Mau Bisnis Sablon? Ini Daftar Modal yang Wajib Kamu Tahu!

0
272
Mau Bisnis Sablon? Ini Daftar Modal yang Wajib Kamu Tahu!
Mau Bisnis Sablon? Ini Daftar Modal yang Wajib Kamu Tahu! (Ilustrasi Foto)
Pojok Bisnis

Bisnis sablon, baik sablon digital maupun sablon konvensional, merupakan peluang usaha yang cukup menjanjikan di era sekarang. Banyaknya permintaan untuk sablon kaos, tas, topi, dan berbagai produk custom lainnya membuat bisnis ini terus berkembang. Namun, sebelum terjun ke dunia sablon, ada beberapa modal yang perlu disiapkan, baik dalam bentuk alat, bahan, maupun pengetahuan. Kali ini Berempat.com akan memberi ulasan lengkap tentang modal yang harus dipersiapkan ketika ingin memulai bisnis sablon digital dan sablon konvensional.

1. Modal Alat dan Mesin untuk Bisnis Sablon

Jenis sablon yang ingin dijalankan akan memengaruhi jenis alat dan mesin yang perlu dibeli. Mari kita lihat lebih detail perbedaan antara sablon digital dan konvensional.

  • Sablon Digital

Sablon digital adalah metode sablon menggunakan printer khusus untuk mencetak desain langsung pada media yang diinginkan, seperti kaos atau bahan lain. Berikut adalah alat-alat yang dibutuhkan:

Printer DTG (Direct to Garment): Alat ini adalah mesin utama dalam sablon digital. Printer DTG memungkinkan desain dicetak langsung ke kain. Harga printer DTG bervariasi, mulai dari Rp 10 juta hingga puluhan juta tergantung pada spesifikasi dan kualitasnya.

PT Mitra Mortar indonesia

Komputer/Laptop: Untuk mempersiapkan desain, kamu membutuhkan komputer atau laptop dengan spesifikasi yang cukup memadai, terutama untuk menjalankan software desain seperti CorelDraw, Adobe Photoshop, atau Adobe Illustrator.

Software Desain: kamu perlu software desain grafis yang bisa digunakan untuk membuat atau memodifikasi gambar yang akan dicetak. Ada software gratis seperti Inkscape, atau yang berbayar seperti Adobe Illustrator.

Heat Press (Mesin Press): Digunakan untuk membantu transfer desain ke kaos atau bahan lainnya. Mesin press ini membantu dalam mempercepat proses pengeringan tinta. Harga mesin press mulai dari Rp 2-5 juta tergantung pada ukuran dan kualitasnya.

  • Sablon Konvensional (Manual)

Sablon konvensional menggunakan screen (rakel) dan tinta untuk mencetak gambar secara manual. Berikut adalah peralatan yang dibutuhkan:

Screen Sablon: Screen adalah alat utama dalam sablon manual yang digunakan untuk mencetak desain. kamu membutuhkan beberapa ukuran screen tergantung dari ukuran desain yang akan dicetak. Harga screen berkisar antara Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu per unit.

Rakel: Alat ini digunakan untuk meratakan tinta pada screen saat proses sablon. Rakel biasanya terbuat dari karet dengan pegangan kayu. Harganya sekitar Rp 50 ribu hingga Rp 150 ribu.

Meja Sablon: Meja ini khusus digunakan untuk proses sablon agar hasilnya rapi dan presisi. kamu bisa membuat meja sablon sendiri atau membeli meja sablon dengan harga sekitar Rp 1-3 juta.

Emulsi: Cairan kimia yang diaplikasikan pada screen untuk membuat gambar yang akan disablon. Harga emulsi berkisar dari Rp 50-100 ribu per botol.

Tinta Sablon: Ada berbagai jenis tinta sablon, seperti plastisol, rubber, dan discharge. Setiap jenis tinta memiliki keunggulannya sendiri. Harga tinta bervariasi mulai dari Rp 50 ribu hingga ratusan ribu per kaleng, tergantung jenisnya.

Hair Dryer atau Heat Gun: Alat ini digunakan untuk mengeringkan tinta setelah dicetak di kaos. Heat gun atau hair dryer biasanya dibanderol mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu.

2. Modal Bahan Baku

Selain alat, modal bahan baku juga perlu dipersiapkan. Berikut beberapa bahan yang wajib kamu miliki:

  • Kaos atau Bahan Lainnya

Dalam bisnis sablon, kaos polos adalah bahan utama yang paling umum digunakan. kamu bisa memilih berbagai jenis kain, seperti katun combed, polyester, atau CVC (Cotton Viscose). Harga kaos polos bervariasi, tergantung kualitas dan ketebalan bahan. Kaos dengan bahan katun combed 24s misalnya, biasanya dibanderol mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu per kaos.

  • Tinta Sablon

Untuk sablon digital, kamu memerlukan tinta printer yang sesuai dengan mesin DTG. Sedangkan untuk sablon manual, kamu perlu memilih tinta yang sesuai dengan jenis bahan yang akan disablon, seperti plastisol untuk kaos katun atau tinta water-based untuk bahan lain. Harga tinta bervariasi tergantung jenisnya, dan seringkali dibeli dalam jumlah besar untuk menghemat biaya.

  • Transfer Paper (untuk Sablon Digital)

Jika kamu menggunakan metode sablon digital dengan mesin DTG atau printer sublimasi, kamu juga membutuhkan transfer paper atau kertas khusus yang digunakan untuk mentransfer gambar ke media. Harga transfer paper biasanya sekitar Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu per pak tergantung kualitasnya.

3. Modal Tenaga Kerja yang Harus Disiapkan untuk Bisnis Sablon

Jika bisnis sablon ini masih dalam skala kecil, mungkin kamu bisa memulainya sendiri. Namun, seiring perkembangan bisnis, kamu akan membutuhkan bantuan tenaga kerja, terutama untuk:

Desainer Grafis: Jika kamu kurang mahir dalam desain, mempekerjakan desainer grafis akan sangat membantu. Gaji desainer grafis biasanya bervariasi, mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 5 juta per bulan, tergantung keahlian dan lokasi.

Operator Mesin: Untuk mengoperasikan mesin sablon digital atau manual, kamu mungkin membutuhkan seorang operator yang terampil. Gaji operator berkisar antara Rp 2,5 juta hingga Rp 4 juta per bulan.

4. Modal Operasional

Modal operasional juga sangat penting untuk kelancaran bisnis kamu. Berikut beberapa aspek yang perlu diperhatikan:

Listrik dan Air: Mesin sablon, terutama mesin digital seperti DTG dan heat press, memerlukan daya listrik yang cukup besar. Pastikan kamu menghitung biaya listrik yang akan meningkat.

Penyewaan Tempat: Jika kamu belum memiliki tempat usaha sendiri, menyewa ruko atau kios mungkin menjadi pilihan. Harga sewa tergantung pada lokasi dan ukuran tempat, bisa mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 10 juta per bulan.

Biaya Promosi: Untuk memperkenalkan bisnis kamu, kamu perlu mengalokasikan dana untuk promosi, baik melalui media sosial, iklan online, atau cetak brosur. Biaya promosi sangat variatif, namun penting untuk dianggarkan agar bisnis dapat dikenal luas.

5. Modal Pengetahuan dan Keahlian

Terakhir, tapi tidak kalah penting, adalah modal pengetahuan dan keahlian. Bisnis sablon, baik digital maupun konvensional, membutuhkan pemahaman teknik dan keterampilan dalam mencetak. Beberapa hal yang perlu dipelajari adalah:

  • Teknik mencetak yang benar agar hasilnya tidak cacat.
  • Pemahaman jenis-jenis tinta dan bahan.
  • Penguasaan software desain grafis.

Untuk mendapatkan pengetahuan ini, kamu bisa mengikuti kursus atau pelatihan sablon. Biaya kursus sablon bervariasi tergantung dari materi dan durasi, biasanya berkisar antara Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta.

Memulai bisnis sablon, baik digital maupun konvensional, memang membutuhkan modal yang cukup besar, baik dalam bentuk alat, bahan baku, maupun pengetahuan. Untuk sablon digital, kamu perlu mempersiapkan printer DTG, komputer, dan mesin press. Sedangkan untuk sablon konvensional, peralatan seperti screen, rakel, dan meja sablon menjadi kebutuhan utama. Selain itu, bahan baku seperti kaos, tinta, dan transfer paper juga harus dianggarkan. Jangan lupa, modal operasional seperti biaya listrik, tempat, dan promosi juga harus diperhitungkan agar bisnis berjalan lancar.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan