Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Bisnis Panas Ekstrem di AS Membuat Bisnis Terganggu, Suhu Tertinggi Hingga 119 Derajat...

Panas Ekstrem di AS Membuat Bisnis Terganggu, Suhu Tertinggi Hingga 119 Derajat Fahrenheit!

0
Panas Ekstrem di AS Membuat Bisnis Terganggu, Suhu Tertinggi Hingga 119 Derajat Fahrenheit!

Panas ekstrem yang melanda Amerika Serikat (AS) telah menyebabkan dampak serius pada berbagai bisnis, terutama di kota Phoenix, Arizona. Baru-baru ini, suhu mencapai 119 derajat Fahrenheit atau sekitar 48,3 derajat Celsius.

Lyn Thomas, seorang pemilik bisnis, merasakan langsung bagaimana bisnisnya terpengaruh oleh suhu panas yang tak wajar ini. Biasanya, ia membuka truk makanan di beberapa lokasi yang ramai pelanggan. Namun, panas yang menyengat membuatnya terpaksa menghentikan operasional truk dan menunggu pelanggan.

Untuk mengatasi situasi ini, ia pun melakukan adaptasi dengan membangun bisnis katering sementara. “Suhu panas sangat menyedihkan, sulit untuk dijelaskan, udara terasa begitu panas. Bahkan saat matahari terbenam di malam hari, suhu masih terasa tinggi,” ujarnya seperti yang dikutip dari CNN International, pada Senin (24/7/2023).

Dampak Kerugian

Tidak hanya berdampak pada bisnis Lyn Thomas, panas ekstrem juga memiliki konsekuensi yang luas. Berdasarkan penelitian terbaru, suhu panas yang ekstrem diperkirakan dapat menyebabkan kerugian produktivitas sebesar US$100 miliar per tahun atau sekitar Rp1.500 triliun di AS saja. Jika tidak ditangani dengan baik, dampak ini bahkan dapat menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi global hingga seperenam pada tahun 2100.

“Panas merusak kinerja kita, mengurangi konsentrasi, mempengaruhi koordinasi tangan-mata, merasa lelah, dan dapat menyebabkan kesalahan,” kata Kathy Baughman McLeod, direktur Pusat Ketahanan Yayasan Adrienne Arsht-Rockefeller di Dewan Atlantik. Pada tahun 2021, yayasan tersebut telah merilis laporan yang menganalisis potensi kerugian produktivitas mencapai US$100 miliar.

Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Chris Lafakis, direktur penelitian ekonomi Moody’s Analytics. Ia menulis, “Gelombang panas baru-baru ini dan suhu musim panas yang terik menunjukkan biaya ekonomi dari tekanan panas.”

Selain menyebabkan dampak kesehatan yang serius, gelombang panas juga berpotensi mengganggu kelangsungan usaha dan infrastruktur. Beban pada jaringan listrik regional meningkat, biaya dan ketersediaan pendingin ruangan juga terdampak.

Para pekerja, terutama yang bekerja di luar ruangan, akan mengalami penurunan produktivitas yang signifikan saat suhu panas mencapai titik ekstrem. Moody’s Analytics memperkirakan bahwa risiko fisik kronis akibat tekanan panas dapat mengurangi Produk Domestik Bruto (PDB) dunia hingga 17,6% pada tahun 2100.

Panas ekstrem telah menjadi perhatian bagi industri yang beroperasi di luar ruangan selama beberapa waktu terakhir. Namun, Joshua Graff Zivin, seorang ekonom dan profesor dari Universitas California San Diego yang telah mempelajari efek panas pada pekerja, menyatakan bahwa sifat yang semakin ekstrim dari peristiwa ini akan semakin menjadi hambatan bagi bisnis dan ekonomi di masa depan.

Dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas gelombang panas, penting bagi bisnis dan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah proaktif dalam mengatasi dampaknya. Peningkatan adaptasi dan penanganan suhu panas yang ekstrem menjadi kunci untuk menjaga kelangsungan usaha dan ekonomi yang berkelanjutan.

Exit mobile version