Industri Alat Kesehatan di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, terutama dalam beberapa tahun terakhir di tengah pandemi Covid-19 dan upaya pemerintah untuk memperkuat sektor layanan kesehatan.
Permintaan produk kesehatan yang tinggi, baik di tingkat nasional maupun internasional, telah membuka peluang signifikan bagi pengembangan industri nasional di bidang ini.
Meskipun demikian, tantangan yang dihadapi oleh industri alat kesehatan dalam negeri tidak dapat diabaikan.
Penguasaan teknologi, khususnya dalam menghasilkan produk dengan teknologi medium-high, masih menjadi fokus utama.
Kerja Sama dan Kolaborasi Antara Industri Alkes Nasional dan Perusahaan Teknologi
Kementerian Perindustrian berusaha untuk mengatasi tantangan ini dengan mendorong kerja sama antara industri alat kesehatan lokal dan pemilik teknologi global.
Proses transfer pengetahuan diharapkan dapat mempercepat pengembangan teknologi di dalam negeri, seperti yang diungkapkan oleh Taufiek Bawazier, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin.
Salah satu langkah konkrit dalam mendorong kerja sama ini terlihat dalam dukungan Kemenperin terhadap kerja sama antara PT. Graha Teknomedika (GTM) dan Surgiris, perusahaan manufaktur lampu operasi terkemuka asal Perancis.
Pada Pameran Arab Health 2024 di Dubai, penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara kedua pihak menjadi bukti nyata komitmen untuk memperkuat daya saing industri alat kesehatan nasional.
Sopar Halomoan Sirait, Sekretaris Direktorat Jenderal ILMATE, mengungkapkan bahwa total nilai transaksi yang ditargetkan dari kerja sama ini mencapai 1 juta euro untuk tiga tahun ke depan.
Jadi Sektor Prioritas dalam Penumbuhan Industri Manufaktur Nasional
Industri alat kesehatan diidentifikasi sebagai sektor prioritas dalam program penumbuhan industri manufaktur nasional, dan kerja sama ini diharapkan dapat memberikan dorongan signifikan.
Kerja sama ini juga menciptakan peluang bagi PT GTM dan Surgiris untuk berkolaborasi dalam memproduksi lampu operasi berteknologi canggih di fasilitas manufaktur GTM di Indonesia.
Direktur Operasional GTM, dr. Prima Yuriandro, menekankan bahwa kesepakatan ini tidak hanya akan memenuhi kebutuhan pasar yang belum memiliki lampu operasi berteknologi tinggi, tetapi juga akan memungkinkan PT GTM untuk terus mengembangkan produk alat kesehatan di dalam negeri.
Dengan demikian, kerja sama ini bukan hanya tentang memenuhi permintaan pasar, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk meningkatkan daya saing industri alat kesehatan Indonesia secara global.
Melalui transfer pengetahuan dan pengembangan produk lokal, diharapkan industri ini dapat terus tumbuh dan memainkan peran penting dalam mendukung ketahanan nasional di sektor kesehatan.