Berempat.com – Salah satu perusahaan rintisan teknologi finansial berbasis Syariah, ALAMI optimis pendanaan syariah kepada pengusaha perempuan di Indonesia akan meningkat. Pasalnya, CEO ALAMI Dima Djani mengungkapkan bahwa saat ini keberadaan pengusaha perempuan mendominasi bisnis UKM dan sektor kreatif di Indonesia.
Dima mengacu pada laporan Profil Usaha/Perusahaan 16 Suksektor Ekraf Berdasarkan Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang menyebut 54,96% sektor usaha dimiliki oleh pengusaha perempuan.
“Jumlah ini pastinya akan terus meningkat seiring dengan pengaruh teknologi dan pesatnya arus informasi. Namun yang mesti perlu diperhatikan adalah bagaimana agar bisnis-bisnis ini menjadi sustainable atau tetap bertahan di tengah gempuran kompetisi,” ujar Dima dalam keterangan resminya yang diterima Berempat.com, Selasa (7/8).
Namun, kendati pengusaha perempuan cukup mendominasi sektor usaha, Dima justru menyoroti banyaknya pengusaha perempuan yang lebih memilih meminjam uang ke lembaga non-bank. Hal tersebut diketahuinya berdasarkan data International Financial Institution (IFC) tahun 2016 yang menyebut 40% perempuan tak meminjam uang ke bank karena persyaratan yang rumit.
Padahal, studi tersebut juga menemukan bahwa perempuan memiliki risiko kredit macet lebih rendah dibandingkan pria.
Namun, Dima berpendapat bahwa banyaknya perempuan memilih non-bank lantaran minimnya informasi yang sampai ke mereka terhadap produk perbankan. Hal tersebut yang kemudian diakui Dima menjadi alasan ALAMI hadir.
“Menjembatani akses ke permodalan dengan sumber-sumber perdanaan yang lebih berkah, kami yakini dapat menyebarkan semangat kewirusahaan yang lebih kuat lagi bagi kalangan pengusaha-pengusaha muda di Indonesia,” ungkap Dima.
Selain itu, Dima pun mengaku optimis bahwa pelayanan yang ditawarkan ALAMI dapat mendukung penetrasi pendanaan syariah melalui usaha yang dikelola pengusaha perempuan di Indonesia.
“Jika bicara usaha yang dirintis oleh perempuan khususnya, 51% usaha kecil dan 34% usaha menengah dimiliki oleh perempuan. Angka ini menunjukkan potensi pasar yang masih sangat luas untuk dilayani oleh ALAMI, sekaligus mampu memberikan kami ruang untuk berkontribusi dalam mendorong penetrasi inklusi keuangan syariah di Indonesia,” tambah Dima.
ALAMI secara khusus menyasar kelompok masyarakat dengan latar belakang pengusaha. Alasannya, pengusaha UKM ini sangat mengandalkan sosok pemilik bisnis yang justru kerap dihadapkan dengan keterbatasan waktu, pilihan dan minimnya informasi sumber pendanaan yang cocok dengan kondisi keuangan bisnisnya.
“Kondisi ini bisa berkali-kali lipat lebih menantang bagi pengusaha perempuan. Karenanya, kami berharap, ALAMI juga mampu menjadi sarana yang mendukung ekosistem bagi wirausaha perempuan. Tujuannya agar mereka bisa lebih mengembangkan usaha dengan pendanaan syariah dan meningkatkan dampak bagi masyarakat sekitar,” tutup Dima.
Saat ini, ALAMI yang mengusung teknologi aggregator dan credit scoring yang transparan optimis bisa memberikan banyak nilai tambah, baik bagi nasabah dan perbankan syariah yang bermitra dengan ALAMI. Meskipun ALAMI mengambil posisi sebagai penengah antara nasabah dan lembaga keuangan syariah, Dima menyatakan bisnisnya sangat relevan dengan ekosistem bisnis UKM Indonesia saat ini.