Korea Selatan telah menjalin kemitraan erat dengan Indonesia dalam upayanya untuk meningkatkan rantai pasokan baterai dan komponen kendaraan listrik. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi ketergantungan mereka pada China.
Langkah ini menunjukkan keseriusan Korea Selatan dalam mengembangkan mobil listrik dan rantai pasokan mereka, sebagaimana dilaporkan oleh Wapcar pada Rabu (13/9/2023).
Selama pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi ke-43 ASEAN di Jakarta pekan lalu, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol bahkan membawa para konglomerat dari negaranya untuk menunjukkan keseriusan mereka terhadap Indonesia.
Para konglomerat ini termasuk Ketua Eksekutif Hyundai Motor Group, Chung Euisun, Ketua LG Group, Koo Kwang-mo, Ketua Lotte Group, Shin Dong-bin, dan Ketua LS, Koo Ja-eun. Mereka akan terlibat dalam berbagai kegiatan bisnis di Indonesia, termasuk penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan berbagai perusahaan Indonesia, yang berjumlah sekitar 20.
Shin Yoon-seong, seorang peneliti di Institut Ekonomi dan Perdagangan Industri Korea, menekankan pentingnya bekerja sama dengan Indonesia, yang memiliki sumber daya bahan mentah yang melimpah seperti timah, mangan, bauksit, kobalt, dan nikel.
Kurangi Ketergantungan Terhadap Tiongkok
Para ahli di Korea Selatan melihat Indonesia sebagai kunci untuk mengurangi ketergantungan mereka pada China, terutama dalam rantai pasokan kendaraan listrik dan baterai yang sedang berkembang. Mereka juga ingin mengikuti keputusan Amerika Serikat dan Eropa yang menghindari bekerja sama dengan China dalam pasar mobil listrik global.
Kim Da-jong, seorang profesor bisnis di Universitas Sejong, menyatakan, “Penting secara strategis untuk menciptakan sinergi yang saling menguntungkan dengan negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia yang memiliki cadangan mineral dan bahan mentah yang melimpah.”
Terkait dengan perkembangan bisnis kendaraan listrik di Indonesia, Hyundai terus meningkatkan kehadirannya. Mereka telah menjual 3.913 unit mobil listrik, termasuk Hyundai Ioniq 5 dan Hyundai Ioniq 6, serta telah memulai pembangunan pabrik baterai mobil listrik.
Diperkirakan pabrik baterai ini akan beroperasi pada tahun 2024. Korea Selatan berkomitmen untuk menjalin kemitraan yang kuat dengan Indonesia guna memastikan kelangsungan rantai pasokan kendaraan listrik dan memanfaatkan sumber daya bahan mentah yang melimpah yang dimiliki oleh Indonesia.