tier 1 (CET-1) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terjaga kuat pada di Maret 2020 sebesar 18,4% dan 19,6%, dibanding 18,3% dan 19,9% pada periode yang sama tahun lalu, jauh lebih tinggi dari ketentuan regulasi mengenai modal minimum sebesar 12,5%.

Rasio permodalan bahkan tetap terjaga kuat setelah memperhitungkan dampak negatif dari penerapan pertama PSAK 71 mengenai penilaian cadangan kerugian instrument keuangan pada tanggal 1 Januari 2020.

Ridha DM Wirakusumah, Direktur Utama PermataBank mengatakan. Pada kuartal pertama, kami terus menerapkan prinsip kehati-hatian dalam kerangka manajemen risiko yang kuat untuk mendukung kebijakan-kebijakan Pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

“Kemampuan Bank dalam mencetak pertumbuhan kredit, dana pihak ketiga terutama dana murah dan pendapatan operasional di tengah kondisi perekonomian yang sulit ini menunjukkan bahwa kami terus memainkan peranan penting dalam mendukung nasabah kami untuk mengelola operasional bisnis serta kebutuhan likuiditasnya dengan baik. Pencapaian ini senantiasa mendorong kami untuk memberikan pengalaman dan nilai tambah yang optimal bagi nasabah kami,” ujarnya.

“Dalam masa challenging yang sedang menghantam berbagai industri akibat pandemi COVID-19 saat ini, kami juga mengutamakan pemanfaatan solusi digital melalui PermataMobile X dan PermataNet kepada para nasabah sebagai solusi untuk tetap aktif bertransaksi dan tetap di rumah. Kami percaya dengan tetap menerapkan prinsip prudential banking, dapat menjaga stabilitas performa serta tingkat kesehatan bank secara berkelanjutan” tutup Ridha

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version