Pertamina Catat Laba Bersih Tertinggi dalam Sejarah: US$3,81 Miliar pada Tahun 2022

0
756
Laba Pertamina
Pertamina Catat Laba Bersih Tertinggi dalam Sejarah: US$3,81 Miliar pada Tahun 2022
Pojok Bisnis

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan faktor-faktor yang mendorong perolehan laba bersih sebesar US$ 3,81 miliar pada tahun 2022. Laba bersih tersebut setara dengan Rp 56,61 triliun dan merupakan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah Pertamina, perusahaan BUMN di sektor minyak dan gas.

Nicke menyebutkan bahwa laba Perseroan pada tahun 2022 mengalami peningkatan sebesar 86 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang mencapai US$ 2,05 miliar atau sekitar Rp 29,3 triliun.

“Dalam tahun 2022, kami berhasil mencatat kinerja tertinggi dalam sejarah Pertamina. Kami berhasil mencatatkan keuntungan sebesar US$ 3,81 miliar atau Rp 56,61 triliun, dengan pendapatan meningkat sebesar 48 persen menjadi US$ 85 miliar. Jadi, sekitar sepertiganya berasal dari APBN,” ujar Nicke dalam konferensi pers di Jakarta, pada Selasa, 6 Juni 2022.

Nicke juga menjelaskan bahwa pendapatan total Pertamina sepanjang tahun 2022 mencapai US$ 84,89 miliar atau sekitar Rp 1.262,34 triliun. Sementara itu, Pendapatan Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) mencapai US$ 13,59 miliar atau sekitar Rp 202,14 triliun. EBITDA Perseroan mengalami kenaikan sebesar 47 persen secara tahunan (yoy).

Top Mortar gak takut hujan reels

Nicke memastikan bahwa pencapaian tersebut bukan disebabkan oleh keuntungan mendadak atau pengaruh lonjakan harga komoditas minyak mentah Indonesia atau ICP. Peningkatan kinerja tersebut, menurut Nicke, merupakan hasil kontribusi dari para staf dan keberhasilan perusahaan dalam menekan berbagai biaya.

Nicke menegaskan, “Ada yang berpendapat bahwa ini terjadi karena pengikatan dengan ICP, namun kita pernah mengalami kurs tinggi pada beberapa tahun sebelumnya. ICP kita juga pernah melebihi 100, tetapi pencapaian tidak demikian.” Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pertamina tidak tergantung pada faktor eksternal semata.

Nicke memberikan contoh keberhasilan Pertamina dalam pemotongan biaya dengan membandingkan kinerja pada tahun 2022 dengan tahun 2012 dan 2014. “Jika kita melihat persentase biaya pada tahun 2012 dan 2014, sekitar 93-94 persen. Namun, pada tahun 2022, persentasenya hanya 89 persen. Artinya, terdapat penghematan sebesar 4 persen hingga 5 persen,” jelasnya.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan