Berempat.com – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) memiliki target peningkatan ekspor kendaraan pada tahun ini. Tahun lalu, pengapalan kendaraan utuh (Complete Build Up/CBU) Toyota naik sebesar 4%.
Menurut Presiden Direktur TMMIN, Warih Andang Tjahjono, perseroan memproyeksikan kinerja ekspor CBU di tahun ini naik lebih dari 5%. Pihaknya mengaku sudah memiliki dua strategi yang akan dilakukan guna mempertahankan performance ekspor di 2019, yakni dengan tetap fokus pada kestabilan performa ekspor yang di dalamnya termasuk menjaga kualitas produk dan ketepatan waktu pengiriman di negara tujuan baru.
“Studi-studi untuk mempelajari destinasi ekspor baru termasuk ke Australia masih terus kami lakukan. Di saat yang sama kami berupaya tetap fokus dalam menjaga kestabilan performa ekspor di negara baru tujuan ekspasi tahun lalu seperti Afrika dan Amerika Latin,” ungkap Warih pada keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Senin (4/2).
Direktur TMMIN Bob Azam pun menambahkan, semua kendaraan CBU Toyota yang diekspor ke berbagai negara merupakan produksi lokal dengan tingkat kandungan dalam negeri mencapai 75-94%. Sampai saat ini, setidaknya lebih dari 80 negara di kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, Karibia, dan Timur Tengah menjadi tujuan ekspor Toyota.
Di sisi lain, kondisi ekonomi makro dunia merupakan tantangan tersendiri bagi kinerja ekspor otomotif dalam negeri. Menyikapi hal tersebut Toyota pun memandang bahwa daya saing industri menjadi kunci untuk bisa bertahan, bahkan memenangkan persaingan.
“Tidak ada jalan selain meningkatkan competitiveness industry dalam negeri dari hulu hingga hilir untuk mempertahankan posisi Indonesia sebagai salah satu basis produksi dan ekspor di kawasan Asia-Pasifik. Peningkatan kandungan lokal murni produk yang dimulai dari penggunaan sumber material dalam negeri, menjadi upaya fundamental untuk menjaga daya saing,” ujar Bob Azam.
“Di saat yang sama, kegiatan tersebut bisa menekan impor raw material, sehingga memberi sumbangan terhadap kestabilan neraca perdagangan terutama di sektor komponen otomotif, yang saat ini masih menjadi perhatian pemerintah,” pungkasnya.