Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Bisnis Analisis Kinerja Keuangan dan Dampak Auto Reject Bawah (ARB) pada Investor

Analisis Kinerja Keuangan dan Dampak Auto Reject Bawah (ARB) pada Investor

0
Analisis Kinerja Keuangan dan Dampak Auto Reject Bawah (ARB) pada Investor

Saham emiten teknologi PT Indosterling Technomedia Tbk (TECH) telah menjadi familiar dengan batas auto reject bawah (ARB) sebesar 7%. Situasi ini telah berulang sejak akhir Februari tahun ini.

Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa pada pukul 14.31 WIB, saham TECH mengalami penurunan tajam sebesar 6,67% menjadi Rp154/saham. Meskipun nilai transaksi terbilang kecil, hanya sebesar Rp96,82 juta dengan volume saham sebanyak 628 ribu lembar.

Seiring seringnya terjadi ARB sejak bulan kedua tahun 2023, saham TECH telah turun sebesar 96,15% secara year to date (YtD).

Sebagai contoh, jika seorang investor mengoleksi saham TECH sejak awal tahun dengan nilai investasi Rp100 juta, ia akan mengalami potensi kerugian (floating loss) sebesar Rp96 juta. Artinya, hanya tersisa sekitar Rp4 juta dari dana tersebut.

Untuk sedikit melihat masa lalu, pada akhir tahun 2021 saat euforia saham teknologi sedang tinggi, harga saham TECH sempat melonjak hingga mencapai angka Rp9.500. Meskipun valuasinya sangat tinggi, para investor saat itu tetap antusias untuk membeli saham TECH.

Namun, kinerja keuangan TECH memang sangat buruk. Pendapatan bersih perusahaan turun 91,80% secara tahunan (yoy) menjadi hanya Rp370,80 juta pada kuartal I 2023. Pada periode yang sama tahun 2022, perusahaan masih berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp4,52 miliar.

Penjualan perangkat lunak hanya menyumbang Rp370,35 juta pada triwulan I 2023, turun drastis dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp2,63 miliar.

Sementara itu, kontribusi dari segmen perangkat keras hanya sebesar Rp441 ribu, jauh berkurang dari kuartal I 2023 yang mencapai Rp1,60 juta.

Di sisi lain, jasa dan pemeliharaan sama sekali tidak memberikan kontribusi pendapatan pada kuartal I tahun ini. Padahal, pada kuartal I 2022, segmen tersebut berhasil memberikan kontribusi sebesar Rp1,88 miliar.

Arus kas operasional TECH juga menunjukkan angka minus sebesar Rp836,61 miliar per 31 Maret 2023, akibat minimnya penerimaan dari pelanggan yang hanya mencapai Rp398,77 miliar.

Exit mobile version